Fakta seputar kematian Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J satu per satu kembali terungkap ke publik. Terkini, ternyata s...
Fakta seputar kematian Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J satu per satu kembali terungkap ke publik. Terkini, ternyata sebelum ditembak mati, Brigadir J sempat bertengkar dengan Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR (sebelumnya ditulis Brigadir).
Adanya pertengkaran antara Brigadir J dengan Bripka RR ini diungkapkan Bharada E kepada pengacaranya M Burhanuddin. Disebutkan M Burhanuddin, kedua pertengkaran itu terjadi di Magelang dan di rumah Ferdy Sambo atau TKP.
Kedua pertengkaran itu disaksikan langsung Bharada E. Nah, saat di rumah Irjen Ferdy Sambo, Bharada E sempat menasehati keduanya agar bertengkar di luar rumah. “Bharada E melihat korban bertengkar dengan salah satu tersangka RR di Magelang dan di rumah yang menjadi TKP,” ungkap Burhanuddin di acara Breaking News TV One, Selasa (9/8) malam.
Ditambahkan Burhanuddin, Bharada E sempat meminta kedua seniornya itu tak bertengkar di dalam rumah, dan sebaiknya di luar rumah saja. “Kalau apa yang mereka pertengkarkan, klien kami Bharada E tidak tahu,” katanya lagi.
Cerita Brigadir Ricky Sembunyi di Balik Kulkas
Berdasarkan keterangan dari Komnas HAM, Brigadir Ricky turut berada di lokasi kejadian saat Brigadir J tewas. Keterangan awal kepolisian, Brigadir J tewas setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E.
Setidaknya ada lima orang yang ada di TKP saat Brigadir J tewas. Selain Brigadir J dan Bharada E, disebutkan ada Putri Candrawathi (istri Ferdy Sambo), Bripka Ricky (ajudan), dan S (asisten rumah tangga).
Saat dimintai keterangan oleh Komnas HAM, Ricky mengaku menyaksikan aksi baku tembak Brigadir J dan Bhadara E. Tetapi dia tidak tahu persis siapa orang yang sedang adu tembak dengan Yoshua.
Saat itu Ricky mendengar istri Ferdy Sambo teriak-teriak meminta tolong dengan memanggil namanya dan Bharada E. Ricky yang saat itu berada satu lantai dengan istri Sambo, berlari menuju ruang utama lokasi istri Sambo berteriak.
Ricky melihat Yoshua atau Brigadir J sedang mengacungkan senjata ke arah tangga, namun dia tidak melihat siapa sosok yang berada di tangga dan sedang dibidik Brigadir J. Saat Brigadir J melepaskan beberapa tembakan ke atas, Ricky langsung bersembunyi di balik kulkas.
"Belakangan dia baru tahu bahwa itu ternyata tembak-tembakan antara Bharada E (dan Yoshua)," jelas Ketua Komnas HAM Taufan Damanik saat menceritakan ulang pengakuan Ricky.
Cerita Ricky ini, kata Taufan, mirip dengan keterangan yang disampaikan Bharada E kepada Komnas HAM. Saat itu, Bharada E mengaku berada di lantai dua dan tengah membantu ART berinisial S yang sedang bersih-bersih kamar.
Dia mendengar istri Sambo berteriak minta tolong dan memanggil-manggil namanya. Bharada e lalu berlari turun tangga dan melihat Yoshua sedang berada di ruang utama.
Bharada E bertanya ke Brigadir J namun saat itu Brigadir J mengacungkan senjatanya dengan dua tangan ke arahnya. Brigadir J melepas tembakan dan Bharada E berlari ke atas.
Bharada E mengeluarkan pistol Glock 17, menuruni beberapa anak tangga dan membalas tembakan Brigadir J. Tembakan pertama Bharada E langsung mengenai Brigadir J yang membuatnya mundur sampai membentur kursi pijat sehingga membuat dia sempoyongan dan tubuhnya berputar ke belakang.
Baku tembak terjadi hingga Brigadir J tewas. Setelah suasana mulai senyap, Ricky datang dan bertanya kepada Richard.
"Ada apa?" tanya Brigadir Ricky. Namun Bharada E diam dan tidak menjawab karena dia masih syok dengan peristiwa yang dialaminya.
"Kemudian tiba-tiba sudah datang Pak Sambo karena ditelepon istrinya. Baru setelah itu, Pak Sambo telepon macam-macam itu, tidak tahu ia telepon ke mana saja. Tapi, setelah itu ada petugas datang, Provos datang," jelas Taufan.
"Perkara percaya atau tidak, kita cek lagi nanti. Saya juga tidak akan serta-merta percaya juga," tambahnya.***