Beritaterheboh.com - -Seorang pedagang peralatan listrik di LTC Glodok, Dini, 38 tahun mengaku takut dengan kabar bahwa lokasinya mencari...
Beritaterheboh.com - -Seorang pedagang peralatan listrik di LTC Glodok, Dini, 38 tahun mengaku takut dengan kabar bahwa lokasinya mencari nafkah itu menjadi salah satu sasaran peledakan bom ikan oleh komplotan Sony Santoso, Abdul Basith dan kawan-kawan.
"Seram juga sih pas dengar itu," ujar perempuan berparas Tionghoa itu saat ditemui Tempo di lapaknya, Sabtu, 19 Oktober 2019 terkait kabar 7 pusat bisnis target bom ikan Abdul Basith cs.
Walau takut, Dini mengaku tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia merasa sedikit lega karena hadirnya anggota TNI dan kendaraan Anoa di depan LTC Glodok sejak tiga hari lalu.
Namun, dia merasakan dampak menurunkan pembeli ke lokasi perbelanjaan yang ada di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat itu. "Ya customer malah khawatir, ini kok ada personel TNI segala macam," ujar Dini.
Pengunjung LTC Glodok, Yana, 25 tahun mengaku sedikit risih dengan hadirnya kendaraan lapis baja dan TNI di lokasi itu. Walau begitu, dia memaklumi jika langkah itu dibuat untuk mengamankan masyarakat.
"Kalau ada polisi doang aja kita pasti bertanya-tanya, apalagi ini ada Anoa segala," kata Yana.
Menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-Ma'ruf Amin besok, 20 September 2019 Dini dan penjual lain di LTC Glodok tak akan beroperasi. Menurut dia, LTC Glodok memang tutup setiap Minggu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono membenarkan adanya pengamanan khusus di pusat-pusat ekonomi menjelang pelantikan Jokowi-Maruf dan terkait kasus Abdul Basith Cs.
Petugas keamanan LTC Glodok, Jatun mengatakan, personel security mall akan tetap bekerja khusus untuk esok hari pada saat pelantikan Jokowi-Maruf. Jumlah security yang diterjunkan mencapai 200 orang.
"Dibagi menjadi tiga regu," kata Jatun.
Kendaraan lapis baja TNI jenis Anoa juga terlihat di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat pada Sabtu, 19 Oktober 2019. Pusat perbelanjaan itu juga menjadi salah satu target peledakan bom ikan.
Seorang pengunjung Taman Anggrek, Satrio, 55 tahun mengaku tidak khawatir datang ke sana walaupun sudah mendengar kasus rencana pemboman oleh Abdul Basith Cs. Menurut dia, kematian sudah diatur Tuhan.
"Kalau kita takut, malah dia yang menang," kata dia.
Sebelumnya, tersangka rencana pemboman, Abdul Basith menyebutkan sejumlah pusat bisnis di beberapa titik di Jakarta menjadi target sasaran. Bom ikan itu rencananya diledakan saat adanya aksi Mujahid 212 pada 28 September 2019.
Tersangka Abdul Basith dihadirkan atas kepemilikan bom molotov saat rilis kasus di Polda Metro Jaya, Jakarta, 18 Oktober 2019. Abdul Basith merupakan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas Ekonomi dan Managemen telah mengundurkan diri sebagai Dosen. TEMPO/Genta Shadra Ayubi
"Otista, Kelapa Gading, Senen, Glodok, dan Taman Anggrek," kata Abdul Basith saat ditemui Tempo di Polda Metro Jaya, Rabu, 2 Oktober 2019.
Menurut Abdul, bom ikan tersebut bukan menyasar kepada massa tertentu melainkan pusat bisnis. Tujuannya menyerang etnis Cina yang tinggal di Indonesia. Rencana ini dibahas dalam rapat di kediaman mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Soenarko di Ciputat, Tangerang Selatan pada 20 September 2019.
Laode Sugiono dan Mulyono Santoso duduk di meja melingkar yang sama membahas pembuatan bom. Laode, Abdul menambahkan, menyanggupi menyiapkan bahan peledak. "Kami tidak ada urusan ngebom orang, tapi pusat bisnis," ujar Abdul.
Aksi Mujahid 212 digelar Sabtu, 28 September 2019 lalu. Bom mulanya bakal diledakkan pada 24 September 2019.
Akan tetapi, lanjut Abdul Basith, orang-orang yang terlibat dalam rencana itu baru tiba di Ibu Kota pada 24 September. Rencana pun molor empat hari, di waktu yang sama ketika aksi Mujahid 212.(tempo.co)