Beritaterheboh.com - - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencopot Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Hergandhi sebula...
Beritaterheboh.com - - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencopot Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Hergandhi sebulan sebelum Asian Games 2018. Pencopotan resmi dilakukan hari ini.
"Iya betul dicopot per hari ini tadi," kata Satya saat dimintai konfirmasi, Selasa (10/7/2018).
Satya dicopot dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa yang dipimpin Kepala Badan Pembina BUMD Yurianto. Anies melakukan pencopotan tersebut melalui keputusan yang disampaikan Yurianto hari ini.
"(Diputuskan) RUPS, gubernur dalam hal ini diwakilkan oleh Pak Yuri sebagai BP BUMD," sebut Satya.
Satya tidak mengetahui alasan pencopotannya. Dia mengaku saat ini tengah fokus melakukan transisi kepada Direktur Baru Jakpro Dwi Wahyu Daryoto.
"Per hari ini sudah dilakukan transisi dan saya juga memberikan personal commitment saya bahwa membantu supaya proyek LRT tetap berjalan di Asian Games," jelasnya.
Sebelumnya pada tahun 2016, Ahok menunjuk Bos PT Sanggar Sarana Baja Satya Heragandhi sebagai orang nomor satu di BUMD DKI tersebut.
"Iya saya pilih Gandhi. Dia sekarang pegang anak usaha Trakindo, tetapi dulu pernah di PT Kereta Api Indonesia dan GE," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Selasa (5/4/2016).
Mantan Bupati Belitung Timur tersebut mengatakan nama Gandhi memang tak populer. Namun, dia menuturkan Gandhi memiliki pengalaman terkait seluk-beluk perkeretaapian.
"Target saya Dirut Jakpro baru harus fokus pembangunan LRT (light rail transit). Sebelumnya, sibuk ngurusin holding. Sekarang mau kelar teknis," jelasnya.
PT Jakarta Propertindo menjadi sorotan banyak mata setelah Ahok memberikan banyak penugasan, mulai dari pembangunan prasarana LRT sampai venue Asian Games.
Dwi Wahyu Daryoto sendiri sebenarnya tidak lulus asesmen kompetensi bakal calon direktur BUMN.
Berdasarkan dokumen yang diperoleh sebagaimana dikuti dari laman Eksplorasi.id, asesmen yang dilakukan PPM Manajemen tertanggal 30 November 2014, Dwi Daryoto masuk kategori tidak disarankan untuk dipilih menjadi direktur BUMN.
Dwi Daryoto hanya memeroleh nilai 2,45 dari global standar. Bahkan nilainya jauh dari kategori yang tidak disarankan, yakni 2,64.
Ada empat rekomendasi yang dilakukan PPM Manajemen apakah orang itu layak menjadi calon direksi BUMN atau tidak, yakni sangat disarankan dengan nilai di atas 3,00, disarankan (2,82-2,99), dipertimbangkan (2,64-2,81), dan tidak disarankan (< 2,64).
Hasil penilaian (asesmen) itu ditandatangani oleh Mirta Amaranti selaku kepala Divisi Asesmen SDM PT Binaman Utama tertanggal 1 Desember 2014.
Dwi Daryono kemudian duduk sebagai direktur SDM, Teknologi Informasi dan Umum Pertamina. Dia diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No SK-242/MBU/10/2016, tanggal 2 Desember 2016. Dan dipecat sebagai Direktur Aset PT PERTAMINA melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Kementerian BUMN pada Jumat (20/4).
detik.com/beritaterheboh.com