Teganya Anies Baswedan, Anies Baswedan dan duta besar Iran di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (31/12/2014)/laman kemendikbud. Kerjasama...
Teganya Anies Baswedan, Anies Baswedan dan duta besar Iran di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (31/12/2014)/laman kemendikbud. Kerjasama Menyusupkan Syiah Iran Lewat Pendidikan dan Kebudayaan untuk generasi Umat Islam. |
Beritaterheboh.com - Langkah Anies Baswedan menyusupkan syiah
itu dengan cara bersedia menyepakati kerjasama dengn Iran. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam hal ini diwakili oleh
Menteri Anis Baswedan langsung juga bersedia untuk bekerja sama dengan
pemerintahan Iran dalam pengembangan pendidikan dan kebudayaan. Dalam
hal ini, Iran diwakili oleh duta besar Iran di kantor Kemendikbud,
Jakarta, Rabu (31/12/2014) lalu, sebagaimana dikutip laman resmi
Kemendikbud.Padahal di kala dia berkuasa jadi menteri penddikan itu
negeri lain justru mengusir diplomat Iran yang ditengarai menyusupkan
syiahnya lewat lembaga budaya Iran. Pemerintah Sudan di bawah
kepemimpinan Presiden Omar Al Bashir telah menutup Pusat Kebudayaan Iran
dan mengusir diplomat negara Syiah itu dalam jangka waktu 72 jam, di
awal September lalu.
Berita berikut
ini di antara bukti teganya Anies Baswedan mau menyusupkan syiah Iran
lewat jalur pendidikan dan kebudayaan. Padahal, syiah Iran itu kiblatnya
saja Karbala, bukan Ka’bah di Makkah yang menjadi kiblat Umat Islam
sedunia. Sedang budayanya budaya zina yang disebut nikah mut’ah yang
telah diharamkan oleh Nabi saw sampai hari qiyamat, tercantum dalam
hadits shahih riwayat Muslim.
Apakah itu bukan sengaja mau meracuni generasi Islam?
Anehnya,
kini Anies Baswedan diusung oleh partai dakwah untuk calon gubernur DKI
Jakarta. Betapa teganya pula. Anies Baswedan-nya sudah raja tega,
partai dakwah yang mengusungnya tentu raja tega pula dalam menggarap
Umat Islam ini.
Beritanya sebagai
berikut, dan di bagian bawah ada berita tentang pengusiran diplomat Iran
dari Sudan dan menutup Pusat Budaya Iran di Sudan karena ditengarai
untuk menyusupkan syiah. Lha kok Anies Baswedan malah sebaliknya, mau
menyusupkan syiah ke Indonesia, mumpung memegang jabatan menteri
pendidikan saat itu.
***
Kemendikbud Sepakat Kerjasama dengan Iran; Anis Baswedan Syi’ah?
JAKARTA
(voa-islam.com) – Kedutaan Besar Republik Islam Iran yang diwakili
Konselor bidang Kebudayaan Besar, Dr. Hujjatollah Ebrahimian, berkunjung
ke Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Ditjen Bimas Islam, di Kantor Kemenag
Thamrin, untuk membina kerja sama dalam bidang wakaf, pada Selasa
(30/12/2014) yang lalu.
Dengan hasil
bahwa Iran siap dan bersedia membantu pembangunan masjid besar di makam
para Wali Songo. Selain itu, Kementerian Kebudayaan Iran juga siap
bekerjasama dengan Kemenag dalam pengembangan wakaf.
Dari
jumlah tanah wakaf di Indonesia yang tersebar di 400 ribu lebih lokasi.
tercatat ada 435.395 lokasi tanah wakaf, dengan luas mencapai
4.142.464.287.906 meter persegi. Dari banyaknya tanah wakaf tersebut,
sekitar 66,25 % telah bersertifikat, tepatnya yakni sebanyak 288.429.
Sedang sisanya, 146.966 lokasi (32, 75%) belum bersertifikat.dari
catatan di tahun 2014.
Dari segi
lokasi, ada sekitar 10% tanah wakaf, berlokasi strategis dan potensial
untuk dikembangkan secara ekonomis. Dan, dengan adanya kerjasama dengan
Konselor Kebudayaan Kedutaan Besar di Republik Iran ini, Insya Allah
sangat positif bagi Pemberdayaan Wakaf di Indonesia.
Selain
itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam hal ini
diwakili oleh Menteri Anis Baswedan langsung juga bersedia untuk bekerja
sama dengan pemerintahan Iran dalam pengembangan pendidikan dan
kebudayaan. Dalam hal ini, Iran diwakili oleh duta besar Iran di kantor
Kemendikbud, Jakarta, Rabu (31/12/2014) lalu, sebagaimana dikutip laman
resmi Kemendikbud.
Pada kesempatan
yang sama, Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh,
berkeinginan untuk bekerjasama dibidang kebudayaan dengan Kemendikbud.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh, berkeinginan untuk bekerjasama dibidang kebudayaan dengan Kemendikbud. Kerjasama budaya ini, kata dia, akan menjadi lebih besar karena banyak ruang budaya yang dapat dibangun.
Anis Baswedan mengatakan, “Setiap keterlibatan Indonesia dengan negara manapun itu sangat penting,” tuturnya.
Selain
itu, Menteri Pendidikan juga menambahkan, “Keterlibatan Indonesia
dengan negara luar, secara mendasar itu akan membantu masyarakat semakin
mencintai Indonesia,” ujarnya.
Ada Apa Dengan Anis Baswedan?
Sungguh
umat Islam nusantara makin dibuat pusing oleh ulah segelinitr penjabat,
yang kian hari tidak mengindahkan himbauan ulama. Di saat para ulama
dan cendekiawan muslim bersatu memberantas Syiah dan menghadang dari
setiap lini yang ada, mengapar para pejabat malah bekerja sama dengan
negara Iran yang notabene Penguasanya berbasis Syiah.
Umat
makin bertanya, siapa sebenarnya Anis Baswedan? Mengapa kontroversi
selalu dibuatnya untuk memojokan posisi Ahlus Sunah di Nusantara ini?
Bukankah dengan adanya Iran campur tangan dengan pendidikan dan budaya
di Indonesia makin membuat kaum Syiah merasa leluasa?
Berdoa
serta bermujahadah untuk memberi yang terbaik untuk ahlus sunah adalah
kewajiban kita. [bbs/protonema/voa-islam.com] – Rabu, 22 Zulhijjah 1437 H
/ 7 Januari 2015
***
KH Athian Ali: ‘ANNAS Dukung Pemerintah Sudan Tutup Pusat Kebudayaan Iran’
Posted on Sep 28th, 2014 – by nahimunkar.com
JAKARTA
(SALAM-ONLINE): Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) menyatakan
dukungannya terhadap pemerintah Sudan di bawah kepemimpinan Presiden
Omar Al Bashir yang telah menutup Pusat Kebudayaan Iran dan mengusir
diplomat negara Syiah itu dalam jangka waktu 72 jam, di awal September
lalu.
“Kami
Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Indonesia dengan ini memberi
penghargaan dan dukungan penuh atas sikap Pemerintah Sudan tersebut,
karena memang faktanya pengikut paham Syiah di mana pun berada selalu
menjadi duri dan penentang keras umat Islam,” demikian pernyataan
dukungan ANNAS kepada pemerintah Sudan yang ditandatangani oleh ketua
harian KH Athian Ali M. Da’i, Lc, MA, dan Tardjono Abu Muas selaku
sekretaris.
Menurut
ANNAS, paham Syiah sangat potensial untuk menciptakan konflik horizontal
yang merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan berrnegara.
Karena
itu, ANNAS yang berkedudukan di Bandung, Jawa Barat, berjuang bersama
tokoh dan ulama-ulama yang konsisten dari berbagai daerah di Indonesia
untuk mengantisipasi gerakan sesat Syiah yang semakin merajalela pula di
Indonesia. Pesatnya gerakan ini nyatanya mendapat dukungan strategis
dari Kedutaan Besar Iran yang berkedok pada kegiatan Pusat
Kebudayaannya.
“Mereka
memprovokasi dengan ajaran palsu Syiah untuk menarik minat para pemuda
laki-laki dan wanita, para pelajar, intelektual dan juga kalangan
birokrat untuk bersimpati dan menjadi bagian dari pengembangan dakwah
Syiah di Negara mayoritas Muslim. Indonesia dan Sudan memiliki kesamaan
dalam upaya penyesatan terhadap umat Islam oleh penganut paham sesat
Syiah tersebut,” tegas ANNAS.
Dalam
pengamatan ANNAS, Kedutaan Besar Iran adalah Markas Besar Penyebaran
Syiah. ANNAS juga melihat, kepercayaan dan keberanian para pengikut
Syiah disandarkan pada dorongan, bantuan, serta kerja intelijen Kedutaan
Besar Iran. Termasuk penggelontoran dana dan kerjasama dalam berbagai
bidang, khususnya dalam dakwah dan pendidikan.
“Karena
itu, kami berharap sikap politik Pemerintah Sudan yang menutup Pusat
Kebudayaan Iran dan mengusir diplomat Iran dari Sudan adalah langkah
yang positif dan pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat di
negara Muslim lainnya,” harap ANNAS.
Surat
apresiasi dan dukungan terhadap pemerintah Sudan ini diterima Kedutaan
Besar negara itu di Jakarta pada 19 September lalu. Surat dukungan ANNAS
itu ditembuskan pula kepada Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian
Agama RI dan Majelis Ulama Indonesia/MUI Pusat. (salam-online) – Jum’at,
1 Zulhijjah 1435 H / 26 September 2014
(nahimunkar.com)