Terpatahkan Tudingan Keji Ani Hasibuan, Menkes & IDI Beber Penyebab Utama Meninggalnya Petugas KPPS

Beritaterheboh.com - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengatakan, penyebab kematian paling banyak dari petugas Kelompok Panitia Pemu...



Beritaterheboh.com - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengatakan, penyebab kematian paling banyak dari petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 adalah kardiovaskular alias jantung dan pembuluh darah.

"Kasus kematian (petugas KPPS) 53 persen disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Ada termasuk di dalamya stroke, hipertensi," ujar Nila saat konferensi pers di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Penyebab kematian terbesar kedua, yakni gagal pernafasan. Salah satu di antaranya adalah asma. Kemudian dilanjutkan dengan kecelakaan kerja, yakni sebesar 9 persen.

"Kecelakaan ini cukup tinggi ya," ujar Nila.

Penyebab kematian petugas KPPS selanjutnya yakni sakit gagal ginjal, diabetes melitus dan liver.

Adapun, data terbaru Kemenkes, petugas KPPS yang meninggal dunia, sebanyak 485 orang dan yang sakit sebanyak 10.997 orang. Petugas KPPS yang meninggal kebanyakan berusia di atas 50 hingga 70 tahun.

Menkes menambahkan, data-data tersebut, belum terkumpul seluruhnya. Data yang Nila ungkap tersebut baru didasarkan pada laporan 25 provinsi.

Diketahui, 17 April 2019, Kemenkes sudah mengeluarkan surat edaran bagi kepala dinas di seluruh provinsi di Indonesia.

Menkes meminta kepala dinas kesehatan menginventarisasi petugas KPPS yang meninggal dunia, baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit serta petugas KPPS yang menderita sakit di sela menjalankan tugasnya.

"Kami tetap mendorong supaya kepala dinas kesehatan mengumpulkan data tersebut. Ini yang disebut audit medik," ujar Nila.


IDI: Kelelahan Bukan Penyebab Utama Kematian Mendadak Petugas KPPS

Hingga saat ini, tercatat sedikitnya 583 orang petugas KPPS pada Pemilu 2019 dinyatakan telah meninggal dunia, sedangkan sekitar 4.602 orang lainnya sakit.

Hal ini mengundang pertanyaan publik, apa sebenarnya yang menjadi penyebab angka kematian petugas KPPS begitu tinggi, yang terjadi dalam waktu singkat, dan memiliki penyebaran yang luas ini?

Ditenggarai, beban kerja yang terlampau berat dan kelelahan menjadi penyebab utamanya.

Namun, tidak demikian menurut para pakar dari Ikatan Dokter Indonesia ( IDI).


Menurut IDI, kelelahan bukanlah penyebab utama, melainkan hanya pemicu munculnya gejala penyakit lain yang menyebabkan kematian mendadak, seperti gagal jantung dan stroke.

“Mengacu pada definisi dari World Health Organization (WHO), kematian mendadak adalah kematian dalam jangka waktu kurang dari 24 jam dari kemunculan gejala, tanpa adanya sebab yang jelas," jelas Prof. DR. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD, KHOM.

"Kemungkinan tertinggi penyebabnya gagal jantung atau stroke, yang bisa dipicu kelelahan, dehidrasi, atau stress," ujarnya lagi pada diskusi publik bertajuk "Membedah Persoalan Kematian Mendadak Petugas Pemilu dari Perspektif Keilmuan" di Jakarta, Senin (13/5/2019).

Menurut data yang saat ini telah berhasil dihimpun oleh Kementrian Kesehatan, terdapat 13 penyakit yang menyebabkan tingkat kematian petugas KPPS pada 2019 ini.

13 penyakit itu adalah gagal jantung, stroke, infark miokard (serangan jantung akibat penyempitan pembuluh koroner), koma hepatikum, respiratory failure (gangguan saluran pernapasan), hypertensi emergency, meningitis, sepsis, asma, diabetes melitus, gagal ginjal, MERS, dan kegagalan multiorgan.

Tiga yang tertinggi adalah gagal jantung, stroke, dan infark miokard.

Menurut Zubairi, kematian mendadak ini dapat terjadi pada orang yang memiliki tingkat aktivitas tinggi, bahkan pada kalangan atlet yang memiliki tubuh bugar sekalipun.

“Di Jepang, ini dikenal dengan istilah karoshi, atau overwork death, di mana terjadi gagal jantung atau stroke dipicu oleh kelelahan, stress, dan kelaparan akibat jam kerja yang berlebihan,” tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. dr. Anwar Santoso, Sp.JP(K). Anwar. Dia mengatakan bahwa kebanyakan kasus kematian mendadak merupakan gangguan jantung atau pembuluh darah, yang membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin.

“Pada kematian mendadak, dimensi waktunya hanya hitungan menit, dari arrythmia (ritme jantung tak beraturan), dalam lima menit saja bisa terjadi cardiac arrest (henti jantung). Waktu kritis untuk resusitasi hanya empat setengah menit saja,” paparnya.

Penyebab ketidakteraturan denyut jantung ini beragam, mulai dari jantung koroner, penyakit kardiovaskuler lain, ataupun faktor genetik.

Namun, berdasarkan studi, kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai hal, termasuk kelelahan, stres, faktor kepribadian, dan usia.


Anwar juga menjelaskan bahwa orang dengan rentang usia sekitar 50-70 tahun memiliki risiko tertinggi untuk gangguan jantung. Namun, potensi ini dapat dipantau melalui beberapa prediktor, diantaranya kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi, obesitas, adanya psychososial stress, dan alkohol.

“Interaksi antara tekanan psikologis berat dengan potensi jantung koroner akan meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler”, imbuhnya.

Beban tugas yang terlampau tinggi serta jam kerja yang tidak memungkinkan istirahat diyakini sebagai penyebab awal tingginya tingkat keletihan yang berujung pada munculnya berbagai penyakit dan kematian.

“Aktivitas tinggi dapat menyebabkan penurunan kerja otak dan penyumbatan pembuluh darah melalui pembentukan plak, yang berujung pada stroke,” ujar dr. Rakhmad Hidayat, SpS.

Rakhmad menekankan bahwa stroke bukanlah awal pangkal permasalahan, melainkan ujung yang berbatasan dengan kematian.

“Kita harus cari tahu pangkalnya, bisa dengan membaca rekam medisnya.” imbuhnya.(Kompas.com/CNNIndonesia.com)
Name

ABDUL AZIZ,1,abu tours,10,ACT,3,agus,1,ahmad dhani,62,Ahok,397,ahoker,1,amien rais,4,Anies,16,AniYudhoyono,13,anti virus,1,asian games 2018,2,bahar smith,3,bbm,1,Bela Islam,4,Berita,3427,Berita Islam,14,bom bunuh diri,1,bom medan,12,bom surabaya 13 Mei,29,bpjs,4,corona,278,Daerah,72,data corona,59,debat capres,8,deddy,2,demo,1,demokrat,3,djarot saiful hidayat,21,dki,736,dpr,1,DPR/DPRD,19,Ekonomi,17,enter,1,entertainment,1804,erick tohir,1,fadli zon,42,fahri hamzah,17,farhat,5,first travel,8,FPI,189,ganti presiden,12,garuda,66,gempa bumi,1,gempa palu,6,gerindra,2,Gibran,44,guru honorer,1,habib bahar,1,habib rizieq,4,hatespeech,13,Hukum,239,ILC,17,intermezzo,3,Internasional,366,investasi bodong,2,Iriana Jokowi,4,Isu,1,Jakarta,119,jogja,1,Jokowi,197,jonru,2,Jusuf Kalla,8,Kaesang,49,Kahiyang,9,kampanye akbar Jokowi,1,kasus 22 mei,10,kasus ektp,3,kasus jessica,1,kasus sepakbola,6,kecelakaan,8,keraton agung sejagat,26,Kesehatan,1,Kontroversi,112,korban,1,KPK,1,Kriminal,16,leasing,1,lina sule,82,lion air,62,lucinta luna,71,mafia bola,1,Mario Teguh,3,mata najwa,13,mca,13,menteri susi,10,messi,1,mudik,1,MUI,12,mulan jameela,1,mustafa nahra,1,najwa,1,nanggala402,12,nas,1,nasioanal,5,nasiona,7,Nasional,6821,News,3,Novel Baswedan,19,NU,46,NUSRON WAHID,3,ojol,3,Olahraga,13,Opini,244,PAN,1,papua,1,Partai,15,pdip,1,pemilu2019,1,Pendidikan,8,Peristiwa,44,Pilgub DKI,203,pilgub sumut,1,pilkada,5,pilkada2018,10,pilpres2019,48,PKB,1,pks,7,poli,1,polirik,1,polisi,1,polit,1,politi,6,Politik,7939,politiki,1,poliyik,1,POLRI,17,prabowo,2,pssi,1,raga,2,Ragam,4568,ragan,3,Ramalan,3,ratna sarumpaet,103,realcount,2,rekapitulasi,1,Revisi UU,1,ridwan kamik,1,ridwan kamil,1,risma,6,s,1,sandiaga uno,11,saracen,1,SBY,39,sehat,1,sejarah,5,sele,2,Seleb,1315,serba serbi,1,setnov,2,shio,7,sidang MK 2019,35,sinovac,2,SJ182,18,sport,1,sunda empire,14,surat ahmad dhani,4,syilviana,2,T,1,telkomsel,1,Teror,9,teroris riau,2,Tips,2,TNI,10,tol cipularang,8,tommy soeharto,1,topic netizen,758,tragedi 9 mei 2018,22,tre,1,trending topik,1853,UAS,27,UN,1,Unik,1,vaksin,3,viral,1,zodiak,17,
ltr
item
Berita Heboh: Terpatahkan Tudingan Keji Ani Hasibuan, Menkes & IDI Beber Penyebab Utama Meninggalnya Petugas KPPS
Terpatahkan Tudingan Keji Ani Hasibuan, Menkes & IDI Beber Penyebab Utama Meninggalnya Petugas KPPS
https://1.bp.blogspot.com/-tRjpEViUTQI/XN-F1T4GlqI/AAAAAAAAbV8/aMxyYMLvVEsYRwpLZ8dh7uRte1QHHoStwCLcBGAs/s1600/menkes.webp
https://1.bp.blogspot.com/-tRjpEViUTQI/XN-F1T4GlqI/AAAAAAAAbV8/aMxyYMLvVEsYRwpLZ8dh7uRte1QHHoStwCLcBGAs/s72-c/menkes.webp
Berita Heboh
http://www.beritaterheboh.com/2019/05/terpatahkan-tudingan-keji-ani-hasibuan.html
http://www.beritaterheboh.com/
http://www.beritaterheboh.com/
http://www.beritaterheboh.com/2019/05/terpatahkan-tudingan-keji-ani-hasibuan.html
true
5276501411807228324
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content