Beritaterheboh.com - Baru 2 hari bangsa ini memasuki tahun 2018, namun sosial media tampak semakin ramai dengan berbagai isu dan perdeba...
Beritaterheboh.com - Baru 2 hari bangsa ini memasuki tahun 2018, namun sosial media tampak semakin ramai dengan berbagai isu dan perdebatan.
Presiden Joko Widodo juga sudah mengakui kalau 2018 dan 2019 merupakan tahun sangat krusial demi kelangsungan pemerintahannya. Beliau juga telah menyadari akan masifnya serangan-serangan di sosial media terhadap berbagai pihak.
"Presiden negara lain bilang media mainstream bisa ditaklukkan, dan tanya ke saya bagaimana media sosial di Indonesia, saya jawab di Indonesia medsos kejam banget," katanya saat membuka Rakornas Pesantren Muhammadiyah di Ponpes Darul Arqam, Garut, Selasa (17/10/2017).
Menanggapi hal ini, Wakil Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu Indonesia, Girindra Sandino, melihat informasi politik menjadi tren untuk saling memata-matai lawan politik di tahun 2018.
"Siapa pun yang menguasainya (informasi politik), maka menguasai setengah dari kemenangan pertarungan elektoral," ujarnya, menegaskan.
Karena masifnya pencarian informasi inilah tidak jarang berita-berita palsu (hoaks) dikeluarkan dengan begitu derasnya untuk mengacaukan strategi lawan politik yang sedang mencari informasi valid.
"Di sinilah peran media sosial. Apalagi sekarang partai politik punya pasukan siber. Bahkan, Bawaslu sedang melakukan pemetaan dengan menggandeng Kemenkominfo serta Direktorat Cybercrime Mabes Polri," jelas Girindra.
Salah satu kelompok yang terkenal akan kiprahnya di dunia maya adalah kelompok MCA atau Muslim Cyber Army.
Di tahun 2018 ini tidak tanggung-tanggung, MCA telah merencanakan serangan dengan target menumbangkan pemerintah Jokowi, yang mereka sebut sebagai "Mukidi".
Sebuah posting MCA pada laman MCA News Legend (perubahan nama dari sebelumnya Muslim Cyber Army News) pada tanggal 1 Januari 2018 lalu mengungkapkan niat kelompok tersebut untuk terus melancarkan serangan di sosial media.
Untuk melancarkan misi tersebut, MCA juga melakukan ekspansi dengan
merilis Muslimah Cyber Army. Sub kelompok ini diduga dibentuk untuk
dapat meningkatkan penetrasi jangkauan di sosial media terutama kepada
kaum perempuan.
Sumber: laman MCA News Legend via patriotnkri.com