Beritaterheboh.com - Ramai diperbincangkan soal anggaran Disdik DKI capai miliaran untuk pembelian lem aibon, Yunarto Wijaya kini menyorot...
Beritaterheboh.com - Ramai diperbincangkan soal anggaran Disdik DKI capai miliaran untuk pembelian lem aibon, Yunarto Wijaya kini menyoroti hal lain.
Direktur Charta Politika itu tampak menyinggung soal barang belanjaan yang diambil dari APBD DKI Jakarta berikutnya yakni ballpoint.
Melalui laman media sosial Twitter-nya, Yunarto Wijaya tampak membagikan potret rincian APBD DKI Jakarta yang dipakai untuk belanja alat tulis kantor.
Yunarto Wijaya tampak menyoroti soal anggaran ratusan miliar yang dipakai untuk membeli ballpoint.
Cuitan itu dibuat Yunarto Wijaya usai menyinggung soal anggaran untuk pembelian lem aibon.
Perbincangan soal anggaran Disdik DKI capai miliaran untuk membeli lem aibon itu pertama kali ramai dihembuskan melalui media sosial.
Bahasan soal lem aibon itu heboh diperbincangkan setelah salah satu anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana mengunggah temuan tersebut ke akun Instagramnya @willsarana.
Dalam akunnya, politisi PSI itu awalnya mempermasalahkan sampai sekarang publik belum bisa mengakses dokumen Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) 2020 di situs apbd.jakarta.go.id.
Padahal, pembahasan anggaran sudah dimulai di DPRD.
“Namun kami berhasil mendapatkan cara untuk mengaksesnya. Lalu kami temukan anggaran yang cukup aneh lagi yaitu pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan,” tulis William dalam akunnya, Selasa (29/10/2019).
Dalam anggaran itu, lem Aibon hendak diberikan kepada 37.500 murid.
“Buat apa murid-murid kita disuplai dua kaleng lem aibon tiap bulannya? Tolong jelaskan,” kata dia.
Pasca heboh cuitan soal anggaran untuk lem aibon tersebut, Dinas Pendidikan akhirnya buka suara.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengaku akan mengecek ulang pengajuan anggaran dalam dokumen rancangan KUA-PPAS 2020.
Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati mengomentari temuan politisi PSI William Aditya Sarana mengenai anggaran untuk pembelian lem Aibon sebesar Rp 82,8 miliar.
"Ini sepertinya salah ketik, kami sedang cek ke semua komponennya untuk diperbaiki, " kata Susi Nurhati saat dihubungi di Jakarta, Selasa (29/10/2019) malam, seperti dikutip Antara.
Susi menyatakan, dalam usulan anggaran dinas melalui Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kota Jakarta Barat itu, item yang diusulkan berupa kertas dan tinta saja dan menegaskan tidak ada pengajuan anggaran untuk pembelian lem aibon.
"Itu ATK, tapi kami hanya mengusulkan kertas dan tinta saja," ujarnya.
Selanjutnya, Susi mengatakan, pihaknya akan menyelidiki pihak yang menginput pembelian lem sebanyak Rp 82,8 miliar tersebut.
"Kami akan cek ke seluruh SDN di Jakarta Barat, kami revisi usulan anggaran itu terakhir hari Jumat (25/10) malam. Dan sekarang juga akan kami cek kembali keseluruhannya," katanya.
Kini, pasca penjelasan dari Disdik DKI Jakarta, publik kembali diramaikan oleh rincian APBD DKI Jakarta guna membeli ballpoint.
Anggaran untuk belanja ballpoint menggunakan APBD DKI Jakarta
Anggaran untuk belanja ballpoint menggunakan APBD DKI Jakarta (tangkapan layar unggahan akun Twitter @yunartowijaya)
Adalah Yuanrto Wijaya yang ikut mengungkap perihal anggaran tersebut.
Melalui laman Twitter-nya, Yunarto Wijaya terlihat membagikan tangkapan layar yang berasal dari situs apbd.jakarta.go.id.
Dalam tangkapan layar tersebut tampak anggaran yang dipakai untuk pembelian ballpoint mencapai Rp 123 miliar lebih.
Dalam keterangan tangkapan layar tersebut, tercantum bahwa harga satuan ballpoint yang hendak dibeli itu memiliki harga Rp 105 ribu.
Melihat anggaran yang dikeluarkan untuk belanja alat tulis kantor tersebut, Yunarto Wijaya pun memberikan pendapatnya.
"Pencegahan memang gak semenarik penindakan atau OTT utk ditonton ya," ungkap Yunarto Wijaya.
Hal itu terlihat dari ribuan pengguna Twitter yang menyukai cuitan dari Yunarto Wijaya.
Tak hanya itu, sutradara serta penulis Ernest Prakasa juga terlihat ikut mengomentari cuitan Yunarto Wijaya tersebut.
Alih-alih berkomentar soal anggaran, Ernest Prakasa justru salah fokus dengan harga satu ballpoint yang hendak dibeli.
Sebab dalam tangkapan layar tersebut, harga satu ballpoint dipatok dengan nilai Rp 105 ribu.
Seolah heran dengan harga tersebut, Ernest Prakasa pun menyinggung soal kualitas tinta yang mungkin diinginkan oleh DKI Jakarta.
Ernest Prakasa lantas mengomentari dengan pernyatan satir.
"Bolpen nya 105,000 per pcs. Mungkin tinta nya pake tinta cumi," balas Ernest Praksa pada unggahan Yunarto Wijaya.
Direktur Charta Politika itu tampak menyinggung soal barang belanjaan yang diambil dari APBD DKI Jakarta berikutnya yakni ballpoint.
Melalui laman media sosial Twitter-nya, Yunarto Wijaya tampak membagikan potret rincian APBD DKI Jakarta yang dipakai untuk belanja alat tulis kantor.
Yunarto Wijaya tampak menyoroti soal anggaran ratusan miliar yang dipakai untuk membeli ballpoint.
Cuitan itu dibuat Yunarto Wijaya usai menyinggung soal anggaran untuk pembelian lem aibon.
Perbincangan soal anggaran Disdik DKI capai miliaran untuk membeli lem aibon itu pertama kali ramai dihembuskan melalui media sosial.
Bahasan soal lem aibon itu heboh diperbincangkan setelah salah satu anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana mengunggah temuan tersebut ke akun Instagramnya @willsarana.
Dalam akunnya, politisi PSI itu awalnya mempermasalahkan sampai sekarang publik belum bisa mengakses dokumen Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) 2020 di situs apbd.jakarta.go.id.
Padahal, pembahasan anggaran sudah dimulai di DPRD.
“Namun kami berhasil mendapatkan cara untuk mengaksesnya. Lalu kami temukan anggaran yang cukup aneh lagi yaitu pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan,” tulis William dalam akunnya, Selasa (29/10/2019).
Dalam anggaran itu, lem Aibon hendak diberikan kepada 37.500 murid.
“Buat apa murid-murid kita disuplai dua kaleng lem aibon tiap bulannya? Tolong jelaskan,” kata dia.
Pasca heboh cuitan soal anggaran untuk lem aibon tersebut, Dinas Pendidikan akhirnya buka suara.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengaku akan mengecek ulang pengajuan anggaran dalam dokumen rancangan KUA-PPAS 2020.
Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati mengomentari temuan politisi PSI William Aditya Sarana mengenai anggaran untuk pembelian lem Aibon sebesar Rp 82,8 miliar.
"Ini sepertinya salah ketik, kami sedang cek ke semua komponennya untuk diperbaiki, " kata Susi Nurhati saat dihubungi di Jakarta, Selasa (29/10/2019) malam, seperti dikutip Antara.
Susi menyatakan, dalam usulan anggaran dinas melalui Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kota Jakarta Barat itu, item yang diusulkan berupa kertas dan tinta saja dan menegaskan tidak ada pengajuan anggaran untuk pembelian lem aibon.
"Itu ATK, tapi kami hanya mengusulkan kertas dan tinta saja," ujarnya.
Selanjutnya, Susi mengatakan, pihaknya akan menyelidiki pihak yang menginput pembelian lem sebanyak Rp 82,8 miliar tersebut.
"Kami akan cek ke seluruh SDN di Jakarta Barat, kami revisi usulan anggaran itu terakhir hari Jumat (25/10) malam. Dan sekarang juga akan kami cek kembali keseluruhannya," katanya.
Kini, pasca penjelasan dari Disdik DKI Jakarta, publik kembali diramaikan oleh rincian APBD DKI Jakarta guna membeli ballpoint.
Anggaran untuk belanja ballpoint menggunakan APBD DKI Jakarta
Anggaran untuk belanja ballpoint menggunakan APBD DKI Jakarta (tangkapan layar unggahan akun Twitter @yunartowijaya)
Adalah Yuanrto Wijaya yang ikut mengungkap perihal anggaran tersebut.
Melalui laman Twitter-nya, Yunarto Wijaya terlihat membagikan tangkapan layar yang berasal dari situs apbd.jakarta.go.id.
Dalam tangkapan layar tersebut tampak anggaran yang dipakai untuk pembelian ballpoint mencapai Rp 123 miliar lebih.
Dalam keterangan tangkapan layar tersebut, tercantum bahwa harga satuan ballpoint yang hendak dibeli itu memiliki harga Rp 105 ribu.
Melihat anggaran yang dikeluarkan untuk belanja alat tulis kantor tersebut, Yunarto Wijaya pun memberikan pendapatnya.
"Pencegahan memang gak semenarik penindakan atau OTT utk ditonton ya," ungkap Yunarto Wijaya.
Cuitan yang diurai Yunarto Wijaya itu pun menuai banyak komentar dari Warganet.Pencegahan memang gak semenarik penindakan atau OTT utk ditonton ya... 😔😔 pic.twitter.com/bSAkY2VQFF— Yunarto Wijaya (@yunartowijaya) October 30, 2019
Hal itu terlihat dari ribuan pengguna Twitter yang menyukai cuitan dari Yunarto Wijaya.
Tak hanya itu, sutradara serta penulis Ernest Prakasa juga terlihat ikut mengomentari cuitan Yunarto Wijaya tersebut.
Alih-alih berkomentar soal anggaran, Ernest Prakasa justru salah fokus dengan harga satu ballpoint yang hendak dibeli.
Sebab dalam tangkapan layar tersebut, harga satu ballpoint dipatok dengan nilai Rp 105 ribu.
Seolah heran dengan harga tersebut, Ernest Prakasa pun menyinggung soal kualitas tinta yang mungkin diinginkan oleh DKI Jakarta.
Ernest Prakasa lantas mengomentari dengan pernyatan satir.
"Bolpen nya 105,000 per pcs. Mungkin tinta nya pake tinta cumi," balas Ernest Praksa pada unggahan Yunarto Wijaya.
Bolpen nya 105,000 per pcs. Mungkin tinta nya pake tinta cumi. https://t.co/fhiQCbfAlT— #FilmIMPERFECT 19 Des! (@ernestprakasa) October 30, 2019
Itu mungkin pulpen narkoba yg wangi2 itu.— Sani Sunandang (@sunandang31) October 30, 2019
Buktinya ada loh koh, bolpen harga yg mahal— Danang Widjanarko (@heydanang) October 30, 2019
Bolpen ini kalo gak salah dari keramik pic.twitter.com/ZZZldgqFDx
Yah memang ada, yg jutaan sampai puluhan juta jg ada merk Mont Blanc. Tapi ini kan anggaran ATK yah pasti pulpen sekelas merk pilot/standard yg belasan ribu— david jo (@dj6695354) October 30, 2019
Lagi pula skrg sdh jarang yg pake drawing pen utk gambar, sdh pada digital gambarnya.— Pengawas Lapangan (@prameyah) October 30, 2019
Lagian ujung2nya juga emak bapaknya yang beliin bolpen pake KJP.— T Santosa (@teguhtosa) October 30, 2019
Yang dari sekolah mah mungkin dibilang, "Maaf habis oleh sekolah lain, sekolah kita ngga kebagian"
Itu yang ku juga penasarn,— Ramdhan Dwi Nugroho (@berkahramdhan) October 30, 2019
Ini bikin anggarannya ditulis dulu berapa yg mau didapet, dibagi 12bulan trus dibagi lagi berapa harpa per pcs, keluarlah jumlah pegawai yg butuh pulpen tiap bulan.. hehe pic.twitter.com/3JjUjRLYHt— Wong Getak (@wonggetak) October 30, 2019
Please deh jgn sok tau. Ini kan ballpoint langsung beli di pilotnya.— Alumni Kiamat 2012 (@menteriboba) October 30, 2019
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Ramai Soal Lem Aibon, Yunarto Kini Soroti Anggaran Ballpoint Capai Miliaran, Ernest: Pake Tinta Cumi,Gak gitu gak kaya bro— Ojol Gemesin (@iamhndra) October 30, 2019