Kasus kebakaran di kawasan Gunung Bromo akibat aktivitas foto prewedding menggunakan flare bakal panjang. Pasangan prawedding yang ditetapk...
Kasus kebakaran di kawasan Gunung Bromo akibat aktivitas foto prewedding menggunakan flare bakal panjang. Pasangan prawedding yang ditetapkan sebagai saksi berencana akan melaporkan balik petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Hal tersebut disampaikan Hasmoko & Mustadji, kuasa hukum pasangan prewedding dan kru wedding organizer (WO) tersebut. Mereka berkeyakinan adalah kelalaian dari petugas TNBTS yang menyebabkan meluaskan kebakaran.
''Yaitu adanya kelemahan dari petugas TNBTS sendiri. Di mana aturannya dalam pengelolaan wisata ini harus ada pengawalan atau imbauan kepada pengunjung," kata Mustadji, kuasa hukum tersangka dan saksi.
"Terkait dengan perkara ini tentunya kami berharap kepada penegak hukum terhadap klien kami yang saat ini ditahan adanya putusan yang seadil-adilnya. Karena sudah jelas ini tidak ada kesengajaan dan kami juga sudah minta maaf," sambungnya.
Mustaji mengungkapkan bahwa tidak ada pengawalan yang ketat dari pihak petugas kepada para pengunjung. Petugas hanya menerima tiket lalu membiarkan pengunjung bebas berkeliaran tanpa sadar ada risiko yang akan ditimbulkan.
"Petugas itu harusnya begitu, jangan hanya menerima tiket lalu dilepas begitu saja, tapi ada SOP pengamanan bagaimana. Jadi klien kami tidak tahu dampak dari flare ini," ungkapnya.
Rencana lapor balik ini menukai kecaman dari netizen. Sebab sebelumnya rombongan prewedding yang terdiri dari 5 orang berstatus saksi telah melakukan pertemuan kepada Ketua Dukun Parisada Sutomo dan 3 kepala desa mewakili 6 desa masyarakat Suku Tengger yang turut hadir. Mereka menyampaikan permohonan maaf atas kebakaran di Bukit Teletubbies, Gunung Bromo.
"Permohonan maaf ini kami sampaikan kepada seluruh masyarakat Suku Tengger yang bermukim di lereng Gunung Bromo. Kepada tokoh adat Tengger dan seluruh pemerintah, mulai dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden, pemerintah provinsi hingga kabupaten," kata calon pengantin yang menyewa jasa WO untuk foto prewedding, Hendra Purnama, seperti dikutip dari detikJatim.
Berikut rekasi keras warganet terkait rencana lapor palik pasangan prewedding:
"Kalau semua yang gak boleh ditulis dan dibuatkan baliho, bisa lebih tinggi himbauannya daripada gunung Bromo, diluar nurul, " kata @kinjenkkeren.
"Ini dulu waktu sekolah otaknya digantung dipohon depan sklh mesti.Udah tau musim kemarau,otak dibuat mikir.gk, malah bakar2an.Mudah2an kalian dpt kutukan dri penghuni kawasan Bromo. Gk tentram hidup elo sampai tua," ujar @wiena_kinasih.
"udh jadi musuh dan nyusahin banyak org, masih pantang buat ngaku salah 👏👏👏 keren banget pasangan ini. pasti sehidup semati banget nih," tulis @CoffeedCat.
"Lah, udah bagus bagus minta maaf malah nyalahin pihak lain. Fix jadi musuh se indonesia ini pasangan," tegas akun @dhiiikaaaaa.
"TOLOL BGT mereka yg salah mereka juga yg galak.. Minimal sadar diri punya rasa malu dan tanggung jawab akibat kesalahan sendiri udah rugiin org bnyak.. Otaknya ikutan kebakar juga ya 🗿💩🤬😡 lu aja ga ada ijin gimana mau di edukasi Goblog kesel bgt bacanya," ujar @pernahberjuang_.
"Guoblok tenan.... dia mikir nggak apa perlu dihimbau jgn main korek api di atas kasur ? Mau nikah berarti sudah dewasa bukan lagi anak TK yg nggak tahu bahaya rumput kering + bunga api. Kegoblokannya bakar 504 hektare, wisata tutup, sewaan jip, pedagang rugi. Tuntut 2x lipat hkmn," kata @zaenalarifin17.