Beritaterheboh.com - Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menjadi pembicara utama dalam peluncuran buku ‘Usut Tun...
Beritaterheboh.com - Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menjadi pembicara utama dalam peluncuran buku ‘Usut Tuntas Dugaan Korupsi Ahok’. Ia menilai buku ini ditulis berdasarkan fakta.
Buku tersebut ditulis oleh Marwan Batubara. Acara ini dihadiri, di antaranya, Wakil Ketua Umum Gerindra Fery Juliantono, anggota Komisi III DPR Fraksi PKS Nasir Djamis, dan juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia Ismail Yusanto.
“Ciri khas buku Marwan Batubara selalu objektif, semuanya berdasarkan fakta dan angka karena bersifat otentik dan otoritatif karena tidak mengada,” ujar Amien di Ruang Kura-kura 2, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2017).
Amien berharap, setelah masyarakat membaca buku tersebut, penegak hukum jadi bisa lebih melek terhadap dugaan kasus korupsi di Jakarta. Ia meminta tidak ada lagi perlakuan istimewa di hadapan hukum
“Harapan kita, setelah baca buku ini, penegak hukum semestinya mempelajari korupsi Ahok lebih teliti dan diproses secara hukum,” kata Amien.
Diantaranya yang dibahas di buku tersebut adalah Kasus RS Sumber Waras dan Kasus tanah cengkareng barat. Parahnya Auditor utama yang mengaudit tersebut hari ini kena OTT KPK, Jumat ( 26/5/2017)
Selanjutnya bisa klik disini link untuk download bukunya:
https://drive.google.com/file/d/0B6Tq9KMQ_jKqNGlUSF9YTUNndVU/view
Pernyataan Amien Rais yang mengatakan Ciri khas buku Marwan Batubara selalu objektif, semuanya berdasarkan fakta dan angka karena bersifat otentik dan otoritatif karena tidak mengada-ada, langsung terbantahkan dengan tertangkapnya Auditor Utama BPK Rochmadi Saptogiri dalam Operasi Tangkap Tangan oleh KPK.
Pasalnya, dalam buku 'Usut Tuntas Dugaan Korupsi Ahok' menjabarkan kasus tanah RS Sumber Waras, Kasus lahan tanah BMW dan Kasus Tanah Cengkareng Barat.
Sebagai informasi, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berang saat laporan keuangan DKI Jakarta mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Bahkan, Ahok langsung menantang para pejabat BPK untuk buka-bukaan soal keuangan mereka.
"Saya mau nantang semua pejabat di BPK yang ada bila perlu buktikan pajak yang kalian bayar, harta kalian berapa, biaya hidup kalian, anak anak anda kuliah di mana," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (7/7/2015).
Selain itu, sempat berusaha agar juru kamera diperbolehkan merekam pemeriksaan dirinya oleh BPK, Senin (23/11) kemarin. Namun BPK tak memperbolehkannya dan Ahok bisa memahami sikap BPK. Kini Ahok meminta BPK transparan saja.
"Sekarang saya tanya, dokter boleh enggak buka record (rekaman kesehatan) pasien? Enggak boleh. Tapi kalau pasien mau dibuka, boleh enggak? Boleh," kata Ahok beranalogi. Dia berbicara di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Ahok ingin agar BPK terbuka saja dengan membuka rekaman pemeriksaan dirinya soal kasus pembelian lahan RS Sumber Waras. Pemeriksaan Ahok kemarin memang direkam oleh BPK.
Saat jelang pemeriksaan kemarin, juru kamera Pemprov DKI sempat merekam Ahok yang bersikeras mengusahakan pemeriksaan agar tersorot mata kamera. Namun BPK akhirnya menjelaskan kepada Ahok bahwa hal itu tak bisa dilakukan.
Namun rekaman jelang pemeriksaan Ahok itu kadung menyebar. Ahok mendapat laporan, BPK tak ingin rekaman itu tersebar.
"Itu ditelepon loh, kemarin. Supaya dicabut (video itu), katanya. Saya bilang, ini BPK apa bukan? Kalau BPK resmi, suruh lewat surat dong," kata Ahok.
Melihat sikap BPK yang menginginkan video rekaman berlambang 'Beritajakarta' itu dicabut, Ahok menilai BPK sedang dilanda paranoid. Ketakutan BPK dinilainya karena lembaga itu tak siap untuk buka-bukaan.
"Berarti BPK apa? Takut. Berarti oknum BPK ketakutan sekarang," simpul Ahok.(sebarr.com)