Beritaterheboh.com - Menteri Agama Lukman Saifudin tetiba membuat riuh jagat medsos dengan mengunggah tautan berita dari Republika yang t...
Beritaterheboh.com - Menteri Agama Lukman Saifudin tetiba membuat riuh jagat medsos dengan mengunggah tautan berita dari Republika yang tidak sesuai dengan kenyataan dan tanpa melakukan klarifikasi kepada Kemenag dengan serta merta membuat artikel yang provokatif.
Sontak saja Lukman Saifudin ngomel-ngeomel perkara judul berita yang provokatif tersebut.
. .Waaaahh...judulnyaaaah..— Lukman H. Saifuddin (@lukmansaifuddin) February 23, 2019
Yang bersangkutan diberhentikan bukan karena perkara cadar, tapi karena mangkir.
Mestinya tabayyun dong dan 'cover both sides' juga ke Inspektorat Jenderal Kemenag.. https://t.co/PG7VFUSAkU
. .'Di tegur dan laporkan ke dewan pers pak,krn memelintir judul berita dgn klik bait— Pan Dyah (@dyah_pan) February 23, 2019
Asal bacot..media abun😂— SaveAkalSehat (@Handrislow84) February 23, 2019
Berikut kutipan berita dari Republika.co
Dosen mata kuliah Bahasa Inggris di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Hayati Syafri, yang sudah sejak tahun lalu dinonaktifkan telah resmi dipecat dari Kementerian Agama (Kemenag). Dengan begitu, Hayati tak lagi menyandang status PNS.
Berita pemecatan Hayati dari status Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Agama beredar di Facebook. Saat Republika.co.id mengonfirmasi kepada Hayati, ia membenarkan informasi tersebut.
"Benar (sudah diberhentikan dari Kemenag), kalau tidak salah per tanggal 18 Februari," kata Hayati, Sabtu (23/2).
Sebelum surat pemecatan keluar, Hayati pernah didatangi oleh petugas Inspektorat Jenderal Kemenag. Ia merasa Kemenag lebih fokus menggali soal kedisiplinan dan tidak membahas persoalan memakai cadar.
Dosen IAIN Bukittinggi Hayati Syafri mengikuti wisuda doktor di Universitas Negeri Padang (UNP), Jumat (16/3/2018). Wisuda juga dihadiri Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Dalam surat pemecatan itu, Hayati disebut sering meninggalkan tanggung jawab mengajar. Hayati merasa alasan pemecatan ini tidak adil dan menilai Kemenag telah tebang pilih karena yang ia lihat ada banyak dosen yang mengajar juga sembari meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hayati pun tidak sepenuhnya meninggalkan tanggung jawab sebagai pengajar saat menempuh S3 hingga meraih gelar doktor dengan predikat cum laude. Ia mengaku masih menjalankan tugas bimbingan terhadap mahasiswa-mahasiswinya.
Hayati dirumahkan terhitung sejak semester genap tahun akademik 2017-2018 lalu. Ia dianggap melanggar aturan oleh pihak kampus karena tidak mau melepas cadar saat mengajar bahasa Inggris yang dianggap perlu memperlihatkan mimik wajah saat pengucapan kata agar dapat dimengerti dengan jelas oleh mahasiswa.
Walau sudah lama tidak mengajar di kampus, Hayati mengaku tetap mengabdi kepada masyarakat dengan cara lain. Ia bersama rekan-rekannya aktif di jalan dakwah.
Cita-cita Hayati bersama teman-temannya adalah mewujudkan Kota Bukittinggi sebagai kota Alquran dan kota ramah keluarga. Salah satu yang sudah Hayati wujudkan bersama rekan-rekannya adalah mendirikan sanggar Quran di mana ia bertindak sebagai pembina.
"Harapannya ingin menjadikan Bukittinggi sebagai kota Alquran dan kota ramah keluarga," ujar Hayati.
Selain itu, Hayati juga menyibukkan diri dengan kegiatan bengkel akhlak. Di sana, ia sering memberikan penyuluhan seputar tema keluarga islami kepada kelompok-kelompok ibu dan remaja.
Beritaterheboh.com