Beritaterheboh.com - Sekretaris Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI) DPD DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin mengatakan, pengu...
Beritaterheboh.com - Sekretaris Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI) DPD DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin mengatakan, pengusiran terhadap calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat oleh sejumlah jemaah di acara tabligh akbar haul Presiden ke-2 Soeharto, adalah hal pantas dan wajib dilakukan.
"Kalau saya pribadi, ini saya pribadi melihat jemaah yang menolak daripada Djarot ini, itu adalah hal yang wajar. Djarot pantas diusir, bukan saja pantas tapi wajib yang namanya Djarot diusir," kata Habib Novel kepada Netralnews.com, Senin (13/3/2017).
Pasalnya, Novel menyebut bahwa Djarot adalah orang yang munafik lantaran telah mendukung terdakwa kasus dugaan penistaan agama yang juga pasangannya di Pilkada DKI 2017, calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Karena orang yang mendukung penista agama itu adalah orang munafik. Orang munafik itu ya kan sudah tidak bersaudara lagi dengan orang-orang atau saudara-saudara umat Islam yang ada di Jakarta, apalagi yang ada di At Tin," ungkapnya.
"Jadi saya mengambil keterangan, mengambil contoh, berdasarkan apa yang saya lihat itu, pantas dan wajar umat Islam yang ada di Masjid At Tin, mereka ingin acara zikir dan salawat itu tidak mau dikotori oleh orang-orang seperti Djarot. Djarot itu munafik," tegasnya.
Menurut Habib Novel, hal itu sesuai dengan apa yang ada kitab suci Al Quran, di mana mengharamkan umat Islam memilih pemimpin nonmuslim.
"Karena kan jelas dalam Al Quran itu ada 23 ayat yang haram memilih pemimpin kafir. Jadi ini ayat yang berbicara bukan saya. Saya menyampaikan atas nama pribadi di dalam Al-Quran itu ada 23 ayat yang mengharamkan untuk umat Islam ini memilih gubernur kafir," paparnya.
"Nah haramnya ini berat, 23 ayat ini sankinya itu adalah Allah memvonis orang-orang Islam yang memilih pemimpin kafir itu adalah orang yang berbuat zalim, fasik, murtad, dan munafik," jelas Habib Novel.
Sebelumnya, Djarot ditolak di acara tabligh akbar haul Presiden ke-2 Soeharto sekaligus peringatan Supersemar di Masjid At Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (11/3/2017) lalu.
Meski Djarot mendapat undangan sebagai tamu VIP, namun dia mendapat perlakukan yang kurang manusiawi. Kehadirannya ditolak bahkan disoraki. Dia baru bisa masuk setelah terjadi perdebatan yang cukup panjang dan alot.(netralnews.com)