Beritaterheboh.com - Pihak Istana menyebut pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto sama sekali tidak membahas Imam Besar F...
Beritaterheboh.com - Pihak Istana menyebut pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto sama sekali tidak membahas Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab. Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengaku pemulangan Habib Rizieq tidak ditentukan oleh pihak Istana.
"Kepulangan HRS (Habib Rizieq Syihab) adalah keputusan beliau sendiri yang tentukan bersama tim hukumnya sehingga bukan ditentukan oleh Istana," kata juru bicara PA 212 Novel Bamukmin kepada wartawan, Sabtu (13/7/2019).
Novel mengatakan gagasan memanfaatkan rekonsiliasi untuk pemulangan Habib Rizieq juga bukan berasal dari PA 212. Dia menyebut gagasan itu adalah usul dari Eks Koordinator Jubir BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak.
"Itu syarat dari Bang Dahnil Anzar bukan dari kami," ucap dia.
Dia menyatakan Habib Rizieq akan menentukan sendiri soal kepulangannya ke Indonesia meski tidak ada dukungan pihak manapun. Selain itu, dia meminta penghentian kriminalisasi ulama.
"HRS (Habib Rizieq Syihab) akan tentukan kepulangannya bersama tim hukum baik ada dukungan atau tidak ada dukungan dari pihak manapun, namun kami meminta untuk stop kriminalisasi ulama dan penzalimannya," tutur dia.
Saat ini, lanjut dia, tim hukum Habib Rizieq sedang menelusuri asal usul dugaan pencekalan terhadap Imam Besar FPI itu. Dia menduga ada oknum pemerintah yang bermain pencekalah terhadap Habib Rizieq.
"Tim hukum akan menelusuri dulu pencekalan yang masih berlangsung sampai saat ini karena pemerintah saudi tidak ada sangkut pautan terhadap HRS (Habib Rizieq Syihab). Cuma siapa lagi kalau bukan oknum-oknum pemerintah yang bermain, yang takut ketika HRS (Habib Rizieq Syihab) balik ke Indonesia," kata dia.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung sebelumnya menjelaskan dalam pertemuan Jokowi dan Prabowo sama sekali tidak dibahas masalah Habib Rizieq ataupun masalah hukum lainnya. Keduanya disebut sepakat mengakhiri polarisasi pendukung selama Pilpres 2019.
"Nggak ada pembahasan itu sama sekali. Tidak ada pembahasan, baik yang ada di MA ataupun pemulangan seseorang dari mana pun, tidak ada sama sekali pembahasan itu," ujar Pramono di Fx Sudirman, Jakarta, Sabtu (13/7).
Sementara itu terkait dugaan adanya instansi yang mencegah kepulangan Habib Rizieq, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sudah angkat bicara. Kemlu mengaku baru mendengar hal itu dan menyebut orang sangat mudah mengatasnamakan sesuatu.
"Saya hanya bisa bilang saya baru dengar hal itu, saya baru dengar soal hal itu. Saya tidak bisa mengkonfirmasi apa pun, mungkin orang sangat mudah mengatasnamakan satu hal," kata Plt Juru Bicara Kemlu, Faizasyah, saat dihubungi, Sabtu (13/7).
Prabowo Bertemu Jokowi, PA 212 Angkat Kaki
Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengatakan sudah tak lagi bersama Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan akan terus meneruskan perjuangan mereka. Sikap itu diambil setelah Prabowo dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu serta sepakat mengakhiri istilah 'cebong' dan 'kampret'.
"Secara pribadi, istilah 'sepakat akhiri cebong dan kampret' itu istilah buat Prabowo sendiri, kami bukan bagian dari apa yang Prabowo atau Jokowi sebut, karena buat kami, perjalanan perjuangan ini harus berlanjut," kata juru bicara PA 212 Novel Bamukmin kepada wartawan, Sabtu (13/7/2019).
"PA 212 sudah kembali kepada khitoh semula, yaitu sudah tidak lagi bersama partai mana pun, juga Prabowo atau BPN (Badan Pemenangan Nasional)," imbuhnya.
Novel mengatakan PA 212 masih akan terus berjuang untuk melawan kecurangan. Dia juga mengungkit kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"Sudah tidak lagi bersama Prabowo-Sandi, juga BPN-nya, karena kami tidak bisa toleransi terhadap kecurangan, bahkan sampai korban nyawa, baik tragedi berdarah 21-22 Mei 2019 atau petugas KPPS kurang-lebih 500-an lebih yang wafat tidak wajar," ucapnya.
Meski begitu, Novel mengatakan PA 212 akan tetap berada di barisan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab. Dia menyebut akan tetap menunggu arahan dari Habib Rizieq dan ulama.
Sementara, Ketua Divisi Hukum PA 212, Hari Damai Lubis mengaku agak kecewa jika Prabowo belum tabayun. "Bila PS (Prabowo Subianto, red) melakukan hal yang niat baik dan hasilnya pun baik untuk umat bangsa dan negara, alhamdulillah," kata Hari Damai Lubis terpisah.
Hari mengaku belum mengetahui apakah Prabowo sudah tabayun atau belum kepada ulama-ulama pendukung yang tergabung dalam Ijtimak Ulama. Jika belum, dia mengaku agak kecewa.
"Tapi bila benar ambil langkah-langkah politik oposan dan dihubungkan dengan yang riil (dilakukannya) ini, tidak atau belum sempat tabayun dengan para ulama pendukungnya (Ijtimak Ulama 1 dan 2), kami selaku Kadivhum PA 212 agak kecewa dan mungkin sejatinya beliau kurang paham tentang makna sami'na waatho'na yang pernah dinyatakannya dalam beberapa kesempatan," jelasnya.(detik.com)