Beritaterheboh.com - Kemarin beranda Facebook saya dipenuhi oleh tulisan Neno Warisman yang mengkritik ceramah Kyai Said Aqil Siradj....
Beritaterheboh.com - Kemarin beranda Facebook saya dipenuhi oleh tulisan Neno Warisman yang mengkritik ceramah Kyai Said Aqil Siradj. Neno, seorang artis dan penyanyi yang mungkin tak tahu isi keseluruhan ceramah atau tidak paham dawuhKyai Said, kemudian dengan sangat berani menganggap Kyai Said mendukung pornografi.
Tak ayal ungkapan kebencian memenuhi seluruh media sosial lalu memfitnah sosok Kyai yang sangat dihormati oleh warga Nahdiyyin (NU) tersebut. Kritik Neno Warisman bisa dibaca di sini : http://www.portal-islam.id/2017/05/kami-para-ibu-tidak-terima-ucapan-said.html
Padahal kronologi yang sebenarnya adalah
ketika Kiai Said hadir dalam acara penandatanganan nota kesepahaman
Gerakan Nasional Revolusi Mental antara PBNU dengan Kementerian
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kantor PBNU, Jakarta,
tanggal 3 Mei 2017 lalu. Beliau kemudian menjelaskan tentang potensi radikal yang
bersumber dari doktrinasi yang disebar luaskan melalui media cetak dan
media elektronik, salah satunya melalui video. Ketua umum PBNU tersebut
menyatakan bahwa doktrinasi lewat video yang diterima masyarakat awam
itu lebih berbahaya dan merupakan awal atau embrio dari sikap radikal yang nantinya akan menjadi bom waktu bagi orang tersebut, ketika pemantiknya kita nyalakan maka dia akan meledak dimana saja.
Saat menjelaskan seperti itu
Kiai Said ditanya oleh salah satu wartawan, “Lebih baik mana menonton
video porno atau video provokatif?”. Kiai Said secara tegas mengatakan
mending nonton video porno. “Menonton YouTube tentang pornografi
lebih ringan daripada terorisme. Terorisme itu lebih bahaya daripada
gambar perempuan telanjang”. Lalu dengan bercanda beliau mengatakan, “Karena ketika nonton video porno sambil beristighfar”.
Mari kita cermati bersama,
Apakah kemudian jawaban Kyai Said tersebut menunjukkan beliau mendukung
pornografi? TIDAK! Kyai Said yang ilmu keagamaannya sudah tinggi dan
bahkan mendapat penghargaan menjadi Muslim paling berpengaruh di dunia,
tentu tidak akan pernah setuju tindakan pornografi apapun alasannya.
Tapi jika anda dalam posisi yang sama dengan Kyai Said, ditanya tentang
dua hal yang sama-sama mengandung keburukan, yaitu pornografi dan
terorisme, maka orang yang tidak terlalu paham agama-pun akan menjawab
sama: Nonton video porno jauh lebih kecil dampaknya, minimal hanya
berakibat pada dirinya sendiri. Berbeda dengan menonton video provokatif
yang sedikit demi sedikit meracuni otak penontonnya dan bisa menular
pada orang sekitarnya.
Penelitian psikologi
menemukan bahwa pelaku terorisme adalah orang yang sehat secara mental
dan emosional. Mayoritas pelaku adalah usia muda dan remaja. Pada usia
tersebut orang cenderung dapat diradikalisasi jika: a) Marah dan merasa
terasing dari lingkungan, b) Mengidentifikasikan diri sebagai korban
ketidakadilan c) Percaya bahwa partisipasi politik tidak akan mengubah
apapaun, d)) Merasa harus melakukan tindakan nyata, e) Percaya bahwa
dengan bergabung dengan kelompok tertentu (radikal) akan menemukan
identitasnya. Jadi jika kemudian ia terus menerus diberi tontonan video
provokasi dan terorime maka secara perlahan ia akan meniru tindakan
tersebut, bahkan jika harus melakukan bom bunuh diri, karena ia merasa
itu adalah tindakan nyata untuk mengubah kehidupannya.
Kenyataan-kenyataan itu
kemudian dipotong oleh media ‘sapi’ dan kelompok radikal. Mereka tidak
menuliskan pertanyaan yang diajukan wartawan atau bahkan tidak
menjelaskan alasan mengapa Kyai Said menjawab demikian. Pernyataan
panjang hanya diambil beberapa kata saja, persis seperti yang mereka
lakukan pada Ahok. Jika pernyataan itu bukan keluar dari Kyai Said,
melainkan dari seorang politisi China- Non Muslim seperti layaknya Ahok,
bukan tidak mungkin demo berjilid-jilid dilakukan kembali dan tuduhan
penistaan agama disangkakan pada yang bersangkutan. Hal itu kemudian
bisa menjadi alat politisasi untuk menjatuhkan pemerintahan Jokowi.
Lihatlah pernyataan Kyai Said yang sudah sejak sebulan lalu itu kini di blow-up
kembali karena tulisan Neno Warisman yang menyudutkan. Neno hanya
mengambil beberapa kata dari Kyai Said, lalu membombardirnya dengan
pernyataan pedas, seolah Kyai menyetujui tindak pornografi. Hasilnya?
Tulisan Neno kemudian menjadi alat provokasi media Wahabi dan aliran
sejenis. Dampaknya kemudian, banyak orang atau ibu-ibu yang bahkan tidak
tahu apa-apa ikut menghujat, bahkan ada yang mendoakan kematian orang
nomor 1 di NU tersebut.
Begitulah cara kelompok
radikal meracuni pikiran orang lain. Jika tidak bisa merusak NU, maka
mereka akan memfitnah membabi buta pemimpinnya. Gusdur, Gus Mus, Said
Aqil, Cak Nur, Quraish Shihab adalah deretan orang alim yang luas
keilmuannya yang sering difitnah oleh orang yang bahkan paham agama pun
hanya baru kemarin sore. Neno Warisman, Felix Shiaw, dan sederet orang
yang bahkan keilmuan agamamya patut dipertanyakan tapi sudah berani
mengeluarkan pernyataan provokatif yang teramat sentimen tentang dakwah
kyai-kyai NU. Lucunya negeri ini, kedua orang seperti mereka dijadikan
panutan, sedangkan yang jelas-jelas membawa kedamaian dicaci, dihujat,
dan dibenci.
Kalau bukan kita yang mau
meluruskan, siapa lagi? Mari angkat pena. Jihad dengan tulisan. Share
segala tulisan dan video ceramah para Kyai dan ulama yang memperjuangkan
kedamaian, keberagaman, dan kebhinnekaan. Kelompok sapi dan radikal
tidak boleh menjadi mayoritas di negeri ini!!!
(seword/gerpol)