Beritaterheboh.com - Status di akun jejaring Facebook milik guru yang tewas dianiaya muridnya menjadi sorotan. Dua tahun silam, guru SMA...
Beritaterheboh.com - Status di akun jejaring Facebook milik guru yang tewas dianiaya muridnya menjadi sorotan.
Dua tahun silam, guru SMAN 1 Torju, Sampang, Madura, bernama Achmad Budi Cahyanto sempat membuat tulisan.
Para netizen menilai status tersebut bak 'ramalan' dan guru Budi pun mengalami nasib seperti di tulisan itu.
Status Facebook Budi itu kembali viral dan menjadi sorotan para netizen hingga dibagikan oleh mereka.
Tertera tulisan itu dibuat oleh Budi pada 9 Juni 2015.
Berikut status yang ditulis di akun Facebook milik Achmad Budi Cahyanto dua tahun silam:
Bahkan kalian tega dan tidak enggan menyaksikan menyiksa gurumu wahai murid
Air mata mana yang akan kalian suguhkan di pangkuannya?
Penyesalan macam apa yang akan kalian haturkan di hadapannya?
Lantas kemana arahmu melangkah tanpanya?
Lantas siapa penuntunmu jika bukan dirinya?
Dosamu padanya tidak ada ampunannya tanpa ampunannya.
Pikir kan jika hatimu masih ada!
Per hati kan jika pikiranmu belum binasa!
Status Facebook tersebut dibagikan oleh akun jejaring sosial Twitter @daniellsinaga.
Di bawah gambar tersebut tertera tulisan, "Alm. pernah menulis status ini di FB-nya tahun 2015... Dan sekarang beliau sendiri mengalaminya."
Akun @daniellsinaga berkicau, "Ini dibuat tahun 2015. Tiga tahun kemudian beliau mengalami kejadian apa yang ditulisnya mungkin refleksi dari sebuah kejadian serupa juga."
Di akun Facebook milik Achmad Budi Cahyanto tersebut, tertera dibagikan sebanyak 126 kali.
'Keganjilan' jelang meninggalnya Budi
Meninggalnya Ahmad Budi Cahyono (27), guru seni rupa SMAN 1 Torjun seolah meninggalkan duka mendalam bagi istrinya Sianit Sinta.
Wanita berusia 23 tahun ini seolah tak percaya suaminya meninggal karena dianiaya muridnya sendiri.
Ditemui di kediamannya, Jumat (2/2/2018), mata perempuan itu masih terlihat sembab.
Kepada Surya, Sianit mengatakan bahwa sepulang dari sekolah, suaminya itu melakukan hal yang tak biasa.
“Sepulang dari sekolah, Mas Budi salat, setelahnya duduk bersenderan di tembok kamar,” kata Sianit.
Menurut Sianit, tak seperti biasanya suaminya itu melaksanakan salat di rumah.
Biasanya, Budi, sapaan akrab suaminya tersebut, salat di sekolah.
Di Kamis (1/2/2018) yang kelabu itu, usai salat, guru Budi langsung duduk bersender dinding dalam posisi bersila.
Kemudian Sianit memanggilnya dan mengajak untuk makan siang.
Nah, saat hendak merespon panggilan istrinya itulah, Guru Budi yang mencoba bangkit dari duduknya, muntah.
“Saya panggil Mas Budi untuk makan siang, tapi saat bangun, tubuhnya goyang, dia muntah, dari mulutnya keluar cairan bening,” tambah perempuan yang sedang mengandung usia lima bulan itu.
Sianit juga menerangkan, saat ditanya, Guru Budi mengaku dipukuli muridnya di sekolah.
Kepada Sianit, mendiang mencoba meyakinkan bahwa dirinya sedang baik-baik saja.
Namun apa yang dia katakan tak sesuai kenyataan. Sesaat setelah mengatakan hal tersebut, Guru Budi pingsan, ambruk tak sadarkan diri.
Sianit akhirnya minta bantuan warga sekitar untuk membawa suaminya tersebut ke Puskesmas Jrengik, Sampang.
Namun karena kondisinya semakin kritis, akhirnya dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Di rumah sakit milik Pemprov Jatim itulah akhirnya Guru Budi mengembuskan nafas terakhir.(Tribunnews.com)
Dua tahun silam, guru SMAN 1 Torju, Sampang, Madura, bernama Achmad Budi Cahyanto sempat membuat tulisan.
Para netizen menilai status tersebut bak 'ramalan' dan guru Budi pun mengalami nasib seperti di tulisan itu.
Status Facebook Budi itu kembali viral dan menjadi sorotan para netizen hingga dibagikan oleh mereka.
Tertera tulisan itu dibuat oleh Budi pada 9 Juni 2015.
Berikut status yang ditulis di akun Facebook milik Achmad Budi Cahyanto dua tahun silam:
Bahkan kalian tega dan tidak enggan menyaksikan menyiksa gurumu wahai murid
Air mata mana yang akan kalian suguhkan di pangkuannya?
Penyesalan macam apa yang akan kalian haturkan di hadapannya?
Lantas kemana arahmu melangkah tanpanya?
Lantas siapa penuntunmu jika bukan dirinya?
Dosamu padanya tidak ada ampunannya tanpa ampunannya.
Pikir kan jika hatimu masih ada!
Per hati kan jika pikiranmu belum binasa!
Status Facebook tersebut dibagikan oleh akun jejaring sosial Twitter @daniellsinaga.
Dalam kicauannya, akun @daniellsinaga mengunggah status Achmad Budi Cahyanto tersebut dalam bentuk tangkapan layar.Alm. Pak Achmad Budi Cahyanto pernah menulis status begini. 😣 pic.twitter.com/KsZWU3MFCY— Daniel L. Sinaga (@daniellsinaga) 3 Februari 2018
Di bawah gambar tersebut tertera tulisan, "Alm. pernah menulis status ini di FB-nya tahun 2015... Dan sekarang beliau sendiri mengalaminya."
Akun @daniellsinaga berkicau, "Ini dibuat tahun 2015. Tiga tahun kemudian beliau mengalami kejadian apa yang ditulisnya mungkin refleksi dari sebuah kejadian serupa juga."
Di akun Facebook milik Achmad Budi Cahyanto tersebut, tertera dibagikan sebanyak 126 kali.
'Keganjilan' jelang meninggalnya Budi
Meninggalnya Ahmad Budi Cahyono (27), guru seni rupa SMAN 1 Torjun seolah meninggalkan duka mendalam bagi istrinya Sianit Sinta.
Wanita berusia 23 tahun ini seolah tak percaya suaminya meninggal karena dianiaya muridnya sendiri.
Ditemui di kediamannya, Jumat (2/2/2018), mata perempuan itu masih terlihat sembab.
Kepada Surya, Sianit mengatakan bahwa sepulang dari sekolah, suaminya itu melakukan hal yang tak biasa.
“Sepulang dari sekolah, Mas Budi salat, setelahnya duduk bersenderan di tembok kamar,” kata Sianit.
Menurut Sianit, tak seperti biasanya suaminya itu melaksanakan salat di rumah.
Biasanya, Budi, sapaan akrab suaminya tersebut, salat di sekolah.
Di Kamis (1/2/2018) yang kelabu itu, usai salat, guru Budi langsung duduk bersender dinding dalam posisi bersila.
Kemudian Sianit memanggilnya dan mengajak untuk makan siang.
Nah, saat hendak merespon panggilan istrinya itulah, Guru Budi yang mencoba bangkit dari duduknya, muntah.
“Saya panggil Mas Budi untuk makan siang, tapi saat bangun, tubuhnya goyang, dia muntah, dari mulutnya keluar cairan bening,” tambah perempuan yang sedang mengandung usia lima bulan itu.
Sianit juga menerangkan, saat ditanya, Guru Budi mengaku dipukuli muridnya di sekolah.
Kepada Sianit, mendiang mencoba meyakinkan bahwa dirinya sedang baik-baik saja.
Namun apa yang dia katakan tak sesuai kenyataan. Sesaat setelah mengatakan hal tersebut, Guru Budi pingsan, ambruk tak sadarkan diri.
Sianit akhirnya minta bantuan warga sekitar untuk membawa suaminya tersebut ke Puskesmas Jrengik, Sampang.
Namun karena kondisinya semakin kritis, akhirnya dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Di rumah sakit milik Pemprov Jatim itulah akhirnya Guru Budi mengembuskan nafas terakhir.(Tribunnews.com)