Kasus bunuh diri Novia Widyasari Rahayu tak hanya menjadi perhatian netizen. Sejumlah figur publik pun turut bersuara atas aksi nekat maha...
Kasus bunuh diri Novia Widyasari Rahayu tak hanya menjadi perhatian netizen.
Sejumlah figur publik pun turut bersuara atas aksi nekat mahasiswi Universitas Brawijaya tersebut.
Di usia yang masih amat muda, Novia mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun di dekat pusara sang ayah.
Aksi tersebut diduga karena depresi yang dialaminya selama beberapa waktu terakhir. Terutama setelah ia diperkosa dan dipaksa aborsi oleh pacarnya, Randy Bagus.
Tak lama setelah kasus ini mencuat, beredar sebuah foto yang disebut-sebut sebagai surat pernyataan yang dibuat oleh Ibunda Novia.
"Saya memohon kepada bapak Kapolres Mojokerto untuk tidak dilakukan tindakan hukum berupa Autopsi baik luar atau dalam di Rumah Sakit mengingat bahwa saya selaku ibu kandung Sdri. Novia Widyasari Rahayu menerima bahwasanya anak kami tersebut meninggal dunia secara wajar dan tidak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh anak kami saar diketemukan meinggal dunia tersebut," cuplikan surat pernyataan tersebut.
Menilik kasus tersebut, Dokter Gia Pratama yang biasa dipanggil dr. Gia turut menyuarakan pendapatnya.
Ia menyoroti surat pernyataan yang dibuat oleh ibunda Novia. dr. Gia pun membongkar sejumlah kejanggalan dalam surat tersebut.
Terutama mengenai penolakan Ibunda Novia terkait autopsi luar dan dalam.
"Saya kurang yakin surat ini ketikan langsung, atau bahkan 100% pernyataan ibunya Novia, ini terlalu runut, dan sampai mengerti menolak autopsi luar dan autopsi dalam.
kasus yg sunggung merenyuh hati." tulisnya, seperti dikutip PortalJember.com dari Instagram @giapratamamd, Senin, 6 Desember 2021.
Selain itu, dr. Gia juga menyoroti tentang depresi dan pernyataan ibunda Novia yang menyebut anaknya meninggal secara wajar.
"menyatakan bahwa anaknya bunuh diri tapi juga mengatakan menerima bahwa anaknya meninggal secara wajar.
konslet.
anyway, Depresi itu nyata adanya, dan bisa membunuh kapan saja.
NB : kalau kita punya anak perempuan, dipacari, tdk dinikahi, dihamili, dipaksa aborsi, sampai jatuh depresi sampai akhirnya bunuh diri. apakah kita akan mau bilang kematian anak perempuan kita kematian yg wajar?" tegasnya di bagian caption.
Tak hanya dr. Gia, netizen pun turut heran dengan surat pernyataan tersebut karena tak banyak yang tahu mengenai autopsi luar dan autopsi dalam.***
Saya kurang yakin surat ini ketikan langsung, atau bahkan 100% pernyataan ibunya Novia, ini terlalu runut, terlalu berbahasa hukum, dan sampai mengerti menolak autopsi luar dan autopsi dalam.
— dr. Gia Pratama (@GiaPratamaMD) December 5, 2021
kasus yg sungguh merenyuh hati. https://t.co/t5o4lcWs4z