Beritaterheboh.com - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menegaskan, lambang yang digunakan PMI selama ini berbeda de...
Beritaterheboh.com - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menegaskan, lambang yang digunakan PMI selama ini berbeda dengan simbol agama tertentu. Kalla pun meminta agar para pihak tidak menganggap lambang itu sebagai lambang yang sama.
“Palang merah itu (lambangnya) simetris, sedangkan salib itu kakinya panjang,” kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden RI itu saat rapat dengar pendapat umum dengan Komisi IX di Kompleks Parlemen, Rabu (8/2/2017).
Kalla menjelaskan, lambang plus pada palang merah merupakan simbol penghormatan kepada Henry Dunant, tokoh kemanusiaan asal Swiss. Dunant mencetuskan misi kemanusiaan usai menyaksikan Perang Solferino pada 1859 silam.
Dewasa ini, ia menambahkan, lambang itu diciptakan oleh seorang ahli matematika muslim, Muhammad Ibn Musa Al Khawarizmi.
“Lambang yang sekarang diciptakan ahli matematika Islam, Muhammad Ibn Musa al Khawarizmi, biar tidak ada keraguan,” ujarnya.
Selain lambang tersebut, Wapres menyebut, ada lambang lain yang juga digunakan sebagai simbol palang merah, yaitu bulan sabit.
Ia mengatakan, lambang palang merah hanya dapat digunakan oleh petugas medis, relawan serta anggota militer non satuan tempur. Hal itu diatur dalam Konvensi Jenewa Tahun 1949.
"Lambang itu sebagai pengenal dan pelindung itu intinya. Kenapa begitu simpel karena dari jauh harus keliatan. Dari jarak 1 km harus keliatan karena kalau tidak bisa ketembak dia," kata JK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 8 Februari 2017.
JK menjelaskan, logo palang merah itu simetris. Berbeda dengan lambang salib yang bagian bawahnya lebih panjang. Inilah yang kerap menjadi perdebatan. Lambang PMI dianggap identik dengan lambang suatu agama tertentu.
"Jangan memberi suatu indikasi palang merah itu lambang agama. Karena yang mendirikan orang Swiss maka paling gampang saja gunakan lambang bendera terbalik. Karena ini sebagai tanda pengenal," jelas JK.
Memang ada lambang lainnya yang digunakan beberapa negara Islam. Lambang yang digunakan adalah bulan sabit. Lambang ini pertama Kali digunakan oleh Turki saat kerajaan Ottoman berperang dengan Yunani dan Rusia.
Untuk membedakan tentara Ottoman dengan lainnya, digunakan lambang bulan sabit. Lambang ini kemudian diikuti oleh 30 negara Islam lainnya, termasuk Malaysia. Keduanya memilih hak yang sama hanya berbeda lambang.
"Prinsip palang merah internasional, dalam satu negara hanya ada satu perwakilan palang merah atau bulan sabit. Tidak boleh pakai dua dia, atau dia organisasi. Yang boleh hanya lambang federasi. Yang boleh Pakai lambang ini yaitu tentara, relawan palang merah, fasilitas kesehatan, ambulans. Ini aturan internasional. Jadi lambang tidak boleh diperjualbelikan," tutur JK.
Selain itu, setiap negara dianjurkan memiliki ciri khas pada lambang palang merah. Karena itu Indonesia memilih tambahan bunga Melati yang mengelilingi lambang palang merah di tengah.
"Indonesia pilih lambang Melati. Bung Karno pilih pada kongres kelima," Jusuf Kalla menandaskan.
(tribunnews.com, liputan6.com)
baca juga: - Markobar Difitnah Mengandung Minyak Babi, Ini Jawaban Telak Gibran
- Antasari Azhar Meradang...! Ancam Serang Balik Kubu SBY dengan Ucapan Pedas Begini
- Memanas! SBY: Ahok Sebagai Pemicu Eskalasi Situasi Nasional
- Politisi Golkar Sindir SBY Agar Ikut Program Amnesti Pajak Supaya Paham Apa itu Amnesty Pajak
- Waduuh..! Bachtiar Nasir Diduga Cuci Uang Dana Aksi Bela Islam