Mantan Menteri Hukum dan HAM 2004-2007 Prof. Hamid Awaludin curiga isu ijazah palsu sengaja dipelihara Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) un...
Mantan Menteri Hukum dan HAM 2004-2007 Prof. Hamid Awaludin curiga isu ijazah palsu sengaja dipelihara Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) untuk mendapatkan simpati masyarakat.
Kecurigaan Hamid ini datang lantaran Jokowi baru mempermasalahkan tuduhan ijazah palsu tersebut setelah tidak lagi menjadi Presiden RI.
Padahal isu ijazah palsu sudah berhembus sejak tahun 2019 jauh sebelum Jokowi turun dari kursi Kepresidenan.
Terkait sikap tersebut, menurut Hamid, hal ini berkaitan erat dengan kebiasaan Jokowi yang disebutnya suka berperan sebagai korban alias playing victim.
Hal ini disampaikan oleh Hamid Awaludin dalam tayangan ROSI yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Kamis (1/5/2025) seperti dimuat Tribunnews.com.
"Saya tidak kaget kalau melihat memang gayanya Pak Jokowi, gayanya senang playing victim. Seolah-olah dizalimi, kan?" kata Hamid.
Eks Duta Besar RI untuk Federasi Rusia tersebut menyoroti, tudingan ijazah palsu tidak dilaporkan sejak awal muncul karena memang dipelihara oleh Jokowi agar dia terlihat dizalimi.
Sebagai informasi, tuduhan ijazah Jokowi palsu sudah muncul sejak 2019, tepatnya sebelum ayah Gibran Rakabuming Raka itu maju kontestasi Pemilihan Presiden/Pilpres 2019.
"Pertanyaan saya adalah, kenapa baru sekarang? Ini kan soal tudingan ijazah palsu bukan baru beberapa bulan terakhir. 2018, kalau saya tidak salah, sudah ada yang mulai menyoal, kenapa? Itu dipakai, dipelihara isu ini, seolah-olah dia dizalimi," papar Hamid.
Lantas, Hamid juga meyakini, mengapa Jokowi baru ambil tindakan sekarang, karena ia berkeras ingin membuktikan bahwa tudingan ijazah palsu itu tidak benar.
Jika tudingan tersebut terbukti salah, Jokowi akan beranggapan, maka tudingan-tudingan lain yang membayangi Jokowi juga ikut salah.
Sebelumnya Jokowi mendatangi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2025).
Kedatangan Jokowi bertujuan untuk melaporkan polemik terkait tudingan ijazah palsu yang menyudutkan dirinya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Jokowi tiba di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya sekira pukul 09.50 WIB.
Ia tampak mengenakan kemeja batik coklat berlengan panjang dan didampingi para ajudan.
Penjagaan di area Polda Metro Jaya tampak lebih ketat dibandingkan hari-hari biasanya.
Hal ini menyusul kedatangan mantan kepala negara tersebut.
Tak lama berselang, Jokowi kemudian bergeser ke Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan, membenarkan kliennya datang untuk melaporkan tudingan ijazah palsu yang dinilai merugikan nama baik Jokowi.
“Betul, rencananya seperti itu (melapor ke Polda Metro),” ujar Yakup saat dikonfirmasi, Rabu (30/4/2025).
Dalam pernyataannya usai melaporkan para penuduh ijazah Polisi, Jokowi mengungkapkan alasan baru melapor ke Polisi.
Kata Jokowi, dirinya baru melaporkan masalah ini ke Polda Metro Jaya saat ini lantaran heran masih diserang meski sudah tidak menjadi Presiden.
Jokowi mengira, perkara ini sudah tidak akan diungkit apabila dirinya tidak lagi menjadi Presiden.
“Ya ini sebetulnya masalah ringan, urusan tuduhan ijazah palsu tapi perlu dibawa ke ranah hukum agar semua jelas dan gamblang,” ungkapnya.
Sehingga kata Jokowi, harapannya melaporkan tuduhan palsu ini membuat masalah tersebut menjadi jelas dan gamblang.
“Dulu kan masih menjabat, saya pikir sudah selesai ternyata masih berlarut-larut sehingga dibawa ke ranah hukum agar menjadi jelas dan gamblang,” bebernya.(wartakotalive.com)