Beritaterheboh.com - Kenapa Habib Rizieq & FPI sangat"sakti"? Bocoran Wikileaks juga mengatakan bahwa mantan Kapolda ...
Beritaterheboh.com - Kenapa Habib Rizieq & FPI sangat"sakti"? Bocoran Wikileaks juga mengatakan bahwa mantan Kapolda Metro Jaya, Komjen (purn) Nugroho Djajusman, sebgai tokoh yang ‘dihormati’ di lingkungan FPI.
Bocoran Wikileaks menyebutkan bahwa FPI mempunyai kedekatan dengan Nugroho Djajusman, dan Nugroho telah mengakui hal itu kepada pejabat Kedubes AS. "Tapi Nugroho membela diri dengan mengatakan bahwa suatu hal yang lumrah ia memiliki kontak dengan semua organisasi, termasuk FPI, karena posisinya saat itu sebagai Kapolda Metro Jaya,"
Wikileaks membocorkan jika mantan Kapolri jaman SBY , Jenderal Sutanto membiayai FPI dan menghentikan pada februari 2006 gara-gara FPI mendemo Kedubes AS Untuk kasus "kartun Nabi Muhammad".
Dan saat terjadi demonstrasi disertai aksi kekerasan oleh massa FPI, Sutanto terpaksa harus menelepon dan meminta bantuan Nugroho sebagai tokoh yang dihormati di lingkungan FPI.
"Nugroho kemudian mengatakan kepada pejabat Kedutaan AS bahwa dia kemudian menelepon Ketua FPI, Habib Rizieq, dan mengatur penyerahan diri tiga orang anggota FPI, yang mengatur kekerasan di depan Kedubes AS," ungkap bocoran kawat diplomatik tersebut.
Kita tarik kebelakang lagi Habib Rizieq ternyata sangat dekat sekali dengan Militer, dalam buku (JEJAK KUDETA (1997-2005): Catatan Harian Jenderal (Purn) TNI Djadja Suparman Hal: 309) tgl 10 Mei 2000, di kamar 620 Hotel ada rapat yg dihadiri Wiranto, Djaja Suparman, Sjafrie Syamsudin, Zaky Makarim, Fuad Bawazier, Hariman Siregar, Muslim Abdurahman, Burzah Zarnubi, Habib Rizieq,Egy Sudjana dan berapa Ormas kanan lainya. Pokok Bahasanya adalah : Mendorong Aksi-Aksi separatis di berbagai Kota, Penetrasi, Penunggangan, Provokasi terhadap Aksi Mahasiswa di jalan Cendana yang menuntut Adili Suharto Agar jadi Aksi Anarkis yang mengupayakan Aksi itu menyebar ke seluruh Ibukota.Tugas Habib Rizieq adalah Memobilisasi Massa FPI untuk melakukan sweeping malam dengan target memancing kerusuhan biar meluas.
Dalam buku (JEJAK KUDETA (1997-2005): Catatan Harian Jenderal (Purn) TNI Djadja Suparman, Hal 318) Ada Pertanyaan pada Jenderal Djaja Supratman yang menanyakan Apakah jenderal masih ada di kepengurusan FPI? walaupun ndak tegas menjawabnya secara tersirat bisa saya tangkap jawabanya disana (diplomatis)
Terus Kenapa FPI sangat membenci GusDur?
Karena saat Presiden Habibie menjabat Presiden tak berani Mengadili Suharto padahal saat itu Mahasiswa dan gerakan Prodemokrasi masih gencar menuntut pengadilan itu mereka Cendana dan Jenderal-jenderal loyalis Suharto membuat upaya pencegahan dan Habibie ternyata tak berani kemudian ada sidang Istemewa kebetulan Kandidat kuatnya Megawati karena PDI-P pemenang Pemilu & GusDUR ..Cendana dan Loyalisnya tidak mau Suharto diadili karena kuwatir Megawati akan membalaskan dendam Bapaknya Sukarno dengan Intrik Poilitik maka dipilihlah GusDur lewat trik licik poros tengah yg di motori Amien Ra'is dan Yusril , Akbar Tanjung akhirnya terpilihlah GusDur jadi Presiden.
Tapi GusDur ternyata "susah" di pegang dan Suharto tetap saja mau di adili dan Akhirnya GusDur "gantian" di kerjai. Saat Gusdur jadi Presiden "karena " tidak patuh pada settingan "poros Tengah" dan tetep berkeras mau adili Suharto ...Gusdur seperti Jokowi saat ini diserang dengan HOAX dan fitnah hanpir setiap hari, juga di serang dengan aksi separatis dan demo-demo dari Mahasiswa "kanan" yang di motori BEM-seindonesia yang isinya dari HMI juga di demo oleh Ormas-ormas Islam . GusDur lewat Inteljenya ( yg dikatakan oleh lawan politik sebagai tukang bisik) bahwa selain Cendana ada TW yg biayai demo2 itu.
Kemudian GusDur memerintahkan Kapolda MetroJaya untuk menangkap TW dan sungguh luar biasa Komjen Nugroho Jayusman menolak perintah Presiden panglima tertinggi TNI dan Polri dan sejak saat itu pula Habib Rizieq dan FPI semakin kasar menyerang GusDur sampai kejatuhan beliau dari Kursi kekuasaanya.
Siapakah Nugroho Djayusman ? beliaulah yang membesarkan FPI bersama dgn Jenderal Djaja Supratman, di kalangan Aktivis Radikal kanan, walaupun tak pernah jadi "kapolri benaran " akibat di jegal Presiden Megawati gagal jadi Kapolri , disebut-sebut sebagai "kapolri sepanjang Massa" karena berkat Komjen Nugroho Djayusman suskes membuat FPI menjadi "rekanan POLRI" yg disebut2 oleh amerika FPI adalah sekadar "Attack Dog" tapi bagi Polri adalah peliharaan yg baik untuk memainkan permainan politiknya.
Bukan Rahasia lagi bahkan Jenderal Tito yg waktu itu jadi Kapolda Metrojaya seperti "tak berdaya" waktu FPI menSweeping Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi dan janganlah Heran jika Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menyambut Habib Rizieq dgn saat Istimewa seakan-akan ketua ormas ini adalah pejabat tinggi yg jenjangnya ada diatasnya.
POLRI (terutama Jenderal Tito) perlu melakukan pembersihan di dalam jajaranya "Anjing peliharaanya" sudah mulai ngawur gonggongi tuanya. Jelas "simbiosis Mutualism" antara POLRI & FPI sudah membahayakan keutuhan negara.
Bagaimana dengan TNI? bagaimana Hubunganya dengan FPI ? juga hubunganya dengan Radikalis sini, akan saya bahas lain waktu (bersambung)
Budi Prasetyo
Baca juga:
- Nah Loh..! Pecalang dan Tokoh Muslim Bali Akan Polisikan Jubir FPI Munarman
-YESS....!! Bukti-bukti Sudah Kuat, Sebentar Lagi Habib Rizieq Dijadikan Tersangka!
- Habib Luthfi: Orang Bertakwa Harus Jadi Pengayom, Bukan Pemecah Belah Bangsa
- FPI Jangan Iri Ya, Ahok Diundang Habib Sting Alaydrus untuk Ziarah dan Disambut di Makam Keramat Mbah Priuk
-Kuota Haji Indonesia Naik, Bukti Pemerintah Peduli Pada Umat Islam