Beritaterheboh.com - Entah darimana datangnya ide dukungan oleh Daeng Azis pada pasangan calon gubernur nomor 3 yang berlangsung ...
Beritaterheboh.com - Entah darimana datangnya ide dukungan oleh
Daeng Azis pada pasangan calon gubernur nomor 3 yang berlangsung pada
Sabtu sore kemarin, belum diketahui siapa penggagasnya. Yang jelas ini
sangat menarik untuk dibahas. Munculnya Azis di acara pengukuhan
dukungan yang diselenggarakan oleh Partai Bulan Bintang ( PBB ) menjadi
perhatian tersendiri dimata publik. Ada yang menarik disini, Azis datang
bersama antek-anteknya dan segera menuju kursi yang disediakan.
Bak tamu besar, kedatangan Azis disambut
dengan hangat oleh panitia acara. Azis yang awalnya duduk dibelakang,
diarahkan menuju barisan kursi paling depan bersandingan dengan
tokoh-tokoh lain yang hadir. Tentu hanya tamu-tamu istimewa yang boleh
duduk disana. Posisi Azis duduk pas berada dihadapan Anies yang pada
saat itu sedang melakukan sambutan diatas panggung.
Namun anehnya, Anies mengaku tidak tahu
jika pria yang biasa disapa Daeng Azis itu hadir bersama tamu undangan
yang lain. Bagi saya, tidak mungkin seorang Anies tidak mengenal Daeng
Azis, apalagi nama Daeng Azis sempat tenar diberbagai media saat ia
berususan dengan hukum soal Kalijodo.
Entah direncanakan atau tidak, yang jelas
tak mungkin seorang Azis datang jika tidak diundang. Bisa jadi, Azis
diundang oleh panitia dalam hal ini orang-orangnya Yusril atau dari
pihak Anies sendiri. Ketika Azis pertama kali datang dan duduk dideretan
kursi paling depan, Anies nampak kebingungan dan cenderung buang muka.
Anies pura-pura tidak tahu jika yang
datang adalah Daeng Azis. Dari tamu yang hadir, hampir semua yang duduk
dideretan kursi paling depan disebut satu persatu namanya oleh Anies
dalam sambutannya, kecuali Daeng Azis. Tentu sikap Anies pada Azis tidak
mencerminkan sebagai sosok pemimpin sekaligus public figure yang selama ini sering melontarkan kata-kata santun.
Posisi Anies semakin terhimpit, disatu
sisi dia butuh dukungan suara dari Daeng Azis beserta antek-anteknya.
Disisi lain Anies paham betul dengan image buruk yang masih menempel
pada diri Daeng Azies, mengingat Azis adalah pengelola tempat prostitusi
sekaligus perjudian. Sangat bertolak belakang dengan cita-citanya yang
ingin menjadikan Jakarta sebagai kota bersyariah. Apa mungkin programnya
bisa berjalan, jika menjadi gubernur nanti, sedangkan orang yang
mendukungnya saja adalah seorang pegiat prostitusi.
Begitulah Anies dengan segala
kemunafikannya, didepan publik ia mengacuhkan Daeng Azis, padahal
dibelakang dia sangat mengharapkan dukungannya. Dari fenomena ini,
publik pun bisa menilai bahwa demi melanggengkan kekuasaan apa pun bisa
dilakukan oleh seorang Anies Baswedan.
Dan sepertinya Anies tidak peduli lagi
dengan penilaian orang lain terhadap dirinya. Ibarat bunglon, sikap
Anies selalu berubah-ubah sesuai dengan nilai takaran politik serta
kadar keuntungan yang didapat. Anies bisa menjadi apa saja, yang penting
dia bisa berkuasa.
Ambisi Anies dalam melanggengkan kekuasaan
begitu mendalam. Awal kiprahnya terjun di dunia politik adalah ketika
ia ikut dalam penjaringan Capres yang diselenggarakan oleh Partai
Demokrat di 2014 lalu. Meskipun Demokrat gagal melaju mengusung calon
sendiri, hal itu tidak membuat Anies patah semangat. Ia kembali hadir
dan ikut berpartisipasi dalam tim pemenangan Jokowi-JK.
Kali ini usahanya membuahkan hasil, berkat
kerja kerasnya, ia akhirnya didapuk menjadi menteri pendidikan dalam
kabinet kerja. Sebelum akhirnya harus dicopot dari jabatannya karena
kinerjanya yang kurang memuaskan.
Anies tetap tidak berubah, ambisinya pun
kian menjadi-jadi. Rasa frustasi karena kegagalannya menjadi menteri,
membuat dia rela menjual ideologi dengan menerima pinangan PKS dan
Gerindra untuk dijadikan Cagub DKI. Meski pada awalnya Prabowo sendiri
meragukan kapasitas seorang Anies yang sebelum akhirnya diyakinkan
kembali oleh PKS.
Dengan resminya pendaftaran Anies ke KPUD
DKI sebagai calon gubernur, maka muncullah pasangan calon dengan nomor
urut 3 dari barisan sakit hati. Meski setengah hati, Prabowo yakin bisa
membawa Anies ke kursi DKI-1. Meskipun sempat khawatir, Prabowo paham
betul dengan resiko yang diambil dengan mengusung Anies. Sehingga sangat
beralasan, jika seorang Anies justru bisa membahayakan posisinya di
Pilpres 2019 mendatang.
Seperti yang terjadi kemarin, hadirnya
Daeng Azis di ruang publik justru dapat merugikan posisi Prabowo.
Meskipun sebenarnya Anies sendiri mengharapkan dukungan Daeng Azis
secara tertutup. Pasalnya citra Daeng Azis sebagai seorang pendukung,
sudah cukup jelek. Justru ini akan memunculkan asumsi publik kearah hal
yang negatif.
Sudah bisa ditebak, pasti Prabowo sangat marah dengan kondisi ini. Mengingat ia pernah berorasi “Kemenangan Anies-Sandi adalah kemenangan Prabowo di Pilpres 2019 nanti”. Jika Anies kalah, justru Prabowo akan babak belur dan semakin tersendat jalannya untuk merebut kursi kekuasaan dari tangan Jokowi.(handoko suhendra, seword.com)
baca juga: - Benarkah Anies Pengikut Syiah? Bukti-bukti Ini Mengejutkan
- NU Bikin Saya Geregetan
- Dituding Kampanye SARA Melalui Video, Begini Penjelasan Cerdas Timses Ahok-Djarot
- SALUT..! Tembakan Jitu dan Akurat dari Aiptu Sunaryanto Berani Selamatkan Ibu dan Anak dari Penodong