Beritaterheboh.com - WALIKOTA Jakarta Barat yang sejak lama disebut-sebut kesayangan Presiden Joko Widodo akhirnya dicopot di era Pempr...
Posisi Anas Effendi digantikan oleh Rustam Effendi. Rustam diketahui pernah cekcok dengan Ahok dan memilih mengundurkan diri dari jabatannya kala itu, Walikota Jakarta Utara.
Gembong mengatakan bahwa keputusan itu muncul tadi malam usai fit and proper test 5 walikota dan 1 bupati.
Desas-desus Anas Effendi kesayangan Jokowi muncul sejak tahun 2014.
Ketika itu Jokowi yang masih Gubernur DKI kembali menaikkan Anas Effendi ke posisi Walikota. Anas ditunjuk sebagai Walikota Jakarta Barat.
Padahal sebelumnya Anas pernah dicopot dari jabatan Walikota Jakarta Selatan, dan dijadikan kepala arsip DKI sampai ditunjuk menjadi Walikota Jakarta Barat.
Sejak itulah Anas Effendi terus bercokol sebagai Walikota Jakarta Barat dan tak tergantikan sampai Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI.
Bahkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang pernah marah ke Anas Effendi dan menyebutnya 'centeng', tak pernah berani mencopot Anas Effendi.
Anas Effendi sempat dimaki-maki Ahok dan disebut centeng terkait kasus sengketa bangunan di kawasan Krendang.
Ketika itu Ahok mendapat laporan warga di Balaikota, dan langsung menelepon Anas sambil marah. Anas disebut centeng, tapi Ahok tak pernah mencopot Anas.
Bahkan Anas Effendi menjawab tuduhan Ahok dengan berbicara ke media bahwa dirinya bukan centeng..
"Ya kan saya emang enggak pernah jadi centeng," kata Anas di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (23/8/2016) seperti dikutip kompas.com.
Berdasarkan informasi dari beberapa sumber Warta Kota, Anas Effendi disebut walikota kesayangan Jokowi karena sebuah peristiwa di satu acara.
Ketika itu Jokowi sudah menjabat Presiden dan Ahok sebagai Gubernur berada bersama-sama di sebuah acara.
Entah bercanda atau hanya iseng, Jokowi kemudian nyeletuk ke Ahok bahwa Ahok harus lapor dulu ke Jokowi apabila hendak mengganti Anas.
Apakah memang karena itu Ahok tak pernah mengganti Anas walau sudah meneriakinya 'centeng'?
Alasan Anies Menunjuk Rustam Effendi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan alasannya menunjuk 5 wali kota baru termasuk Rustam Effendi. Anies mengatakan Rustam merupakan putra Jakarta sehingga diharapkan bisa memajukan wilayahnya.
"Dari lima wali kota itu, 4 adalah putra Jakarta. Putra Betawi. Ini Pak Rustam asli dari Jakarta Barat, Kebon Jeruk kalau nggak salah, Pak Marullah itu selatan, kemudian Pak Bayu dari Klender atau Duren Sawit ya, lalu Pak Anwar itu anak dari Kebon Kacang," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (5/7/2018).
"Jadi ini anak-anak dari Jakarta tumbuh besar di sini dan sekarang menjadi wali kota, mudah-mudahan mereka bukan saja bisa memimpin dengan baik," lanjutnya.
Tak spesifik ke Rustam, Anies yakin jabatan wali kota se-Jakarta yang baru ini masing-masing pemimpinnya bisa memahami daerahnya. Mantan Mendikbud itu juga berharap mereka bisa melahirkan program yang baik.
"Mereka mengerti benar sosiologi dari masyarakat di wilayahnya jadi dengan begitu kehadirannya akan terasa lebih bermakna barangkali buat lingkungan sekitar. Dan saya percaya mereka mereka sudah berpengalaman dan bisa memimpin dan bisa menjalankan semua program yang baik," terang Anies.
Anies sempat ditanyakan apakah pergantian wali kota dan kepala dinas DKI yang baru karena performa jeblok atau ada pertimbangan lain. Jawabannya, Anies memilih untuk melihat kinerja ke depan. Anies menekankan, pemimpin yang baru dilantik ini harus bisa bekerja cepat dalam menata Jakarta.
"Sekarang ini jangan nengok ke belakang, apapun sebabnya sekarang tugas yang baru adalah membuat kinerjanya baik, cepat dalam menata, cepat dalam respons ini semuanya hampir semua generasi baru," kata Anies.
"Pak Bayu relatif muda, Anwar relatif muda, Marulah juga relatif, Jadi kami berharap Wali Kota Baru ini bergerak cepat jadi apapun yang kemarin kalau kita melihatnya ini penyegaran, jadi bukan soal sekedar kinerja, tapi penyegaran. organisasi harus ada penyegaran," jelasnya.
(idn/dhn)
sumber: tribunnews.com/detik.com