Beritaterheboh.com - Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri), Komisaris Jenderal Syafruddin, mengatakan seluruh nar...
Beritaterheboh.com - Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri), Komisaris Jenderal Syafruddin, mengatakan seluruh narapidana kasus terorisme yang menghuni rumah tahanan Markas Korps Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat telah dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Narapidana sudah dipindahkan seluruhnya ke Nusakambangan," kata Syafruddin saat memberikan keterangan pers di Markas Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Baharkam) Polri, Kamis (10/5).
Menurutnya, proses pemindahan telah dilakukan dan narapidana tengah dalam perjalanan menuju Lapas Nusakambangan.
Dia pun menegaskan, seluruh tahanan yang menghuni rumah tahahan Mako Brimob merupakan milik rumah tahanan Salemba, Jakarta Timur. Dengan begitu, katanya, kewenangan pemindahan tahanan tersebut ke Lapas Nusakambangan diambil oleh pihak rumah tahanan Salemba.
"Sudah dalam perjalanan per hari ini. Bahwa tahanan yang ada disini adalah tahanan rumah tahanan Salemba, tahanan cabang bukan milik Brimob. Jadi kewenangan ada di mereka," ujar jenderal bintang tiga itu.
Beliau meluruskan informasi, bahwa penyanderaan anggota Polri terjadi di rutan cabang Salemba, BUKAN di Mako Brimob.
Rutan cabang Salemba berada di dalam komplek Mako Brimob Kelapa Dua. Pelaku semua 156 tahanan.
Kerusuhan yang berujung penyanderaan polisi oleh tahanan kasus terorisme di Mako Brimob telah berakhir, Kamis (10/5).
Dalam kesempatan sebelumnya, Syafruddin mengatakan operasi penyanderaan dan pembunuhan yang dilakukan tahanan rutan Mako Brimob berjalan selama 36 Jam sejak Selasa (8/5) malam. Sebanyak 156 tahanan disebut terlibat dalam penyanderaan tersebut.
"Alhamdulillah kita dapat menanggulangi ini. Operasi ini sudah berakhir pukul 07.15 WIB," katanya.
10 Teroris Sempat Tak Menyerah, Polisi Menyerang di Mako Brimob
Operasi penanganan penyanderaan di Mako Brimob sudah berakhir. Sebelum dinyatakan berakhir, ada drama penyerangan terhadap 10 teroris terakhir yang ngeyel.
"Mereka merampas sekitar 30 pucuk senjata. Senjata hasil sitaan dari aparat kepolisian lawan terorisme sebelumnya," kata Menko Polhukam Wiranto dalam jumpa pers di Mako Brimob, Depok, Kamis (10/5/2018).
Peristiwa penyerangan itu terjadi pada Kamis (10/5) fajar yang merupakan batas yang diberikan polisi kepada para teroris penyandera. Polisi memberikan ultimatum, apabila pada saat fajar mereka tidak menyerahkan diri maka akan dilakukan serangan.
"Satu per satu kemudian mereka keluar. 145 keluar dari 155. Mereka menyerah tanpa syarat," ujar Menkopolhukam Wiranto.
Masih ada 10 orang di dalam. Mereka tidak kooperatif. Polisi akhirnya mengambil tindakan.
"Bagi 10 teroris yang tidak menyerah, maka aparat melakukan serbuan yang terencana. Makanya tadi ada bunyi bom," ujar Wiranto.
Tak lama setelah serangan dilakukan, 10 teroris terakhir itu menyerah.
"Setelah mereka menyerah dengan demikian 155 teroris telah menyerah kepada kepolisian RI," tutur Wiranto.
Diketahui 1 teroris tewas karena berusaha menyerang petugas polisi.
detik.com/kompas.com/CNNIndonesia.com
Diketahui 1 teroris tewas karena berusaha menyerang petugas polisi.
detik.com/kompas.com/CNNIndonesia.com