Beritaterheboh.com - Kematian Tukinem (51), warga Dusun Jerukgulung, Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek sudah terun...
Beritaterheboh.com - Kematian Tukinem (51), warga Dusun Jerukgulung, Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek sudah terungkap. Polisi juga sudah memastikan ada 7 pelaku terkait kematian ibu dari tiga anak ini.
Para tersangka adalah Rini Astuti (anak korban), Jayadi Budi (menantu korban), dan Jemitun (adik kandung). Ketiganya dijerat dengan undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Empat tersangka lainnya adalah Suyono (adik ipar), Katenun (adik ipar), Apriliani (keponakan) dan Andris Prasetyo (keponakan). Keempatnya dijerat pasal 170 (1) KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Menurut salah satu tersangka, Rini sebelumnya dilakukan ritual ucapan syukur, karena adiknya sembuh dari sakit. “Sebenarnya ritual biasa, seperti makan nasi kuning,” ujar Rini.
Namun di tengah ritual, Tukinem mengeluh sakit perut dan sesak. Semua kemudian sepakat untuk melakukan ritual penyembuhan. Caranya dengan memasukkan air langsung dari selang ke mulut Tukinem.
“Saya yakin penyakitnya bisa keluar. Saya tidak berpikir ibu saya tidak bisa bernafas,” ucap Rini.
Selain itu ritual penyembuhan ini juga menggunakan ikan teri. Rini mengaku, ikan teri itu untuk menarik roh jahat dari tubuh Tukinem.
Roh itulah yang menyebabkan Tukinem sakit. Saat ditanya siapa yang mengajari ritual itu, menurutnya tidak ada. Ritual dilakukan atas kesepakatan bersama.
Kini Rini mengaku menyesal karena sudah membuat ibunya meninggal dunia. “Semua di luar kesadaran saya,” ucapnya.
Pengakuan Anak Sulung
Anak sulung Tukiyem, Budi menceritakan, sejak Jumat (2/3/2018) terjadi kesurupan massal di keluarganya.
Rumah Tukiyem memang berada satu lokasi dengan tiga rumah anak dan kerabatnya.
"Yang kesurupan semua saudara, adik saya dan suaminya, terus dua ponakan saya juga suami istri," tutur Budi, saat ditemui di rumah duka, Selasa (6/3/2018).
Selama kesurupan ramai-ramai itu, Budi mengaku melakukan upaya agar saudara dan kerabatnya bisa kembali tersadar.
Namun upayanya ini tidak membuahkan hasil.
Menurutnya mereka kesurupan mengamuk dan mengancam siapa saja.
"Kami yang dalam kondisi sadar, tidak kesurupan ini seperti kena hipnotis. Kami nurut diperintah apa saja," tutur Budi.
Dalam kondisi kesurupan itu, Tukiyem sempat minta untuk dimandikan.
Namu kejadian selanjutnya Budi mengaku tidak tahu.
Sebab saat itu dirinya sedang pergi keluar rumah.
Sementara ayahnya, Riyanto juga tengah pergi ke hutan mencari pakan ternak.
"Tahu-tahu sampai rumah sudah kejadian. Ibu ditemukan meninggal dunia," ucap Budi.
Budi kini mengaku dalam kondisi kebingungan.
Sebab dirinya yakin adik dan kerabatnya tidak sadar saat melakukan kekerasan terhadap ibunya.
Namun kini polisi menahan mereka untuk menjalani proses hukum.
"Kalau saya berharapannya jangan dipenjara, karena mereka tidak sadar dengan apa yang dilakukan," ujar Budi penuh harap.(Tribunnews.com)