Diding, oknum ketua RT yang diduga provokasi mahasiswa Unpam saat ibadah doa rosario di Tangerang Selatan kini telah ditangkap. Ketua RT b...
Diding, oknum ketua RT yang diduga provokasi mahasiswa Unpam saat ibadah doa rosario di Tangerang Selatan kini telah ditangkap.
Ketua RT bernama Diding dan tiga lainnya kini telah ditetapkan sebagai tersangka aksi penyerangan mahasiswi Unpam saat ibadah doa rosario.
Melalui konferensi pers yang digelar Polres Tangerang Selatan pada Selasa, 7 Mei 2024, terkuak peran Diding selaku Ketua RT dalam aksi penyerangan mahasiswi Unpam tersebut.
Dilansir dari tayangan konferensi pers Polres Tangerang Selatan di akun Instagram @lambeturah, pada Selasa 7 Mei 2024, Kapolres Tangsel AKBP Ibnu Bagus Sentosa mengatakan bahwa pihaknya telah menetapkan 4 tersangka aksi penyerangan tersebut.
Beberapa di antara adalah saksi yang naik status menjadi tersangka.
"Beberapa saksi yang terlibat ditetapkan sebagai tersangka," kata AKBP Ibnu Bagus Sentosa.
Dari hasil penyelidikan, Diding, selaku ketua RT setempat ditetapkan sebagai tersangka.
Diungkap oleh pihak kepolisian, dalam aksi penyerangan tersebut, Diding adalah provokator.
Bisa dibilang, ketua RT setempat adalah pelaku utama dalam aksi penyerangan mahasiswi yang tengah beribadah itu.
Diketahui, dari keterangan pihak kepolisian, Diding sempat meneriaki korban dengan nada umpatan dan intimidasi.
Diding juga diketahui memprovokasi warga sekitar untuk membubarkan kegiatan ibadah para mahasiswi Unpam tersebut.
"Peran tersangka inisial D meneriaki dengan suara keras dengaan nada umpatan dan intimidasi kepada korban beserta temannya," ungkap AKBP Ibnu Bagus Sentosa.
"Dengan maksud teman lainnya turut bersama-sama menyerang korban dan teman-temannya yang dianggap mengganggu lingkungannya," imbuhnya.
Kini akibat perbuatannya, ketua RT dengan tiga tersangka lainnya akan dijerat pasal Pasal 2 Ayat 1 UU Darurat no tahun 1951 jo Pasal 170 KUHP Jo Pasal 351 KUHP ayat 1 jo Pasal 335 KUHP.
Di mana ketua RT dan tiga tersangka lainnya bakal dijerat dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara. (*)
