Aktivis sekaligus pegiat demokrasi, Ravio Patra Beritaterheboh.com - Polisi mengirim telepon genggam atau handphone milik aktivis Ravio...
Aktivis sekaligus pegiat demokrasi, Ravio Patra
Beritaterheboh.com - Polisi mengirim telepon genggam atau handphone milik aktivis Ravio Patra ke laboratorium forensik. Langkah ini dilakukan untuk mendalami dugaan peretasan yang dialami Ravio.
Ravio Patra ditangkap Polda Metro Jaya atas dugaan penyebaran berita onar yang menghasut pada tindak kekerasan dan kebencian, pada Rabu (22/4/2020) malam.
Namun, kepada aparat kepolisian, Ravio telah mengungkapkan bahwa akun WhatsApp miliknya diretas.
"Kita masih menunggu hasilnya seperti apa, apakah memang di-hack atau memang tidak. Kami tunggu hasil labfor," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono melalui siaran langsung di akun YouTube Tribrata TV Humas Polri, Kamis (23/4/2020).
Argo menuturkan, penangkapan Ravio berawal dari laporan seseorang yang berinisial DR kepada Polda Metro Jaya Orang itu mengaku telahmenerima pesan singkat melalui WhatsApp yang berisi ajakan untuk melakukan penjarahan pada April 2020.
Setelah ditelusuri, polisi menemukan bahwa pemilik nomor yang menyebarkan pesan tersebut adalah Ravio Patra. Polisi lalu menangkap Ravio bersama seorang warga negara Belanda berinisial RS di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Yang bersangkutan kemudian kami amankan pada saat mau memasuki kendaraan berpelat CD, diplomatik dari Kedutaan Belanda," tuturnya.
Kemudian, keduanya dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut. Informasi mengenai penangkapan dan peretasan akun WhatsApp Ravio pertama kali diungkapkan Direktur Eksekutif Safenet Damar Juniarto.
Pernyataan Damar berawal dari aduan Ravio kepada Safenet soal dugaan peretasan Whatsapp yang dialaminya pada Rabu pukul 14.00 WIB. Kepada Damar, Ravio mengaku, ketika mencoba membuka WhatsApp-nya, muncul tulisan "You've registered your number on another phone".
Ravio pun menerima pesan singkat berisi permintaan pengiriman OTP (one time password). Pesan itu biasanya diterima bagi pengguna untuk mengonfirmasi perubahan pada akun WhatsApp.
Masih pada Rabu siang, Ravio mendapatkan panggilan dari sejumlah nomor asing. Bahkan, ada nomor dengan kode negara Malaysia dan Amerika Serikat yang menghubunginya.
"Ketika diidentifikasi melalui aplikasi, nomor itu merupakan milik AKBP HS dan Kol ATD," tutur Damar melalui keterangan tertulis, Kamis (23/4/2020). Dugaan peretasan tersebut juga sempat diumumkan Ravio melalui akun Twitter-nya.
Dua jam setelah pengumuman itu atau pada pukul 19.00 WIB, Ravio dapat mengakses kembali akun WhatsApp miliknya. Namun, ia melihat bahwa akun WhatsApp miliknya telah menyebarkan pesan bernada provokatif. Pesan yang dimaksud berbunyi,
"KRISIS SUDAH SAATNYA MEMBAKAR! AYO KUMPUL DAN RAMAIKAN 30 APRIL AKSI PENJARAHAN NASIONAL SERENTAK, SEMUA TOKO YG ADA DIDEKAT KITA BEBAS DIJARAH".
Tidak lama setelah mendapatkan akses akun WhatsApp-nya kembali, Ravio mengaku, ada orang yang mencarinya di kediamannya. Ravio pun melaporkan hal itu kepada Safenet.
Ravio kemudian diminta mematikan dan mencabut baterai telepon genggam serta mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman.
Damar sempat mendapat informasi dari Ravio bahwa ia akan mengevakuasi diri. Namun, Damar tidak dapat menghubungi Ravio kembali selama lebih dari 12 jam setelahnya.
"Pada saat yang bersamaan sekitar pukul 00.30 WIB, muncul artikel di seword(dot)com dengan teks memojokkan Ravio disertai dengan hasil tangkapan layar yang mencantumkan pesan provokasi," kata dia.
Baru pada Kamis pagi, Safenet mendapatkan informasi mengenai penangkapan Ravio oleh polisi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dalami Dugaan Peretasan, Polisi Kirim Handphone Ravio Patra ke Labfor"
Beritaterheboh.com - Polisi mengirim telepon genggam atau handphone milik aktivis Ravio Patra ke laboratorium forensik. Langkah ini dilakukan untuk mendalami dugaan peretasan yang dialami Ravio.
Ravio Patra ditangkap Polda Metro Jaya atas dugaan penyebaran berita onar yang menghasut pada tindak kekerasan dan kebencian, pada Rabu (22/4/2020) malam.
Namun, kepada aparat kepolisian, Ravio telah mengungkapkan bahwa akun WhatsApp miliknya diretas.
"Kita masih menunggu hasilnya seperti apa, apakah memang di-hack atau memang tidak. Kami tunggu hasil labfor," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono melalui siaran langsung di akun YouTube Tribrata TV Humas Polri, Kamis (23/4/2020).
Argo menuturkan, penangkapan Ravio berawal dari laporan seseorang yang berinisial DR kepada Polda Metro Jaya Orang itu mengaku telahmenerima pesan singkat melalui WhatsApp yang berisi ajakan untuk melakukan penjarahan pada April 2020.
Setelah ditelusuri, polisi menemukan bahwa pemilik nomor yang menyebarkan pesan tersebut adalah Ravio Patra. Polisi lalu menangkap Ravio bersama seorang warga negara Belanda berinisial RS di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Yang bersangkutan kemudian kami amankan pada saat mau memasuki kendaraan berpelat CD, diplomatik dari Kedutaan Belanda," tuturnya.
Kemudian, keduanya dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut. Informasi mengenai penangkapan dan peretasan akun WhatsApp Ravio pertama kali diungkapkan Direktur Eksekutif Safenet Damar Juniarto.
Pernyataan Damar berawal dari aduan Ravio kepada Safenet soal dugaan peretasan Whatsapp yang dialaminya pada Rabu pukul 14.00 WIB. Kepada Damar, Ravio mengaku, ketika mencoba membuka WhatsApp-nya, muncul tulisan "You've registered your number on another phone".
Ravio pun menerima pesan singkat berisi permintaan pengiriman OTP (one time password). Pesan itu biasanya diterima bagi pengguna untuk mengonfirmasi perubahan pada akun WhatsApp.
Masih pada Rabu siang, Ravio mendapatkan panggilan dari sejumlah nomor asing. Bahkan, ada nomor dengan kode negara Malaysia dan Amerika Serikat yang menghubunginya.
"Ketika diidentifikasi melalui aplikasi, nomor itu merupakan milik AKBP HS dan Kol ATD," tutur Damar melalui keterangan tertulis, Kamis (23/4/2020). Dugaan peretasan tersebut juga sempat diumumkan Ravio melalui akun Twitter-nya.
Dua jam setelah pengumuman itu atau pada pukul 19.00 WIB, Ravio dapat mengakses kembali akun WhatsApp miliknya. Namun, ia melihat bahwa akun WhatsApp miliknya telah menyebarkan pesan bernada provokatif. Pesan yang dimaksud berbunyi,
"KRISIS SUDAH SAATNYA MEMBAKAR! AYO KUMPUL DAN RAMAIKAN 30 APRIL AKSI PENJARAHAN NASIONAL SERENTAK, SEMUA TOKO YG ADA DIDEKAT KITA BEBAS DIJARAH".
Tidak lama setelah mendapatkan akses akun WhatsApp-nya kembali, Ravio mengaku, ada orang yang mencarinya di kediamannya. Ravio pun melaporkan hal itu kepada Safenet.
Ravio kemudian diminta mematikan dan mencabut baterai telepon genggam serta mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman.
Damar sempat mendapat informasi dari Ravio bahwa ia akan mengevakuasi diri. Namun, Damar tidak dapat menghubungi Ravio kembali selama lebih dari 12 jam setelahnya.
"Pada saat yang bersamaan sekitar pukul 00.30 WIB, muncul artikel di seword(dot)com dengan teks memojokkan Ravio disertai dengan hasil tangkapan layar yang mencantumkan pesan provokasi," kata dia.
Baru pada Kamis pagi, Safenet mendapatkan informasi mengenai penangkapan Ravio oleh polisi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dalami Dugaan Peretasan, Polisi Kirim Handphone Ravio Patra ke Labfor"
— el diablo • é”鬼 • השטן • digembok e-nya tiga (@digeeembok) April 23, 2020