Beritaterheboh.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar getol dan yakin bakal menjadi cawapres pendamping Jokow...
Beritaterheboh.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar getol dan yakin bakal menjadi cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019 mendatang.
Bahkan, para pendukungnya yang tergabung dalam relawan Cak Imin untuk Indonesia (CINTA) pun tak kalah bersemangat.
Selain itu, 13 ribu lebih sudah posko Jokowi-Cak Imin (JOIN) sudah berdiri di seluruh penjuru Indonesia.
Tak hanya itu, mantan Menteri Tenaga Kerja era Presiden SBY itu juga mengklaim sudah mendapat dukungan dari Nahdlatul Ulama (NU).
Namun klaim terebut dibantah keras Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
Kiai Said menegaskan, pihaknya tak pernah mendukung upaya Cak Imin untuk menjadi cawapres pendamping Jokowi.
Demikian ditegaskan Said kepada wartawan di sela-sela acara Halal Bi Halal PP Muslimat NU di Kalibata, Jakarta, Minggu (8/7/2018).
“Jadi sebenarnya bukan dukung. Kami hanya sebatas merestui dan mendoakan saja,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya menekankan bahwa restu yang diberikan itu adalah sebuah dukungan.
Terlebih, lanjutnya, PBNU smapai saat ini belum mengambil keputusan soal Pilpres 2019.
Meski demikian Kiai Said tetap mendoakan ikhtiar Cak Imin.
“Jadi itu hanya mendoakan semoga berhasil saja,” katanya.
Di sisi lain, Kiai Said juga iku mengomentari perihal pilihan TGB Muhammad Zainul Majdi yang menyatakan dukungannya untuk Jokowi memimpin 2 periode.
Said menyebut, meloncat dari satu kubu ke kubu lainnya itu adalah sebuah hal yang wajar.
Terlebih dalam dunia politik yang berlaku adagium ‘tak ada musuh dan kawan abadi’ tesebut.
“Biasa itu dalam politik meloncat, seperti itu (TGB),” ujar Kiai Said.
Menurutnya, kondisi politik tanah air saat ini bergerak sangat dinamis.
Hal itu memungkinkan seseorang dari luar kubu calon petahan itu kemudian memilih bergabung.
Selain itu, dirinya juga menampik anggapan bahwa dukungan TGB kepada Jokowi itu adalah atas arahannya.
Terlebih dirinya sebagai Ketua Umum PBNU.
“TGB itu bukan NU beliau itu Nadlatul Wathan, NW,” pungkasnya.(Pojoksatu.id)