TNI-Polri gagalkan penyelundupan BBM dari Indonesia ke Timor Leste di daerah perbatasan Beritaterheboh.com - Sampai saat ini, upaya penyelun...
TNI-Polri gagalkan penyelundupan BBM dari Indonesia ke Timor Leste di daerah perbatasan
Beritaterheboh.com - Sampai saat ini, upaya penyelundupan bahan bakar minyar (BBM) dari Indonesia ke negara Timor Leste, terus saja terjadi.
Peristiwa ini memperlihatkan fakta yang paradoksal tentang kekayaan alam Timor Leste di negara yang dulunya menjadi bagian dari Indonesia, Timor Timur (Timtim).
Pasalnya, Timor Leste terkenal dengan ladang minyaknya sehingga menjadi rebutan negara-negara di dunia, termasuk Australia.
Sementara di saat yang sama, upaya-upaya penyelundupan bahan bakar minyak, terus saja dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Seperti halnya kabar tentang penggagalan penyelundupan BBM oleh aparat TNI Penjaga Perbatasan Indonesia- Timor Leste.
BBM yang diselundupkan itu berupa bensin, solar dan minyak tanah.
Semua disimpan dalam dua jeriken berukuran 25 liter dan lima jeriken berukuran 5 liter.
Mengutip Kompas.com, penyelundupan itu digagalkan oleh sejumlah personel Satgas Pengamanan Perbatasan RI-RDTL Yonarmed 3/105 Tarik.
"Anggota berhasil menggagalkan penyelundupan BBM ke Timor Leste, setelah melaksanakan patroli rutin keliling di jalan tikus yang berada di daerah Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT," ungkap Dansatgas Yonarmed 3/105 Tarik, Letkol Arm Laode Irwan Halim, melalui rilis tertulisnya yang diterima Kompas.com, Minggu (27/9/2020) siang.
Laode mengatakan, penyelundupan itu digagalkan berkat sinergi TNI dan Polri di perbatasan.
"BBM yang kami temukan ini diduga akan diselundupkan ke Negara Timor Leste oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," ungkap Laode.
Penyelundupan itu diduga dilakukan karena mahalnya harga BBM di Timor Leste.
Sehingga, oknum tersebut ingin mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan sejumlah titik di perbatasan.
Secara terpisah, Komandan Pos Napan Bawah Lettu Arm Angga Arisandhy Syam menjelaskan, BBM itu ditemukan saat patroli bersama dengan dua anggota Brimob Pos Napan Bawah dari Satgas Polri.
"Pada saat melaksanakan patroli bersama dengan rekan dari Brimob di jalan-jalan tikus yang sering dilewati penyelundup barang ke Timor Leste, kami menemukan 75 liter BBM yang sepertinya sengaja disembunyikan untuk siap dijual secara ilegal," ucap Angga.
Jeriken berisi BBM itu ditutup dahan dan ranting pohon di sekitar sungai.
Sementara pemiliknya melarikan diri.
TNI-Polri membawa BBM itu ke Pos Napan Bawah.
"Semoga dengan sinergitas dan kekompakan antara TNI - Polri dapat semakin solid dalam menjaga NKRI dari pelanggaran-pelanggaran perbatasan yang dapat mengusik serta merugikan negara," pungkasnya.
Timor Leste diketahui memang memiliki krisis minyak bumi.
Meskipun mereka memiliki luasan ladang minyak bumi yang jauh lebih luas dari milik Indonesia, negara yang memerdekakan diri dari Indonesia ini disebut-sebut mengalami krisis stok minyak bumi.
Sementara perusahaan minyak yang bekerja di situ membayar royalti kepada Pemerintah Timor Leste, tapi karena stoknya yang makin menipis tiap tahunnya, royalti yang dibayarkan ke negara itu makin rendah.
Dokumen Kementerian Selandia Baru juga ungkapkan, pemerintah Timor Leste juga dinilai jor-joran dalam membelanjakan uang tersebut, daripada dana yang dihasilkan dari royalti tersebut.
"Lebih dari 75 persen sumber daya di ladang Bayu-Undan dan Kitan telah habis," kata dokumen kementerian itu.
"Sejak 2012, pendapatan minyak dan gas menurun, tahun 2014 pendapatan minyak dan gas memberikan 40 persen lebih rendah kepada Timor Leste dibandingkan 2013," katanya.
Pada tahun 2014, dana minyak bumi itu menyumbang 93 persen dari total pendapatan negara, tetapi pemerintah membelanjakan dua kali pendapatan sebenarnya dari dana tersebut setiap tahun sejak 2008," jelasnya.
Menurut Al Jazeera, cadangan minyak yang jadi pabrik uang Timor Leste diperkirakan akan kering tahun 2022 dan jika tidak ada penggantinya tahun 2027 negara itu bisa bangkrut.
"Ini adalah situasi yang menantang," kata da Costa.
"Kami harus mendorong elit penguasa Timor Leste untuk berpikir menangani situasi ini dengan cepat, jika tidak ini akan berkelanjutan," imbuhnya.
"Kami harus melakukannya sekarang, jika tidak kami mungkin akan kehabisan uang dalam beberapa tahun mendatang," paparnya.
Faktor terumitnya adalah ladang minyak ketiga Greater Sunrise, sebenarnya bisa membantu Timor Leste.
Tetapi daerah itu dalam sengketa komersial dan yuridiksi dengan Australia.
Sementara itu, Timor Leste tidak memiliki sumber dana lain selain minyak.
Agribisnis kopi mereka tidak menghasilkan cukup uang untuk menghidupi warganya. (*)
Tribunnews.com