Beritaterheboh.com - Setelah mengalami penolakan seharian penuh di Minahasa, Fahri Hamzah akhirnya harus pulang kembali ke Jaka...
Beritaterheboh.com - Setelah mengalami penolakan seharian penuh
di Minahasa, Fahri Hamzah akhirnya harus pulang kembali ke Jakarta.
Dengan pesawat yang sudah standby di bandara Sam Ratulangi
Manado, ia harus sesegera mungkin meninggalkan Manado. Massa yang sudah
mengamuk begitu rupa, ternyata membuat Fahri Hamzah ketakutan. Dari
mimik mukanya, ia seperti melihat sosok “dewi kematian” di depan
wajahnya. Ia terlihat sangat khawatir dengan keselamatan jiwanya. Raut
wajah seluruh orang yang ada di foto terlihat tegang.
Melihat raut wajah ketakutan Fahri Hamzah
yang diambil oleh awak pesawat ataupun petugas bandara, tentu kita lihat
bagaimana Fahri Hamzah sangat merasa terancam. Dengan mengunakan jaket
hitam dan topi gelap, ia terlihat sedang dilindungi oleh para petugas
bandara. Dari raut wajahnya, terlihat sekali bagaimana Fahri Hamzah
tidak siap untuk menunaikan sumpahnya, yaitu berkorban demi warga.
Mungkin sekali dari apa yang ia lakukan
selama ini, ia merasa dosa-dosanya terampuni. Dengan ketok palu
mengesahkan hak angket KPK, usaha pemakzulan Jokowi lewat jalur
konstitusional maupun jalanan, dan juga beberapa kejahatan-kejahatan
yang dilakukannya, tentu membuat dirinya tidak siap bertemu sang Khalik.
Ketakutan di wajah Fahri Hamzah memperlihatkan sebuah potret kehidupan
para anggota dewan pewakilan rakyat yang terhormat.
Dengan duduk di posisi dewan kehormatan,
mereka dengan mudah meraup keuntungan yang begitu besar. Mungkin dengan
nilai yang begitu fantastis, membuat mereka merasa dekat dengan sorga.
Namun fakta berkata lain, warga yang menolak Fahri Hamzah di Manado
sangat bersikukuh untuk mengusirnya dari Manado. Mungkin Fahri merasakan
ada ancaman yang diterima baik secara verbal maupun fisik. Fahri yang
ditolak ribuan warga Manado, sebenarnya mewakili penolakan yang
dilakukan oleh seluruh warga Manado.
Kekhawatiran Fahri Hamzah sebenarnya wajar
dan lumrah. Namun kekhawatiran warga Manado akan najisnya tanah mereka
yang sudah diinjak oleh Fahri lebih besar. Fahri seharusnya sadar bahwa
keberadaannya meresahkan. Dianggap intoleran, Fahri harus berhadapan
dengan warga bumi bulat. Bukanlah hal yang mustahil jika tanpa
pengamanan, nyawa Fahri di Manado akan hilang, bukan dengan sia-sia,
melainkan dengan berbagai manfaatnya.
Keberadaan Fahri Hamzah yang merupakan
wakil ketua DPR di Manado ditolak mentah-mentah bukan hanya dari warga
mayoritas. Bahkan terlihat sesekali orang-orang Manado kaum minoritas
juga ada di kerumunan massa yang menolak. Mengapa FH ditolak oleh
seluruh elemen masyarakat di Manado? Karena FH adalah seseorang yang
dianggap tidak mencitrakan dan tidak mewakili rakyat Indonesia.
Indonesia adalah negara yang menjunjung
tinggi kebinekaan dan keberagaman. Namun dengan keberadaan Fahri Hamzah
yang pernah satu mobil komando dengan Rizieq pada aksi demo bela
(katanya) Islam, hal itu mematahkan prinsip kebinekaan. Fahri Hamzah
tentu dicap sebagai seorang yang intoleran dan ingin memakzulkan Jokowi.
Tidak heran jika warga Manado begitu
melampiaskan kebencian mereka kepada Fahri Hamzah. Dapat dibayangkan
bagaimana FH berlari dari pesawat menuju mobil polisi dan menghindari
amukan masa. Dari raut muka ketakutan yang ditunjukkan pada foto
tersebut, sepertinya FH sempat melihat “wajah kematian” yang sempat
terlintas di hadapannya.
Hidup ini sementara, jadi dengan
keberadaan Fahri Hamzah, kita sebagai warga Indonesia seharusnya belajar
untuk tidak menjadi seperti dirinya. Uang banyak, tidak menjamin kalian
disukai dan dicintai rakyat. Membandingkan dirinya dengan Ahok, tentu
merupakan perbandingan yang tidak seimbang. Antara langit dan bumi.
Kontras dengan Ahok, kita melihat bagaimana tenangnya Ahok di dalam menghadapi orang-orang yang bahkan tidak dia sukai. Melalui blusukan yang dilakukan ke lokasi bantaran sungai yang akan di normalisasi, Ahok datang tanpa pengawalan yang terlalu ketat. Tidak seperti FH yang terlihat sangat ketakutan menghindari amukan warga.
Bayangkan jika Pak Ahok datang ke Manado.
Apa yang akan terjadi? Kita tentu akan melihat bagaimana sambutan warga
yang begitu antusias. Ahok sekarang sudah menjadi lebih besar dari apa
yang dapat ia bayangkan. Ahok bukan hanya memenangkan hati Jakarta,
namun Ahok memenangkan hati seluruh Indonesia bahkan dunia.
Soekarno pernah mengatakan “beri saya 10
pemuda, akan kuguncangkan dunia!”. Namun sekarang sejarah membuktikan,
satu pemuda bernama Ahok sudah mengguncang dunia. Jangan remehkan
kekuatan simbol kebinekaan bernama Ahok.
Betul kan yang saya katakan?
(HY.Sebastian, seword.com)