Beritaterheboh.com - Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Kramat Jati menemukan spanduk yang diindikasikan bernada SARA di ...
Beritaterheboh.com - Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Kramat Jati menemukan spanduk yang diindikasikan bernada SARA di lokasi kampanye calon wakil gubernur DKI, Sandiaga Uno, di Jalan Raya Tengah, Gang Musolah, RT 04 RW 09 Kampung Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Menurut pantau media nasional ini, pada hari ini, Rabu, tanggal 15 Maret 2017, pada spanduk itu terdapat gambar angka tiga dan gambar “Salam Bersama”, khas pasangan cagub-cawagub DKI nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Dalam spanduk itu tertulis “KJP, KJS, dan PPSU (Pasukan Orange) menggunakan APBD. Siapapun Gubernurnya KJP, KJS dan PPSU tetap ada dan pasti dilanjutkan. Ayo Kita Menangkan Calon Gubernur Muslim Untuk Jakarta”.
Pada bagian bawah spanduk tertera tulisan “Maju Kotanya Bahagia Warganya” dan “Warga Kampung Tengah”.
Spanduk ini dipasangan di tembok tempat Sandiaga Uno hendak berkampanye. Terpantau ada empat spanduk serupa yang dipasang.
Sandiaga sempat melewati jalur yang ada spanduk tersebut. Di sebuah masjid di lokasi, terdapat pula spanduk lain yang didominasi warna hijau dan isinya mengaitkan pilihan calon gubernur dengan agama.
http://megapolitan.kompas.com/read/2017/03/15/18233821/panwascam.temukan.indikasi.spanduk.bernada.sara.di.lokasi.kampanye.sandiaga
Anggota Panwascam Kramat Jati, Uni, yang dikonfirmasi dan telah melihat spanduk di lokasi ini, mengatakan bahwa spanduk yang dipasang di mushala menurutnya tidak menjadi masalah karena mungkin dibuat pihak musahala.
Hanya saja, menurut dia, ada indikasi bernada SARA dalam spanduk lain karena terdapat ajakan memilih gubernur berdasarkan agama.
Menurut Uni, ini sudah termasuk pelanggaran administrasi. “Ya termasuk pelanggaran administrasi kalau begini, karena sudah mengarah pada SARA. Harusnya di situ enggak perlu menyebut ‘Muslimnya’, jadi menghindari kata-kata SARA,” kata Uni, di lokasi kampanye Sandiaga tersebut, Rabu (15/3/2017) seperti yang diberitakan oleh media nasional ini.
Pihaknya masih menelusuri apakah spanduk itu dikeluarkan tim sukses Anies-Sandi atau tidak.
Selain itu, lanjut Uni, ada aturan yang menyebutkan bahwa pada putaran kedua tidak lagi diperbolehkan menggunakan alat peraga kampanye seperti spanduk dan banner.
“Di putaran kedua sudah tidak boleh ada APK, yang boleh pamflet dan stiker. Spanduk dan banner sudah enggak bisa,” ujar Uni seperti yang dilansir dalam media nasional ini.
Ia juga mengaku sudah meminta tim Anies-Sandi untuk menurunkan spanduk itu. Temuan ini menurutnya akan dilaporkan kepada pimpinannya.
“Sudah ada laporan, makanya saya foto-foto,” ujar Uni.
Sementara itu, sampai kampanye Sandiaga berakhir, spanduk tersebut terlihat baru diturunkan.
Seorang warga yang menurunkan spanduk itu dan mengaku bernama Soleh mengatakan, spanduk itu sengaja ia copot untuk dipasang di tempat lain. “Mau dipasang di tempat lain,” ujar dia sepeti yang dilansir oleh media nasional ini.
Yang menjadi pertanyaan penulis Seword, kenapa Sandiaga “DIAM” ketika dia melakukan kampanye di tempat tersebut ???
Kenapa Sandiaga “DIAM” melihat banyak spanduk kampanye hitam di saat dia melakukan kampanye di tempat tersebut ???
Kenapa Sandiaga tidak meminta pendukungnya untuk menurunkan spanduk kampanye hitam saat dia berada di lokasi kampanye ???
Apakah Sandiaga “setuju” dengan spanduk “kampanye hitam” tersebut ???
Apakah ini “membuktikan” bahwa benar jika pendukung Anies-Sandi “berada” di belakang spanduk “kampanye hitam” selama ini ???
Hal ini sangat dan sangat bertentangan dengan pernyataan Sandiaga sendiri beberapa waktu yang lalu. dalam sebuah wawancara, Sandiaga pernah mengatakan seperti ini :
“Sportifitas harus dijunjung tinggi. Bagaimanapun, kita jangan membalas. Kita doakan mereka saja supaya sportif,” sambungnya.
Sandiaga berjanji akan menjadi pemimpin yang mempersatukan. Ia ingin menjembatani semua kelompok yang berseberangan di Jakarta.
“Buat Jakarta ke depan, saya ingin menjadi ‘jembatan cinta’ yang mampu mempersatukan semua. Kami ingin Jakarta sejuk ke depan,” katanya seperti yang dimuat dalam media nasional ini.
Maaf Pak Sandiaga…
Bagaimana Anda bisa mengatakan akan menjunjung tinggi sportifitas, sedangkan Anda sendiri “membiarkan” banyaknya beredar spanduk “kampanye hitam” saat Anda melakukan kampanye hari ini di lokasi tersebut ???
Bagaimana Anda bisa berjanji akan menjadi pemimpin yang mempersatukan, sedangkan Anda “membiarkan” banyaknya beredar spanduk “kampanye hitam” saat Anda melakukan kampanye hari ini di lokasi tersebut ???
Bagaimana Anda ingin menjadi ‘jembatan cinta’ yang mampu mempersatukan semua, sedangkan Anda “membiarkan” banyaknya beredar spanduk kampanye hitam saat Anda melakukan kampanye hari ini di lokasi tersebut ???
Maaf Pak Sandiaga, berhentilah “bersandiwara”…..
Kami butuh pemimpin yang sesuai antara kata dan perbuatan, bukan pemimpin yang “bermulut manis” dan “pandai bersandiwara” untuk merajut tenun kebangsaan tapi pendukungnya malah merusak persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa….!!!
Kami butuh pemimpin yang sesuai antara kata dan perbuatan, bukan pemimpin yang “bermulut manis” dan “pandai bersandiwara” untuk merajut tenun kebangsaan tapi pendukungnya malah mempolitisasi ayat, mayat dan tempat ibadah demi kepentingan politik duniawi yang dapat merusak persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa….!!!
Sekian dari saya penulis Seword…
Penulis : Nafys Sumber : Seword .com via warta.co