Beritaterheboh.com - CUCI MUKA DENGAN AIR DI DULANG. Perhatikan berita iNews. Televisi berita di bawah komando MNC milik Hari Tanoe i...
Beritaterheboh.com - CUCI MUKA DENGAN AIR DI DULANG. Perhatikan berita iNews. Televisi berita di bawah komando MNC milik Hari Tanoe ini terasa jadi garda terdepan pemberitaan GMNF-MUI. Bahkan statiun televisi ini terkesan menjadi salah satu corong penolakan Gubernur Non Muslim DKI Jakarta.
Ketika aksi 411 dan 212 kemarin, berita yang ditampilkan iNews juga terkesan memihak. Lebih tepatnya malah mengompori peserta aksi. Ini semakin menguatkan persepsi publik bahwa MNC TV berdiri mensokong gerakan anti Ahok.
Sebetulnya bukan soal Ahoknya. Orang sah saja menolak Ahok karena tidak setuju dengan programnya. Tapi menolak Ahok karena agamanya, itu jelas melanggar UUD yang menjamin hak semua warga untuk memilih dan dipilih. Penolakan itu adalah pendidikan politik yang buruk.
Politisi memang berbeda dengan pedagang. Indonesia butuh politisi berwatak negarawan. Juga butuh pedagang yang memiliki komitmen kebangsaan. Politisi tanpa sifat negawaran, dan pedang yang sama sekali tidak punya komitmen kebangsaan yang dilakukan cuma mau ambil untung dari negeri ini.
Dan yang paling merusak adalah orang yang gemar memperdagangkan isu politik.
iNews adalah satu-satunya TV yang menggelar siaran langsung acara tabligh akbar di pulau seribu. Acara yang dikomandoi GNPF-MUI ini menghadirkan Aa Gym dan Irene Handono sebagai penceramah.
Orang gampang membaca bahwa acara terebut tidak lepas kaitannya dengan persidangan Ahok. Pasalnya sampai saat ini tidak ada satu pun penduduk Pulau Seribu, khususnya mereka yang mendengar langsung pidato Ahok yang merasa ada pelecehan agama.
Yang justru teriak-teriak ada pelecehan justru mereka yang cuma menyaksikan dari potongan video saja. Ini yang menjadi bahan tertawaan publik. Apalagi Novel Bamukmin malah menuding penduduk Pulau Seribu kurang imannya.
Tablig Akbar di P. Pramuka sendiri kempes di tengah jalan. Orang melihat itu cuma acara kompor berkaitan dengan kasus Ahok. Bukan ceramah agama murni. Warga pulau bahkan terang-terangan menyatakan tidak setuju diadakan acara tersebut. Akibatnya yang hadir cuma segelintir.
Panggung Aa Gym sepi peminat. Bahkan dalam ceramaahnya Aa Gym yang sebelumnya garang menyerang Ahok malah melembek. "Saya sih, gak masalah siapa aja jadi Gubernur. Saya ini apa sih. Bukan siapa-siapa."
Karena pengunjung secuil, iNews malu hati membuat siaran langsung. Awalnya di layar TV yang dimunculkan sisi panggung. Sementara gambar dari sisi penonton tidak disorot. Yang lebih sering malah mereka menampilkan potongan gambar aksi 212 di Monas. Mungkin itu usaha untuk menarik masa ke acara.
Tapi karena memang penduduk P. Pramuka sudah antipati, pengunjung gak juga bertambah. Akhirnya, iNews menghentikan acara siaran langsung. iNews juga menyiarkan sholat subuh berjamaah di salah satu masjid yang ceramahnya dijadikan ajang maki-maki dan kampanye politik.
Secara jurnalistik, konten semua media memang urusannya Dewan Pers. Tapi publik juga gak bodoh-bodoh amat. Hari Tanoe selain pemilik MNC adalah juga Ketua Partai Perindo yang sedang gencar-gencarnya sosialisasi. Dia juga orang yang kecewa dengan Nasdem dan Surya Paloh sang pemilik Metro TV. Juga terhadap kebijakan Ahok yang merugikan bisnisnya. Jika posisi pemberitaan iNews seolah berseberangan dengan Metro TV, orang bisa menengok ke latar belakangnya.
Tapi yang aneh, ketika iNews tampak gegap gempita memfasilitasi penolakan terhadap Ahok. Apakah itu tidak menampar muka Hari Tanoe sendiri : dia, sama seperti Ahok, adalah non-muslim keturunan Tionghoa. Bagaimana televisi miliknya bisa ikut aktif menolak pemimpin non-muslim?
Ini bukan saja menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Tapi benar-benar cuci muka dengan air di dulang biar orang menyangka dia sedang berwudhu... (Eko Kuntadhi via dobrak.net)