Beritaterheboh.com - Presiden Jokowi mengingatkan agar masyarakat tak terprovokasi di tahun politik. Jokowi lantas menyindir politikus ya...
Beritaterheboh.com - Presiden Jokowi mengingatkan agar masyarakat tak terprovokasi di tahun politik. Jokowi lantas menyindir politikus yang sengaja memanaskan situasi politik.
Dia mengingatkan agar masyarakat tidak terprovokasi oleh para politikus. Menurutnya, ada pihak-pihak yang ingin memanaskan situasi bangsa di tahun politik.
"Sering kan kalau mendekati pilihan bupati, wali kota, gubernur, pilihan presiden, dikompori. Yang ngompori siapa? Ya para politikus," kata Jokowi, Sabtu (14/7/2018).
Dia berbicara dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren (Ponpes) An-Najah, Gondang, Sragen, Jawa Tengah. Jokowi mengajak masyarakat pintar memilih pemimpin. Salah satunya dengan melihat rekam jejak calon pemimpin itu.
"Lihat rekam jejaknya, lihat track recordnya, pernah jadi apa, prestasinya apa, kinerjanya seperti apa. Harus dilihat. Jangan gampang percaya," kata dia.
Presiden berpesan agar masyarakat tetap menjaga persatuan meskipun berbeda pilihan dalam pemilu. Hal tersebut menjadi kedewasaan masyarakat dalam berpolitik.
"Tantangan besar kita apa? Banyak sekali, perang dagang antarnegara sekarang, radikalisme, revolusi industri. Kita bersatu saja belum tentu memenangkan kompetisi ini kok, apalagi tidak bersatu," ujar Jokowi.
Sering Dicela dan Dicemooh, Jokowi: Sabar Ada Batasnya Lho
Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat agar tidak termakan berita bohong dan provokasi saat menjelang pemilu. Dia menilai hoax memang kerap menyebar di media sosial terutama pada saat Pemilu.
Hal tersebut dia sampaikan kepada santri dan warga di sekitar Pondok Pesantren (Ponpes) An-Najah, Gondang, Sragen, Sabtu (14/7/2018) malam.
"Kalau nggak baik katakan nggak baik, kalau baik katakan baik. Bisa itu masuk fitnah, berita bohong. Sekarang di medsos banyak sekali itu," katanya.
Menurutnya, menyampaikan pendapat memang dijamin oleh undang-undang. Namun dia mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki etika dan tata krama dalam menyampaikan pendapat.
"Masa menyampaikan kritik seperti itu? Tidak bisa membedakan kritik dengan mencela, kritik dengan mencemooh, kritik dengan menjelek-jelekkan," ujar dia.
Pria asal Solo ini pun merasa sering menjadi sasaran kritik yang tidak beretika. Dia mengaku sudah biasa dan sabar menghadapinya.
"Kalau saya digitu-gituin sudah biasa. Sabaaar gitu. Sabar. Saya hanya gitu-gitu aja. Sabar. Tapi kadang sabar itu juga ada batasnya lho," kata dia.(detik.com)
. .sindiran pak Jokowi kepada politisi tukang kompor saat berbicara dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren (Ponpes) An-Najah, Gondang, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu 14 Juli 2018— makLambeTurah (@makLambeTurah) July 14, 2018
Part 1 pic.twitter.com/g9uhH5JqZo
. .Selalu berpikir positif, janganmerasa benar sendiri................. ( kayak siapa😀) pic.twitter.com/1TbRP8MuOO— makLambeTurah (@makLambeTurah) July 14, 2018
— makLambeTurah (@makLambeTurah) July 14, 2018