Beritaterheboh.com - Moderator debat di acara Indonesia Lawyer Club atau ILC TV One belakangan sedang sering disebut-sebut oleh netizen. ...
Beritaterheboh.com - Moderator debat di acara Indonesia Lawyer Club atau ILC TV One belakangan sedang sering disebut-sebut oleh netizen.
Namanya kerap dibandingkan dengan presenter dan jurnalis Najwa Shihab.
Terlebih lagi sejak Najwa Shihab mengundang Anies sebagai narasumber dalam acara Mata Najwa Trans 7.
Sebagian netizen menyebut Najwa harus banyak belajar dari sosok Karni Ilyas yang memberi kesempatan narasumber untuk menyampaikan sesuatu.
Walaupun sebagian netizen menuturkan bahwa moderator debat dan reporter atau pewawancara memiliki peran yang berbeda.
Pada 26 Januari yang lalu, Karni Ilyas menuliskan sebuah cuitan yang menimbulkan banyak komentar netizen yang menilai tulisannya kontradiktif.
Cuitan tersebut ia tulis untuk menanggapi suatu cuitan @Alvinlie21 yang mengkritik penggunaan bahasa asing yaitu bahasa Inggris dalam mempresentasikan sebuah tempat di Indonesia.
Postingan yang ia komentari saat itu adalah kesalahan penulisan letak Jembatan Ampera yang ditulis dengan Ampera Bridge, South Sulawesi (Sulawesi Selatan) sedangkan yang benar Jembatan Ampera berada di Sumatra Selatan.
Postingan tersebut menulis
Sejak kapan jembatan Ampera pindah ke SulSel?
Kenapa harus pakai bahasa Inggris?
Itu dipasang di Indonesia.
Audiens utama WNI & fasih bahasa Indonesia.
Mengapa kita lebih bangga pakai bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia?
Tribunnews.com
Namanya kerap dibandingkan dengan presenter dan jurnalis Najwa Shihab.
Terlebih lagi sejak Najwa Shihab mengundang Anies sebagai narasumber dalam acara Mata Najwa Trans 7.
Sebagian netizen menyebut Najwa harus banyak belajar dari sosok Karni Ilyas yang memberi kesempatan narasumber untuk menyampaikan sesuatu.
Walaupun sebagian netizen menuturkan bahwa moderator debat dan reporter atau pewawancara memiliki peran yang berbeda.
Pada 26 Januari yang lalu, Karni Ilyas menuliskan sebuah cuitan yang menimbulkan banyak komentar netizen yang menilai tulisannya kontradiktif.
Cuitan tersebut ia tulis untuk menanggapi suatu cuitan @Alvinlie21 yang mengkritik penggunaan bahasa asing yaitu bahasa Inggris dalam mempresentasikan sebuah tempat di Indonesia.
Postingan yang ia komentari saat itu adalah kesalahan penulisan letak Jembatan Ampera yang ditulis dengan Ampera Bridge, South Sulawesi (Sulawesi Selatan) sedangkan yang benar Jembatan Ampera berada di Sumatra Selatan.
Postingan tersebut menulis
Sejak kapan jembatan Ampera pindah ke SulSel?
Kenapa harus pakai bahasa Inggris?
Itu dipasang di Indonesia.
Audiens utama WNI & fasih bahasa Indonesia.
Mengapa kita lebih bangga pakai bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia?
Sejak kapan jembatan Ampera pindah ke SulSel?— Alvin Lie ✈⚽ (@alvinlie21) 19 Januari 2018
Kenapa harus pakai bahasa Inggris?
Itu dipasang di Indonesia.
Audiens utama WNI & fasih bahasa Indonesia.
Mengapa kita lebih bangga pakai bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia? pic.twitter.com/2P1R6OLado
Cuitan ini kemudian ditanggapi oleh Karni Ilyas yang juga setuju dengan kritik penggunaan bahasa asing.
Karni Ilyas menuliskan Kita memang aneh. Banyak peringatan, petunjuk, bahkan peringatan di tempat umum pakai bahasa Inggeris. Apakah semua rakyat kita sudah mampu berbahasa asing? Bahasa Indonesia saja belum. Belajarlah ke Jepang, Korea atau China yg bangga dg bahasa ibunya.
Kita memang aneh. Banyak peringatan, petunjuk, bahkan peringatan di tempat umum pakai bahasa Inggeris. Apakah semua rakyat kita sudah mampu berbahasa asing? Bahasa Indonesia saja belum. Belajarlah ke Jepang, Korea atau China yg bangga dg bahasa ibunya. https://t.co/1GcuV6Egsv— Karni ilyas (@karniilyas) 25 Januari 2018
Cuit kritikan Karni Ilyas ini ditanggapi oleh banyak netizen.
Satu diantaranya adalah @KresnaAstra yang menulis Indonesia Lawyer Club tu bahasa apa sih?Betul Pak Karni, eh tapi kenapa harus Tv One dan bukan Tv Ciek atau Tv Siji?— DeR (@danrem) 27 Januari 2018
Indonesia Lawyer Club tu bahasa apa sih?— Kresna Astraatmadja (@KresnaAstra) 27 Januari 2018
Ada juga yang mengkritik penggunaan kutipan asing yang sering digunakan oleh Karni Ilyas.
@adennio007 menuliskan Ditambah lg anda lebih sering memberi kutipan org asing d ILC, makin ga kenal lah bangsa ini dgn oran2 negaranya sendiri.
Tak di pungkiri kids jaman now lbh knl tokoh asing dr pd tokoh lokal.
Mgkin bntr lg indonesia akn jd Singapore
Yg tua aj lbh bangga kutipan asing gmn yg muda
Tulisan itu kemudian dibalas dengan Karni Ilyas dengan Kutipan orang asing saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia agar bangsa saya mengerti pemikiran orang asing. Agar bangsa saya tidak menjadi katak di bawah tempurung. Itu cita-cita dan harapan saya.Ditambah lg anda lebih sering memberi kutipan org asing d ILC, makin ga kenal lah bangsa ini dgn oran2 negaranya sendiri.— Adennio (@adennio007) 25 Januari 2018
Tak di pungkiri kids jaman now lbh knl tokoh asing dr pd tokoh lokal.
Mgkin bntr lg indonesia akn jd Singapore
Yg tua aj lbh bangga kutipan asing gmn yg muda
Kutipan orang asing saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia agar bangsa saya mengerti pemikiran orang asing. Agar bangsa saya tidak menjadi katak di bawah tempurung. Itu cita-cita dan harapan saya. https://t.co/9Xdi0QtLZh— Karni ilyas (@karniilyas) 25 Januari 2018
Tribunnews.com