Beritaterheboh.com - Mayor Jenderal TNI Terawan Agus Putranto atau Dokter Terawan mengungkapkan isi hatinya soal surat pemecatan sementar...
Beritaterheboh.com - Mayor Jenderal TNI Terawan Agus Putranto atau Dokter Terawan mengungkapkan isi hatinya soal surat pemecatan sementara dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).
"Aku hanya anggota (Ikatan Dokter Indonesia), aku kan kelas rendah di IDI, jadi aku kalau diinjek-injek, ya wes (ya sudah). Tenyata tentara lebih civilian. Begitu tega dan kejamnya," kata Terawan usai memberikan keterangan kepada media di Rumah Sakit Pusat Gatot Subroto, Jakarta, Rabu, 4 April 2018.
Sebelumnya dari surat yang beredar tertanggal 23 Maret 2018, MKEK menetapkan dokter Terawan melakukan pelanggaran etik serius dari kode etik kedokteran. Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua MKEK PB IDI, Prijo Sidipratomo. Tak ada penjelasan mengenai pelanggaran etik yang dilakukan Terawan.
Dokter Terawan mengatakan belum menerima surat tersebut. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tentara itu satu komando. Ia akan mengikuti komando dari atasannya di TNI. "Orang boleh memojokkan saya, orang boleh memfitnah saya, tapi bukan saya harus melakukan hal yang sama. Itu prinsip hidup saya," kata Terawan.
Terawan juga membantah tuduhan dirinya mengiklankan praktik tersebut. Menurutnya, apa yang dia lakukan di acara televisi merupakan penjelasan terhadap orang yang ingin mengetahui praktik tersebut.
Terawan mengatakan di acara televisi terlihat kerja tim, di mana harus didahului doa apapun agamanya. Terawan mengatakan para tim dokter berkumpul dan berdoa sebelum bekerja.
"Itu adalah kunci suksesnya sebuah tindakan. Karena dokter itu tidak akan pernah menyembuhkan pasien. Aku sebagai dokter, puluhan ribu pasien saya kerjakan, belum pernah aku menyembuhkan pasien satu pun. Boro-boro menjanjikan, enak ae (saja)," ujar dokter Terawan.
Menurut Terawan kalau terjadi hal baik atau kesembuhan pada pasien, itu Tuhan yang mengatur. "Jangan pernah dokter sombong, termasuk saya, tidak boleh. Harus makin merendahkan hati," kata Terawan.
Dokter Terawan Jelaskan Soal Metode Cuci Otak dan Disertasinya
ayor Jenderal Terawan Agus Putranto atau dokter Terawan menjelaskan soal metode cuci otak dengan Digital Subtraction Angiography (DSA) yang dia lakukan dalam pengobatan stroke.
"Mengenai DSA, karena ini merupakan teknis medis menjadi tanggung jawab saya untuk saya jelaskan. DSA sudah saya disertasikan di Universitas Hasanuddin bersama enam orang yang lain," kata Terawan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto pada Rabu, 4 April 2018.
Menurut Terawan, enam orang tersebut menjadi pohon penelitian riset yang baik sehingga menghasilkan 12 jurnal internasional dan menghasilkan 6 orang doktor.
Terawan mengatakan jika ada yang menilai soal metode atau jurnal itu, ia menganggapnya sebagai sebuah persepsi. Sebab, menurut Terawan, metode DSA sudah diuji secara ilmiah melalui pengujian disertasi tersebut. Disertasi Terawan mengenai metode DSA dipaparkan di Universitas Hasanuddin, Makassar pada Agustus 2016.
Namun Terawan juga tidak menampik adanya resiko dalam metode penyembuhan tersebut. "Karena semua itu ada resikonya itu dikerjakan dengan cermat dengan detil dengan persiapan yang baik dan jangan lupa harus didukung doa," kata Terawan.
Metode DSA yang diterapkan Terawan menjadi kontroversi di dunia kedokteran. Meskipun banyak pasien yang memberikan testimoni positif usai menjalani terapi tersebut. Metode ini yang diduga menjadi akar persoalan Terawan dipecat sementara dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI. Dokter Terawan disebut melakukan pelanggaran etik serius dari kode etik kedokteran.
Setelah Abu Rizal Bakrie, Khrisna Murti, giliran Edie Baskoro Yudhoyono atau akrab dipanggil Ibas menyuarakan pendapatnya lewat akun twitternya.
Jika benar seperti ini, sungguh TERLALU! Semestinya Dokter Terawan dapatkan gelar tanda jasa bukan justru dipecat. Aneh Bin Ajaib persaingan masa kini! #SaveDokterTerawan Dipecat IDI, Dokter Terawan Dikenal Tak Doyan Duit dan Tangani 40 Ribu Pasien Stroke https://t.co/7lcTK3Cp2L— | iBas Yudhoyono | (@Edhie_Baskoro) 4 April 2018
.
. . Rupanya netizen rata-rata sepaham dengan IbasSaya bukan dokter. Mungkin saja pemecatan dokter Terawan oleh IDI benar. Tetapi saya dan isteri pernah betobat kpd dr. Terawan dan hasilnya terasa baik. Mudah2an semua berakhir baik.— Mahfud MD (@mohmahfudmd) 3 April 2018
. .dokter terawan harus disingkirkan.— Andy Jong Boegis™ðŸ‘ŠðŸ‘º (@uul3) 4 April 2018
Rumah sakit swasta banyak RUGI#logikajamanNOW 😅
.Mgkin karena negara kita masih tidak biasa menciptakan inventor.. begitu ada potensi menemukan potensi penemuan hal baru langsung yg disorot adalah kesalahan prosedur (karena tentu dianggap tidak normal diukur dr prosedur standar selama ini)— praenkeren (@praenkeren) 4 April 2018
. .Tapi kenapa baru sekarang dokter Agus Terawan kena sanksi ? Mungkin sudah 10 tahun lebih dia mencoba metodenya. Pertanyaan lain, ada presentase dari pasien yang gagal dan sembuh ? Kalau pasien sih maunya sembuh. Sebodo mau bagaimana caranya— Iman Brotoseno (@imanbr) 4 April 2018
. .Mungkin yang pundi2nya terancam dengan cara yg diterapkan dokter Agus Terawan.— Arnanda (@4rnanda) 4 April 2018
. .'Banyak penemuan2 tp selalu saja TIDAK DIAPRESIASI oleh KOMUNITAS nya :) KENAPA YA @PBIDI ?— SniperFury™ (@bang_fury) 4 April 2018
benar versi IDI, versi pasien salah #SaveDokterTerawan yang butuh pasien, bukan IDI.— Toko Buru Ilmu (@tokoburuilmu) 4 April 2018
tempo.co/Cirpstory.com