Beritaterheboh.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini berkunjung ke Kabul, Afghanistan. Anggota Komisi I dari F-Demokrat Roy Suryo ...
Beritaterheboh.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini berkunjung ke Kabul, Afghanistan. Anggota Komisi I dari F-Demokrat Roy Suryo menilai kunjungan Jokowi ke lokasi tersebut tidak istimewa, meski baru saja terjadi ledakan bom.
"Soal kunjungan Presiden ke Afghanistan, menurut saya, tidak terlalu istimewa," kata Roy kepada wartawan, Senin (29/1/2018).
Dia malah menyoroti kedatangan Jokowi ke kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh. Menurut Roy, hal tersebut lebih bermakna positif di dunia internasional ketimbang kunjungan ke Afghanistan.
"Secara fair, yang perlu diapresiasi adalah kunjungan beliau ke pengungsi Rohingya sebelumnya. Itu bagus bagi citra Indonesia di mata dunia," sebut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) itu.
Baca juga: Jokowi Ungkap Alasan Tetap ke Afghanistan Meski Ada Serangan Bom
Sebelum bertolak ke Afghanistan, Jokowi telah mengunjungi pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh. Dalam kunjungannya, Jokowi berjanji akan memberi bantuan berupa rumah sakit lapangan, shelter, pusat edukasi dan trauma healing, panel solar, serta penjernih air.
Jokowi mengunjungi pengungsi Rohingya dari wilayah Rakhine, Myanmar, di kamp Jamtoli wilayah Ukhia, Cox'z Bazar, Bangladesh, Minggu (28/1).
Sebelumnya PAN memuji sikap Presiden Jokowi yang berkunjung ke Afghanistan meski baru saja dilanda serangan bom di sana. Meski demikian, terselip dugaan Jokowi ke Afghanistan demi kepentingan politik domestik.
"Kita memahami, ke Bangladesh berbicara Rohingya, di Afghanistan membawa misi diplomasi kemanusiaan berkaitan dengan konflik yang berlanjut di sana. Saya kira memberikan perhatian yang konkret, pesan Indonesia ke Afghanistan bahwa kita ini berdiri dengan nasib yang sedang dialami oleh warga Afghanistan," ujar Waketum PAN Hanafi Rais kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/1/2018).
Menurut Hanafi, kunjungan Presiden ke negara-negara Islam bisa saja mengundang simpati umat Islam di Indonesia. Hanafi mengatakan bisa saja ini menjadi modal Jokowi pada 2019.
"Memang saya kira langkah Presiden ini tak lepas dari kebutuhan domestik di Indonesia sendiri, di mana simpati umat Islam jadi perhatian Presiden. Saya kira Presiden cukup cerdik di negara-negara Islam di Asia Selatan ini. Mungkin diharapkan simpati umat Islam ini bisa dipanen untuk 2019 dengan mengunjungi negara Islam di Asia Selatan, tapi itu persoalan lain," kata dia.
(detik.com)