Beritaterheboh.com - Petani melakukan aksi protes akibat anjloknya harga buah naga di Banyuwangi. Aksi protes dilakukan dengan membuang b...
Beritaterheboh.com - Petani melakukan aksi protes akibat anjloknya harga buah naga di Banyuwangi. Aksi protes dilakukan dengan membuang buah naga yang harganya anjlok tersebut.
Harga buah naga di Banyuwangi berkisar Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per kilogram (kg). Petani tak bisa menjual buah naga, karena harga di pasaran terlalu murah.
Belakangan diketahui bahwa ada fakta menarik di balik aksi membuang buah naga di Banyuwangi. Buah naga yang dibuang petani merupakan buah yang kualitasnya tidak bagus serta sudah tidak bisa dikonsumsi.
Petani Minta Maaf
Saat ini, telah beredar permintaan maaf atas perbuatan yang tidak terpuji tersebut. Seorang petani bernama Agus Widya Putra mengakui kesalahannya karena telah membuang buah naga ke sungai.
"Selamat siang nama saya Agus Widya Putra, tinggal saya Desa Gedogebang, Banyuwangi, di sini saya meminta maaf kepada semua warga ataupun penonton yang telah menonton video saya tentang pembuangan," jelas dia dalam video berdurasi hampir 3 menit, seperti dikutip detikFinance Selasa (22/1/2019).
Ia mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki tujuan buruk, ia bermaksud agar para petani buah naga mendapatkan perhatian dari pihak-pihak terkait. Agus menginginkan adanya sosialisasi edukasi pihak tertentu mengenai pengolahan limbah gagal panen.
"Tujuan saya bukan untuk hal-hal yang jelek, semoga ada pihak-pihak tertentu yang menonton dan memberikan respon agar nantinya ada pengolahan limbah-limbah rumah tangga agar bisa lebih bermanfaat lagi untuk masyarakat dan kami sebagai pedagang dan petani tidak merugi lagi," terangnya lagi.
Pria asal Banyuwangi ini pun mengakui, buah naga yang dibuang merupakan hasil panen yang tidak layak konsumsi.
"Perlu diketahui kepada semua viewer, bahwa buah naga yang kemarin saya buang itu bukan buah yang bagus tapi buah yang benar-benar nggak layak konsumsi dan sudah cair seperti ini (menunjuk), jadi masuk ke sungai sudah jadi air, kemarin kurang parah seperti ini, malah lebih mencair lagi," ujar dia.
Daripada Dibuang Mending Diolah
Direktur Jenderal (Dirjen) Holtikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan bahwa pihaknya sudah memberikan edukasi kepada para petani lewat Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi. Hal itu dilakukan agar para petani buah naga lebih produktif.
"Sudah di-back-up juga sama Dinas yang ada di sana, ya petaninya diajari cara memproses menjadi pupuk organik cair, ya selama ini mungkin dibuang nggak tau cara memanfaatkannya, sekarang bisa lebih produktif jangan dibuang sayang, masih bisa diolah agar lebih bermanfaat," jelasnya kepada detikFinance, Selasa (22/1/2019).
Hasil produk yang tidak dapat dikonsumsi bisa dijadikan sebagai barang yang memiliki nilai. Salah satunya adalah menjadikannya pupuk, bahkan makanan dan minuman.
"Kita sudah ajari sosialisasi, itu (buah naga) bisa dimanfaatkan diolah lagi jadi bermanfaat, selama ini belum ngerti kalau barang rusak nggak bisa digunakan, bisa diolah lagi menjadi pupuk organik cair dan sebagainya, ya jadi minuman, makanan," kata Suwandi.
Solusi agar harga tak anjlok
Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Suwandi mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan kerjasama dengan tiga perusahaan untuk menyerap buah naga di Banyuwangi. Tiga perusahaan tersebut, yakni PT. Lumbung mineral, PT. Aneka Pangan Bergizi dan CV. Luhur.
"Dinas juga sudah turun tangan bahkan juga sudah bermitra dengan 3 perusahaan, itu realisasinya sampai 150 ton, 3 perusahaan itu ada di Banyuwangi," ujarnya kepada detikFinance, Selasa (22/1/2019).
Ia pun mengatakan bahwa para petani telah memasok 2 ton buah naga. Suwandi juga berkata, dalam sehari pihaknya mampu untuk menyerap hasil panen hingga 10 ton.
"Kemarin yang petani pasok baru 2 ton diambil semua, per hari sampai 10 ton juga sanggup," terang dia.
Bagi para petani yang ingin ikut bermitra dapat menghubungi Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan produk yang akan diklasifikasikan sesuai dengan kualitas buah.
"Makanya para petani yang belum tahu bisa hubungi dinas pertanian kabupaten banyuwangi, lebih praktis petani silahkan ke Dinas dan nanti dicek produknya kan ada gradenya juga," tutup dia.(detik.com)