Beritaterheboh.com - Sebelas pelaku kerusuhan 22 Mei didakwa melakukan perusakan dan pelemparan batu ke petugas yang sedang melakukan pen...
Beritaterheboh.com - Sebelas pelaku kerusuhan 22 Mei didakwa melakukan perusakan dan pelemparan batu ke petugas yang sedang melakukan pengamanan. Terdakwa kesatu, Ardiansyah bin Suherman disebut dijanjikan akan mendapat uang Rp 50.000 untuk menyerang kantor Bawaslu karena tidak puas dengan hasil Pemilu 2019.
Selain Ardiansyah, terdakwa lainnya yakni Alfi Syukra, Dian Masyhur, Dimas Aditya, Wahyudin, Ahmad Irfan, Nur Fauzi Sambudi, Said Zulsultan, Rahmat Alwi, Arfal Maulana, Zamahsari. Mereka merupakan bagian dari massa yang melempari petugas polisi dan menyebabkan kendaraan yang parkir di sekitar flyover Slipi rusak dan terbakar.
"Bahwa para terdakwa, pada Rabu 22 Mei di Jl Brigjen Katamso, telah yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau yang turut serta melakukan dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir," kata JPU, Anggia Yusran, di PN Jakbar, Jl Letjen S Parman, Jakarta Barat, Selasa (13/8/2019).
Jaksa menyebut terdakwa I, Ardiansyah bin Suherman mendapat perintah dari Rusdi Munir dan Habib Muhammad Abdurrohman Al Habsyi untuk melakukan penyerangan terhadap kantor Bawaslu karena tidak puas dengan hasil Pemilu 2019. Terdakwa akan mendapatkan uang Rp 50.000 apabila berhasil.
"Terdakwa Ardiansyah mendapat perintah dari Rusdi Munir dan Habib Muhammad Abdurrohman Al Habsyi untuk melakukan penyerangan terhadap kantor Bawaslu karena tidak puas dengan hasil Pemilu 2019, dan terdakwa Ardiansyah akan mendapatkan uang Rp 50 ribu apabila berhasil," kata Anggia.
Tak hanya Ardiansyah, jaksa menyebut terdakwa Dian Mansyur juga dijanjikan menerima uang Rp 50.000 oleh Firman alias Irfan Akbar untuk mengikuti demo Kedaulatan Rakyat pada 22 Mei di Bawaslu. Selanjutnya, Dian mengajak terdakwa kelima, Wahyudin, untuk pergi ke Bawaslu.
Sementara itu, terdakwa lainnya Alfi Syukra, Dimas Aditya, Ahmad Irfan, Nur Fauzi Sambudi, Said Zulsultan, Rahmat Alwi, Arfal Maulana, dan Zamahsari juga berangkat menuju ke Bawaslu secara terpisah. Namun, kedelapan terdakwa termasuk terdakwa kesatu Ardiansyah, terdakwa ketiga Dian, dan terdakwa kelima Wahyudin belum sampai di Bawaslu, melihat ada kerumunan massa di sekitar flyover Slipi Jaya.
Akhirnya para terdakwa bergabung dengan massa lainnya melawan polisi dengan melemparkan batu. Selanjutnya para terdakwa diamankan polisi secara terpisah di sekitar lokasi kerusuhan.
"Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa dan massa lainnya, terdapat belasan mobil rusak karena dibakar massa, dan beberapa anggota polisi yang berjaga terluka," kata Anggia.
Atas perbuatannya, para terdakwa didakwa dan diancam pidana dalam Pasal 187 ke-1 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Pasal 214 ayat (1) KUHP, Pasal 170 ayat (1) KUHP, Pasal 211 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Pasal 358 ke-1 KUHP, Pasal 212 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Pasal 216 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Pasal 218 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
(yld/jbr/detik.com)