Beritaterheboh.com - Pertanyaan "nakal" dari netizen muncul di tengah diskusi yang digelar PARA Syndicate dengan tema &q...
Beritaterheboh.com - Pertanyaan "nakal" dari netizen muncul di tengah diskusi yang digelar PARA Syndicate dengan tema "Setelah Pertemuan Jokowi-SBY: Membaca Pemilih Milenial Pilkada DKI" di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2017).
Seorang netizen yang memantau jalannya diskusi secara streaming bertanya kepada Ani Eliya, pengurus Komunitas Meme Anak Muda Indonesia sekaligus administrator Meme Komik Indonesia.
Ani menjadi salah satu narasumber dalam diskusi itu.
Sang netizen bertanya, "Mana yang lebih dipilih generasi milenial, apakah sosok Joko Widodo atau Susilo Bambang Yudhoyono?"
"Kalau disuruh milih Jokowi atau SBY, anak-anak generasi milenial sekarang lebih memilih Pak Jokowi," jawab Ani.
Ani mengatakan bahwa jawabannya cukup mewakili komunitasnya yang seluruhnya berusia 15-28 tahun.
Sosok Jokowi, menurut Ani, apa adanya dan sangat identik dengan slogan "kerja, kerja, kerja".
Rekam jejak Jokowi, khususnya di DKI Jakarta, juga sangat mengena bagi generasi milenial.
"Anak muda sekarang itu lebih lihat kerja nyatanya. Mereka butuh bukti," ujar dia.
Selain itu, sosok Jokowi juga dikenal sebagai sosok yang "gaul" dan seakan tidak ada batas dengan generasi muda.
Ani mencontohkan interaksi antara Jokowi dan penyanyi cantik Raisa di Istana Presiden, beberapa waktu lalu.
"Apalagi kemarin ada momennya Raisa memandangi Pak Jokowi. Wah itu langsung jadi tren," ujar dia.
Pengamat etika dan komunikasi politik Romo Benny Susetyo menilai, sosok Joko Widodo lebih melekat di benak generasi milenial Indonesia.
Sebabnya, generasi milenial memiliki parameter yang unik tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya bersikap.
"Generasi milenial suka dengan pemimpinnya tidak jaga image (Jaim), bisa dicengin (diledek). Mereka sangat suka pemimpin yang setara," ujar Benny dalam diskusi di Kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan pada Jumat (17/3/2017).
"Dalam hal ini, sosok Jokowi lebih disukai. Karena persepsi mereka itu, Jokowi bisa dicengin," lanjut dia.
Istilah dicengin atau dicela itu bukan dalam koridor sopan atau tidak sopan.
Namun lebih kepada sebuah hubungan yang luwes alias tidak kaku sehingga komunikasi bisa berjalan lancar, cenderung tak berbatas.
Sosok Jokowi yang luwes apa adanya, kata Benny, sangat diterima di kalangan generasi milenial.
"Generasi milenial itu tak suka pemimpin yang terkesan moralitas, hard feeling. Pemimpin itu harus yang bisa diajak guyon, dia bisa dicengin tadi dan dapat dijadikan teman," ujar Benny.
Oleh sebab itu, ketika ada sosok pemimpin yang dipandang formal, kaku atau bahkan jaga image, Benny yakin generasi milenial bakal menolaknya.
"Ketika generasi milenial melihat pemimpin itu ideologistis, lalu komunikasinya bukan dialog tapi monolog. Oh bagi mereka itu utopis dan jauh dari harapan mereka," ujar Benny.(tribunnews.com)