Beritaterheboh.com - Warganet mengaitkan nama Muhammad Luth alias Lutfi salah satu tersangka kelompok Muslim Cyber Army sebagai pemilik...
Beritaterheboh.com - Warganet mengaitkan nama Muhammad Luth alias Lutfi salah satu tersangka kelompok Muslim Cyber Army sebagai pemilik akun twitter @Cak_Luth. Warganet menduga akun tersebut merupakan salah satu pendukung terpidana kasus penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Irwan Anwar menegaskan bahwa akun tersebut bukan kepunyaan tersangka Lutfi. Irwan menduga itu hanya akun anomin.
"Bukan, akun anonim kemungkinannya yah," ungkap Irwan kepada JawaPos.com, Minggu (4/3).
Irwan menerangkan bahwa seluruh akun milik Lutfi yang diduga digunakan untuk penyebaran berita bohong (hoax) maupun konten berisikan ujaran kebencian telah disita seluruhnya oleh penyidik. Dari yang berhasil diamankan tidak ada akun atas nama @Cak_Luth.
"Semua akun Lutfi kita sudah sita, berarti ada orang mengatasnamakan Lutfi berarti " imbuh Irwan.
KLARIFIKASI AKUN @Cak_Luth TIDAK ADA HUBUNGAN SAMA SEKALI DENGAN MCA | By @PartaiSocmed
. .Baiklah, malam ini kami akan klarifikasi atas hoax yg lagi dan lagi di produksi dan di sebarkan oleh gerombolan teroris sosmed MCA, yg kali ini ditujukan pada teman kami @Cak_Luth— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Sebelumnya ijinkan kami jawab analisa BOTOL si @RestyCayah ini. Sabar mas sebentar lagi setelah kami klarifikasi @Cak_Luth akan online, sekedar untuk buktikan betapa jahatnya fitnah kalian https://t.co/K24QPfsG9r— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Dengan ini kami klarifikasi bahwa akun @Cak_Luth adalah teman kami dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan MCA. Beliau justru sejak lama jadi bagian dari #99Movement dan merupakan pendukung Jokowi.— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Berbeda dengan di gerombolan MCA yg begitu saja melepeh dan tidak mengakui anggotanya ketika sedang bermasalah, di #99Movement kita justru saling mendukung dan menguatkan ketika salah satu diantara anggotanya sedang dapat cobaan.— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Kami tegaskan bahwa @Cak_Luth bukanlah Muhammad Luth anggota MCA yg saat ini sedang ditahan polisi karena kasus hoax dan ujaran kebencian yg dilakukannya.— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Adapun latar belakang difitnahnya @Cak_Luth sebagai anggota MCA dari pendukung Jokowi semata2 hanya karena sama2 menggunakan nama Luth.— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Dan tujuan dibalik framing @Cak_Luth adalah orang yg sama dgn Muhammad Luth anggota MCA yg ditangkap polisi adalah untuk memfitnah pihak lain atas kejahatan2 yg mereka lakukan selama ini.— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Langkah pertama yg dilakukan untuk memfitnah pendukung Jokowi sebagai MCA adalah membuat tulisan yg seolah2 menemukan bahwa Muhammad Luth adalah pemilik akun @Cak_Luth yg notabene adalah seorang pendukung Jokowi— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Selanjutnya informasi tersebut disebarluarkan oleh situs2 abal2 dengan mengambil sumber dari warganet pic.twitter.com/eHbkKOGq9E— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Berikutnya giliran akun2 sosmed palsu ikut meramaikannya. Salah satunya akun FB Humas Polresta Surakarta ini. Tujuannya tentu saja untuk menipu netizen agar seolah2 informasi berasal dari pihak yg berwajib. pic.twitter.com/PZMqv0pGmt— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Padahal akun Facebook Humas Polresta Surakarta adalah akun palsu bikinan gerombolan MCA itu. Bayangkan betapa seriusnya mereka menjadikan hoax dan fitnah sebagai alat perjuangan. pic.twitter.com/VHs6SrNKZO— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Dan secara masif informasi hoax dari portal abal2 yg dibuat dgn mengutip informasi dari warganet itu disebarluaskan di berbagai akun media sosial mereka. Beginilah siklus hoax di viralkan. pic.twitter.com/YJMV7NebHl— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Kali ini penyebarluasan hoax bahwa tersangka MCA adalah pendukung Ahok juga melibatkan media mainstream sekelas @jawapos. Jangan bilang Jawa Pos khilaf tidak lakukan cross check. Dari bahasanya jelas Jawa Pos merupakan bagian dari upaya jahat penyebaran fitnah ini! pic.twitter.com/SHILL6UBdh— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Meskipun setelah ada klarifikasi dari pihak Polri lalu @jawapos mengedit judul tulisannya yg sangat tendensius itu dengan menghilangkan kata "Nah" dan mengganti kata "Ternyata" dengan "Diduga", namun dari linknya masih terbaca judul awalnya. pic.twitter.com/eS2pi0Au4j— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .@jawapos adalah bagian yg tak terpisahkan dari grand strategy jahat ini. Jawa Pos terlibat aktif!— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Dan seperti sinetron ketebak, setelah posting dari @jawapos lantas politikus2 tertentu muncul dan ikut menyebarluaskan hoax tsb. Dan publik pun ditipu seolah yg ditulis oleh media mainstream Jawa Pos adalah fakta. pic.twitter.com/d7LHQk5Tow— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
KLARIFIKASI AKUN CAK_LUTHSedemikian dibuat viralnya hoax tersebut sehingga publik jadi percaya begitu saja dan lupa bahwa informasi itu berasal dari analisa BOTOL bahwa @Cak_Luth dituduh orang yg sama dgn Muhammad Luth hanya berdasarkan KESAMAAN NAMA saja.— PS (@PartaiSocmed) 4 Maret 2018
. .Ini saya pemilim akun @Cak_Luth yang udah setahun lebih gak ngetuit...lah kok dibilang anggota MCA..— 🐪🐄🐃 🐎... 💃 (@Cak_Luth) 4 Maret 2018
. .Lagian saya bukan dan tidak pernah menjadi anggota Jasmev...Projo...— 🐪🐄🐃 🐎... 💃 (@Cak_Luth) 4 Maret 2018
. .Saya cuma tergabung di Komunitas 99... Semoga tuit ini bisa menjadi jelas atas kesimpang siuran hoax yg disebarkan mereka tukang fitnah...— 🐪🐄🐃 🐎... 💃 (@Cak_Luth) 4 Maret 2018
Kasihan aja sama orang yg msh mau denger omongan mereka... https://t.co/0jKE9WeNPs— 🐪🐄🐃 🐎... 💃 (@Cak_Luth) 4 Maret 2018
Penjelasan Terkait Berita Muslim Cyber Army yang Tidak Sesuai Standar
JawaPos.com – Terima kasih atas respon pembaca atas artikel di JawaPos.com terkait Muslim Cyber Army dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diunggah pada Minggu (4/3). Redaksi JawaPos.com meminta maaf karena artikel tersebut telah menimbulkan kegaduhan akibat dari proses jurnalistik yang tidak sesuai dengan standar JawaPos.com.
Berdasarkan peninjauan internal redaksi, ditemukan fakta bahwa editor terburu-buru dalam mengunggah artikel tersebut. Sehingga, mengabaikan standar yang ditentukan terutama terkait dengan cover bothside. Termasuk, untuk selektif dalam mencari narasumber karena telah menjadikan akun anonim sebagai rujukan utama.
JawaPos.com menyadari kesalahan itu, dan telah melakukan evaluasi secara internal. Tidak hanya terhadap personil yang telah melakukan kesalahan. Tetapi juga seluruh tim untuk memastikan kesalahan serupa tidak lagi terjadi. Berita terkait juga kami putuskan untuk dihapus. Terima kasih kepada pembaca telah menjadi bagian untuk membuat JawaPos.com menjadi lebih baik.
Pemimpin Redaksi JawaPos.com
Dhimas Ginanjar
Beritaterheboh.com