Beritaterheboh.com - Perlakuan buruk terhadap tenaga medis terus saja terjadi. Setelah sebelumnya 6 perawat RS Siloam Palembang diusir w...
“Saya baru bangun tidur. Tiba-tiba dapat WA itu. intinya disuruh pergi karena posisi rumah sakit kita itu jadi rujukan COVID-19. Mungkin ibu kosnya khawatir,” ujar Siska, salah satu perawat dilansir Liputan6.com pada Senin (27/4). Atas pengusiran yang dilakukan secara halus itu, Siska dan dua teman lainnya mengaku syok dan kecewa.
Kejadian inipun langsung mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar bahkan menanyakan sendiri kepada Siska dan kepada ibu kos kenapa kejadian itu bisa terjadi.
Reaksi Ganjar Pranowo
Kabar pengusiran tiga perawat itu langsung sampai ke telinga Ganjar Pranowo. Diapun langsung menelpon perawat malang itu seusai salat Tarawih. Ganjar juga menanyakan bagaimana kronologis kejadiannya, kondisi mereka, dan tak lupa juga menanyakan nomor telepon pemilik kos.
“Tadi langsung saya telpon ketiganya. Alhamdulillah, semuanya sudah aman karena sudah dijemput pihak rumah sakit. Karena itu rumah sakit baru, jadi ada banyak ruangan yang kosong dan bisa mereka pakai untuk sementara,” ujar Ganjar dilansir Liputan6.com pada Selasa (28/4).
Ibu Kost Bekerja Sebagai Bidan
Setelah diberi nomor oleh perawat itu, Ganjar langsung menelpon ibu kos. Namun saat berbincang dengan ibu kos, Ganjar mengaku terkejut. Hal ini dikarenakan ibu kos berprofesi sebagai bidan.
Ibu Kost Takut Suami Tertular COVID-19
Dalam pembicaraannya dengan ibu kos, Ganjar mengungkapkan kalau ibu kos itu mengaku ketakutan kalau suaminya tertular COVID-19. Bahkan pemilik kos itu sampai menangis dan minta maaf kepada Ganjar atas pengusiran tersebut.
“Saya telpon pemiliknya, dia nangis-nangis dan minta maaf. Bahasanya dia tidak mengusir, hanya takut suaminya tertular. Saya heran kenapa bisa begitu, padahal si ibu pemilik kos ini adalah bidan,” terang Ganjar dikutip dari Liputan6.com.
Ganjar Siapkan Hotel Milik Pemprov
Untuk mengantisipasi hal ini terjadi lagi, sejumlah tempat disiapkan untuk para tenaga medis seperti dokter dan perawat sebagai tempat menginap. Untuk itu pihaknya mengaku telah menyiapkan beberapa hotel milik Pemrov Jateng serta beberapa tempat lainnya.
“Memang harus ada shelter yang disiapkan agar para tenaga medis ini tenang. Di Semarang sudah kami siapkan Hotel Kosambi. Di Solo juga ada bekas barkowil yang bisa ditempati. Itu rumahnya besar, kamarnya nyaman dan banyak. Selain itu ada juga hotel milik kami yang ada di Solo yang bisa ditempati,” ujar Ganjar dilansir Liputan6.com pada Selasa (28/4).
Ganjar Berharap Pengusiran Tidak Terjadi Lagi
Gubernur Jateng itu menyayangkan pengusiran tersebut dan berharap agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Selain itu, Ganjar meminta kepada masyarakat untuk mendukung tim medis dengan tidak memberi stigma negatif kepada mereka dan keluarganya.
“Edukasi memang harus dilakukan. Tapi prinsipnya kami sudah menyiapkan tempat untuk me-rescue mereka apabila terjadi hal-hal seperti ini. semoga ke depan tidak terjadi lagi,” ujar Ganjar dilansir Liputan6.com pada Selasa (28/4).
Penolakan Tak Masuk Akal
Direktur RSUD Bung Karno Solo Wahyu Indianto mengatakan bahwa penolakan itu tidak masuk akal. Pasalnya ketiga perawat tersebut bekerja dengan standar pengamanan rumah sakit yang bagus. Selain itu mereka juga sudah dilengkapi APD saat bertugas.
"Mereka melayani di RSUD Bung Karno itu dengan safety yang bagus. Keluar masuk ruang isolasi itu keluar harus sudah mandi lagi. Karena alurnya memang sudah jelas,” ujar Wahyu dilansir Liputan6.com .
Sementara Tinggal di Rumah Sakit
Sambil menyiapkan tempat menginap, ketiga perawat yang terusir dari kos itu kemudian ditempatkan di bangunan lantai lima RSUD Bung Karno.
“Kita tampung di lantai lima karena masih ada ruang untuk menampung mereka. Daya tampung sekitar 40 orang,” ujar Wahyu Indianto dilansir Liputan6.(Liputan6.com)