Beritaterheboh.com - Hasil autopsi terhadap jasad bayi kembar berjenis kelamin perempuan yang ditemukan di Jalan Ratna Gang Werkudara, De...
Beritaterheboh.com - Hasil autopsi terhadap jasad bayi kembar berjenis kelamin perempuan yang ditemukan di Jalan Ratna Gang Werkudara, Denpasar, Rabu (18/7/2018), mengungkap fakta mencengangkan.
Tim Kedokteran Forensik RSUP Sanglah menemukan luka tusukan pada perut kedua bayi malang itu.
Bayi kembar ini pun diduga kuat sengaja dihabisi setelah lahir dari rahim sang ibu.
Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, mengatakan kedua bayi lahir hidup.
Tidak ada indikasi abortus (pengguguran).
Pihaknya menemukan adanya unsur pembunuhan yang disengaja berupa tanda luka akibat pembekapan, pencekikan, dan juga penus*kan.
"Tidak ada kesan abortus, kedua bayi lahir hidup lalu mengalami luka tus*kan pada bagian perut," ungkapnya kepada Tribun Bali usai proses autopsi di RSUP Sanglah, Denpasar, Rabu (18/7/2018) sore.
Berdasarkan hasil autopsi, pada bayi pertama ditemukan tanda pembekapan dan empat luka tus*k pada bagian perut.
Lalu, pada bayi kedua ditemukan unsur pembekapan, pencekikan, dan dua luka tus*k pada perut.
"Antara proses pembekapan dan penusukan relatif lebih dahulu dilakukan pembekapannya, tapi keduanya dilakukan dalam selang waktu tidak begitu lama, ukuran menit," jelasnya.
Saat diterima Tim Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Minggu (15/7/2018), kondisi tubuh kedua bayi sudah dalam keadaan membusuk dan mengalami pembengkakan.
Kondisi pembusukan ini, kata Alit, membuktikan bahwa waktu kematian bayi sudah terjadi sejak lama.
"Diperkirakan waktu kematian orok ini terjadi sudah sejak sekitar 2 sampai 3 hari sebelum masa pemeriksaan," jelasnya.
Sementara terkait umur bayi yang diidentifikasi memiliki panjang badan 41 cm dan 45 cm ini juga sudah tergolong bayi cukup umur kandungan atau 8 hingga 9 bulan umur kandungan.
Hasil autopsi ini hampir mirip dengan keterangan warga di lokasi penemuan jasad bayi kembar tersebut di Jalan Ratna Gang Werkudara, pada Minggu (15/7/2018) pukul 11.00 Wita.
Seorang warga bernama Julius yang indekos tidak jauh dari TKP mengatakan, pada Jumat (13/7/2018) malam, warga di sekitar lokasi sempat mendengar suara bayi menangis.
Berselang dua hari kemudian, warga menemukan jasad bayi kembar perempuan yang dibungkus kantong plastik putih dan kain di depan kos-kosan yang dihuni beberapa anak kos pria.
"Jadi Jumat malam kemarin itu, warga sempat dengar ada suara bayi menangis. Mungkin waktu itu masih hidup. Nah pas Minggu pagi masyarakat mencium bau busuk dan menemukan jasad dua bayi kembar. Diperkirakan disimpan di lokasi sejak dua hari yang lalu," terang Julius kepada Tribun Bali di TKP, Minggu (15/7/2018) sore.
Pelengkap Pemberkasan
Dikonfirmasi terkait hasil autopsi tersebut, tim penyidik Polsek Denpasar Timur menyatakan hingga tadi malam belum menerima hasil pemeriksaan oleh Tim Forensik RSUP Sanglah.
Saat ini polisi masih terus bekerja melakukan penyidikan terhadap wanita berinisial D, yang diduga menjadi ibu dari bayi kembar yang dibunuh itu.
Pelaku berinisial 'D', juga sudah ditangkap di Jimbaran Badung. Selain itu polisi juga berkoordinasi lintas instansi guna melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap pelaku satunya yakni inisial F yang merupakan bapak dari bayi kembar tersebut.
Menurut Kapolsek Denpasar Timur, AKP Nyoman Karang Adiputra, hasil pemeriksaan tim medis akan menjadi pelengkap dalam pemberkasan acara perkara pembunuhan bayi kembar tersebut.
"Kami belum menerima. Tapi itu akan menjadi pelengkap. Kami fokus pada pemeriksaan si terduga pelaku," ucap AKP Karang, Rabu (18/7/2018) malam.
Terkait luka pada kedua bayi, Karang menyebut memang bayi kembar itu mengalami luka di bagian leher.
Hanya saja pihaknya belum mengetahui apakah luka sayat, tusuk atau jeratan di leher bayi malang tersebut.
"Kalau kemarin ada di leher seperti luka. Tapi luka tusuk atau jeratan masih belum diketahui. Itu nanti juga kami tunggu pemeriksaan dari tim medis," jelasnya.
Karang menyebut, kuat dugaan pelaku mengarah kepada D.
Dari bukti-bukti dan keterangan saksi memang mengarah ke D, yang disebut-sebut sebagai seorang mahasiswi.
Hanya saja, pihaknya tidak bisa menyimpulkan tanpa adanya pemeriksaan kepada D.
"Nah itu, D ini masih belum bisa diperiksa. Mungkin karena kondisinya yang habis melahirkan. Kami tidak bisa menyimpulkan bahwa dia pelakunya. Tapi kuat mengarah kepada D," tegasnya.
Saat ini kepolisian masih berusaha membuat terduga pelaku bisa diperiksa dan memberikan keterangan. (Tribunnews.com)