Beritaterheboh.com - Marah, sedih, tidak percaya. Inilah perasaanku malam ini. Alm Ibu Bania yang meninggal kemarin atau hari ini, d...
Beritaterheboh.com - Marah, sedih, tidak percaya. Inilah perasaanku malam ini. Alm Ibu Bania yang meninggal kemarin atau hari ini, dipersulit pengurusan jenazahnya karena anaknya semua memilih Ahok. Pak RT nya sudah mendata semua warganya yg coblos Ahok. Akhirnya jenazah diurus setelah keluarga itu buat pernyataan di atas materai bhw tgl 19 coblos Anies.Saya kira itu berita bohong, masak sih ada Ketua RT yang seperti itu? Saya lapor kepada Lurah Pdk Pinang dan minta untuk ngecek kebenarannya, sambil berharap itu tidak mungkin terjadi, dan itu hoax. Ternyata kejadian itu benar adanya dan sekarang sudah ditangani polisi. Alm ibu Hindun juga di Jln Karet Karya 2, Rt 5/ Rw 2 juga mengalami perlakuan yang sama.
Saya sedih sekali, Pilkada menyebabkan umat Islam Jakarta menjadi biadab seperti ini? Mengapa Anies Sandi berdiam diri saja menghadapi kebiadaban seperti ini, mendiamkan modus operandi penistaan jenazah? Pilkada, kerakusan untuk meraih kekuasaan, menyebabkan seseorang hilang rasa kemanusiaannya, hilang kewarasannya dan tumpul norma-norma peradabannya. Segitu pentingnyakah jabatan bagi seorang Anies sehingga membiarkan ini terjadi dan meraih keuntungan dari situ? Astaghfirullah hal adziim, hanya ada satu kata, LAWAN!!” @emmy hafild.
Demikian sebuah status mampir di newsfeed facebook saya. Entah ide darimana sampai harus menolak jenazah dan memaksa warga memilih Anies. Padahal mengurus jenazah adalah fardhu kifayah, wajib bagi lingkungannya. Hanya nabi yang bisa tidak menyolatkan karena beliau diberitahu oleh Allah mana orang yang termasuk munafik. Apakah kalian yang menolak menyolatkan jenazah sudah selevel Nabi?
Almarhum Hindun adalah salah satu jenazah yang ditolak karena memilih Ahok. Saat Pilkada DKI empat petugas KPPS mendatangi rumah mereka untuk meminta Hindun ikut mencoblos. Tapi karena kondisi fisik Hindun yang ringkih, dia menolak datang ke TPS. Tapi, petugas tetap ingin mengambil suara Hindun.
Ternyata karena sudah tua Hindun asal coblos saja, wajar orang sudah tua renta mungkin juga sudah pikun. Tapi kejadian tersebut dilihat oleh petugas KPPS dan tak lama menyebar berita bahwa Hindun mencoblos Ahok.
Pencoblosan itu, ternyata jadi malapetaka. Keluarga mereka dituduh mendukung Ahok yang kini berstatus terdakwa dalam kasus penistaan agama.
“Nyatanya itu yang bikin masalah, keluarga kami dituduh keluarga kafirlah, mereka anggap kami semua milih Ahok, padahal itukan Mak nggak tau apa-apa, asal nyoblos aja,”
Saat mau disholatkan, jenazah Hindun dipergunjingkan oleh warga. Keputusan Ust. Ahmad Syafii untuk mensalatkan ibunya di rumah dianggap sebagai keputusan atas spanduk yang dipasang di Mushola. “Di sana banyak yang bilang, jangan disholatkan, itu pemilih Ahok,” Ketika itu, Ahmad Syafii berkata jenazah Hindun tak bisa disalatkan di Mushola Al-Mu’minun.
Beginikah pendukung Anies? Tidak bisa dewasa dalam berdemokrasi? Bahkan Ahok yang masih status terdakwa pun langsung saja dicap bersalah. Padahal semua ini hanya fitnah saja untuk memenangkan calon selain Ahok. Sebenarnya apa sih salah Ahok pada kalian? Apa sih bedanya jika dipimpin oleh Ahok atau oleh Anies buat nasib kalian? Sama saja selamanya kalian akan seperti ini karena selalu bisa dibodoh-bodohi oleh mereka yang menikmati uang korupsi.
Pendukung mencerminkan yang didukung, begitu ucapan Anies Baswedan. Sikap diam Anies selama ini menunjukkan Anies setuju dengan perilaku pendukungnya. Atau Anies tidak bisa mengatur pendukungnya? Bagaimana bisa nanti mengatur Jakarta kalau pendukungnya saja tidak bisa dia kontrol? Atau Anies sebenarnya tidak punya kuasa apa-apa, karena menjadi boneka bagi pendukung-pendukung dibelakangnya? Wah ini lebih kacau lagi.
Indonesia ini darurat korupsi, lihat saja kasus e-KTP yang menjerat banyak wakil rakyat era SBY itu. Indonesia tidak darurat asing, aseng, atau apapun yang kalian takutkan itu. PKI sudah lama mati dan sulit bangkit kembali. Islam tidak ditindas, kita masih bisa sholat, ngaji, puasa, membangun mesjid tanpa diprotes. Malah saat ini sebagian umat Islam yang justru menindas umat Islam sendiri atau umat lainnya. Memaksa kehendaknya untuk memilih Anies atau melarang renovasi rumah ibadah orang lain, itu yang melakukan justru oknum umat Islam. Jadi siapa yang bilang Islam ditindas? Jangan bodoh lah.
Ahok jelas pesaing Anies tapi dia bukan musuh kita, korupsi adalah musuh kita. Yang membuat kita miskin, susah maju, hidup sengsara itu para koruptor bukan Ahok. Koruptor-koruptor yang dengan cerdas mengaburkan siapa musuh sebenarnya. Ahok adalah satu-satunya anggota komisi II yang menolak e-KTP, itu adalah bukti integritas dia melawan korupsi. Sehingga Ahok dikeroyok ramai-ramai menggunakan rakyat yang masih bisa dibodoh-bodohi.
Jadi Kalian yang begitu anti terhadap Ahok, kalian sebenarnya bukan pembela siapa-siapa melainkan kalian adalah pembela para koruptor.
Gusti Yusuf
(via warta.co)
Baca juga :- Skandal Korupsi E-KTP, Membuat Kita Tambah Paham Siapa Ahok Sebenarnya
- Jokowi: Rp 6 Triliun hanya buat Ubah KTP dari Kertas Jadi Berplastik, Kacau Gara-gara Dikorupsi
- Veronica Tan, Perempuan Hebat Partner Ahok