Beritaterheboh.com - Pesta perayaan pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution, Rabu (8/11) di Kota Surakart...
Beritaterheboh.com - Pesta perayaan pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution, Rabu (8/11) di Kota Surakarta menarik perhatian ribuan relawan dari seluruh penjuru Indonesia, termasuk tanah Papua.
Istimewanya, ada 12 relawan yang berasal dari provinsi Papua Barat yang tergabung dalam komunitas Saya Indonesia (Saind). Mereka mengirimkan 7 perwakilan kepala suku dari Suku Teminaboan, Suku Moi, Suku Raja Ampat, Suku Serui, Suku Biak, dan beberapa kepala suku dari wilayah Sorong.
Mereka saat ini telah bergabung dengan ribuan orang dari berbagai elemen relawan pendukung Jokowi lainnya di Asrama Haji Donohudan, Boyolali.
George F. Mansnandifu salah satunya. Anak Kepala Suku Besar Biak ini jauh-jauh bertolak dari Papua ke kota Solo lantaran menganggap Presiden Jokowi sudah berhasil membangun dan mendorong kemajuan rakyat di ujung timur Indonesia tersebut.
"Apa yang Pak Jokowi kerjakan di Papua sudah sangat-sangat menyambung kembali tali yang putus antara Papua dengan Jawa. Di mana enam presiden yang lalu belum pernah melihat Papua dengan baik. Sehingga hati orang Papua yang terluka, Pak Jokowi yang menghapus dan menyembuhkan hati luka kami. Sehingga kami jauh-jauh boleh terbang datang kemari dengan biaya sendiri untuk ucapkan terima kasih," ujarnya.
George menilai, Jokowi adalah satu-satunya presiden yang mampu membikin orang-orang Papua yang mendiami kawasan pegunungan bersama Organisasi Papua Merdeka (OPM) berhenti angkat senjata. Sehingga mereka turun gunung dan menyatakan diri bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Karena Pak Jokowi itu sentuh rakyat Papua. Enggak perlu suruh TNI dan Polri kejar OPM. Tapi Pak Jokowi dengan hatinya sendiri sentuh hati orang Papua. Itulah yang orang Papua mau. Diskusi. Apa yang beliau sampaikan beliau laksanakan, realisasikan. Jalan, jembatan, tol laut, semua infrastruktur ada perubahan signifikan," imbuh George, yang ditunjuk sebagai juru bicara rombongan dari Papua ini jika bisa bertatap muka langsung dengan Presiden Jokowi.
Hal senada juga disampaikan oleh Wilhelmina Maharani dari perwakilan Suku Fak-Fak. Meskipun tiap orang harus merogoh kocek sekitar Rp 5 juta untuk biaya pergi pulang (PP) naik pesawat, menurutnya, ucapan terima kasih dengan menghadiri pernikahan Kahiyang-Bobby memang pantas dilakukan.
Sebab upaya pemerataan ekonomi dan pembangunan pada masa tiga tahun pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla ini telah sampai ke bumi cendrawasih. Seperti proyek pembangunan jalan Trans Papua hingga kebijakan bahan bakar minyak (BBM) satu harga. Dari sebelumnya Rp 50 ribu-Rp 100.000 per liter, sekarang menjadi Rp 6.500 per liter.
"Di samping itu ada kebijakan harga BBM satu harga. Sekarang harga satu liter bensin di SPBU seluruh Papua Rp 6.500 per liter. Itu sudah sama seperti di Jawa. Kalau di tangan penjual eceran mencapai Rp 15 ribu per liter. Makanya di 2019 nanti, Pak Jokowi harus jadi presiden lagi. Orang Papua tetap mendukung," papar Wilhelmina.(merdeka.com)