Beritaterheboh.com - Proyek Light Rail Transit (LRT) sempat menjadi perbincangan yang meramaikan pemberitaan berbagai media. Pasalnya tok...
Beritaterheboh.com - Proyek Light Rail Transit (LRT) sempat menjadi perbincangan yang meramaikan pemberitaan berbagai media. Pasalnya tokoh politik dari partai Gerindra Prabowo Subianto melemparkan tudingan adanya mark up dalam perhitungan biaya pembangunan LRT. Tak pelak tudingan beraroma fitnah tersebut mendapatkan respons langsung dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang menyayangkan ulah politikus tersebut.
“Enggak benar (tudingan itu)” Budi Karya memberikan klarifikasi. “Sebaiknya sebagai orang pandai harus meneliti dulu masukan dari timnya, karena angka dugaan itu bukan angka yang benar.”
Penegasan Budi Karya tersebut karena ia melihat isu diembuskan oleh Prabowo Subianto telah menjadi bola liar yang menyesatkan publik. Pasalnya, Prabowo mengaku menemukan data bahwa pembangunan LRT di dunia hanya berkisar 8juta dollar AS/km.
Sementara LRT di Palembang yang memiliki panjang lintasan 24,5 km menghabiskan biaya mendekati Rp 12,5 triliun, atau 40juta dollar AS/km.
Bahkan politikus tersebut juga menuding bahwa pemerintah melakukan mark up. “Coba bayangkan saja berapa mark up yang dilakukan pemerintah untuk 1 km pembangunan LRT,” kata dia di Hotel Grand Rajawali, Palembang, Kamis (21/6/2018). “Jika 8 juta dollar itu saja sudah mendapatkan untung, apalagi kalau 40 juta dollar.”
Maka itu Budi Karya memberikan respons untuk menangkal isu menyesatkan tersebut. Menurut Menhub, pernyataan Prabowo tak bisa dipercaya. Terlebih sebelumnya orang dekat Prabowo sendiri, Habiburokhman sempat mencela pemerintah dengan menyebut mudik tahun ini seperti neraka, dan menyebut jalur mudik melalui Merak-Bakauheni merepotkannya. Belakangan terungkap bahwa Habiburrokhman sendiri melakukan mudik lewat jalur udara, bukan jalur darat atau laut.
Maka itu lantaran telah berkali-kali kalangan partai dipimpin Prabowo melakukan pembohongan publik, Budi Karya mengingatkan bahwa kredibilitas data dan sikap kalangan politikus tersebut perlu dipertanyakan.
“Terbukti kader beliau bicara tentang keadaan Merak, ternyata salah,” kata Budi Karya. “Yang bersangkutan (Habiburrokhman) malah mudik pakai pesawat udara.”
Terkait dengan penyesatan publik yang dilakukan oleh Prabowo Subianto juga mendapatkan respons dari Kepala Proyek LRT Palembang Mashudi Jauhar. Menurutnya, Prabowo memang berbicara bukan berdasarkan data yang benar.
“Apa yang mau ditanggapi, wong datanya juga tidak dijelaskan dari mana?” Mashudi memberikan respons atas tudingan Prabowo. “Apa yang bisa disamakan dengan Palembang—dari pernyataan—yang dimaksudkan (oleh Prabowo).”
Mashudi meluruskan tudingan tersebut dengan menyebutkan bahwa tidak ada LRT di dunia dengan biaya pembangunan hanya 8juta dollar AS/km atau Rp 112 miliar/km—merujuk kurs Rp 14 ribu/dollar AS.
“Perlu ditanyakan itu,” kata Mashudi. “Kalau di ASEAN, (konstruksi LRT) sudah di atas atau elevated. Jadi harusnya pasti akan jauh lebih tinggi biayanya.”
Tak hanya itu, Mashudi juga membeberkan bagaimana biaya pembangunan LRT di berbagai negara di Asia, terutama di ASEAN.
Menurut catatan disampaikan Mashudi, di Malaysia saja untuk rute Kelana Jaya-Ampang menghabiskan 7,2 miliar yen/km atau setara 65,52 juta dollar AS/km. Sementara di Filipina, pembangunan LRT di Manila Fase 1 extension menghabiskan 8,2 miliar yen atau mencapai 74,6 juta dollar AS/km.*** (Editor: Zo)