Beritaterheboh.com - Saya dikirimi potongan koran tahun 1967 an tentang pembakaran 13 gereja dan beberapa sarana umum milik umat Kristi...

Beritaterheboh.com - Saya dikirimi potongan koran tahun 1967 an tentang pembakaran 13 gereja dan beberapa sarana umum milik umat Kristiani di Makasar sehingga totalnya menjadi 20 bangunan saat itu. Saya paham sejarah itu dan diakun yang dulu pernah saya bedah. Kalau anda ingin lengkap kronologinya bisa baca buku saya religionisasi Indonesia sejarah perjumpaan agama lokal dan agama pendatang. Lebih lanjut anda juga bisa baca buku hasil disertasinya Kang Mujiburrahman berjudul "Feeling Threatened: Muslim Christian realation in new Order Order Era", juga bisa baca artikel panjang dan hasil risetnya Mellisa Crouch, yang menyebutkan tidak kurang 1500 gereja telah dibakar sejak tahun 1967 itu, Crouch menyebutkan jumlah pembakaran gereja setiap pemerintahan, yakni Soeharto, Habibi, Gus Dur, Megawati, SBY. dan anda boleh melanjutkan penelitian berapa gereja lagi yang sudah dibakar era Jokowi ini.
Tahun 1967 itu hubungan Islam Kristen sedang sangat tegang, terkait dengan yang saya istilahkan "Proyek agamaisasi". Di zaman itu, setelah kurang lebih 2 tahun meletusnya G.30 S yang misteri itu siapa sebenarnya dalangnya, orang Indonesia dipaksa untuk beragama dan memilih salah satu dari 5 agama.
Sebelumnya tahun yang sama, Mendagri mengeluarkan surat edaran yanhg isinya melarang kebudayaan Tionghoa, seperti perayaan imlek dirayakan, otomatis agama Konghucu yang sebelumnya diakui menjadi salah satu dari 6 agama. Memang benar pada tahun 1969 berikutnya Agama Konghucu dihapus dari daftar agama resmi negara, seperti yang tercantum dalam UU No/1965. tentang PNPS.
Di satu pihak adanya kewajiban harus beragama dengan paksaan memilih salah satu dari 5 agama, jika tidak memilih beragama akan disebut PKI dan stigma Atheis (Agak kacau memang nalar bangsa kita dari dulu, Komunis langsung diidentifikasi sebagai Atheis). Di lain pihak agama Konghucu tidak boleh lagi merayakan keagamaan/bahkan sekedar imlekkan, karena Tionghoa diidentikan dengan Peking(Tiongkok) yang komunis. (anda bisa baca peritiwa 1962 bagaimana hubungan Soekarno dengan Peking). Itu cikal bakalnya dan Amerika bekerja disana terkait dengan penambangan Freeport.
Karena adanya paksaan dan kewajiban harus beragama dengan dalih Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, di lain pihak banyak eks anggota partai Komunis yang dianggap tidak beragama diuber dan ditumpas sampai cindil abangnya. termasuk agama lokal yang tidak diakui serta agama Konghucu yang dihapus dari daftar agama resmi, maka dengan sangat terpaksa mereka memilih salah satu agama dari yang 5 saat itu.
Singkat cerita, pemimpin Kristen, terutama Katolok yang baru atau belum lama mengadakan "Konsili Vatikan II) yang menjadikan Katolik mulai inklusif dan mengajarkan toleransi dengan keluarnya "Piagam Nostra Etate" yang banyak dipengaruhi teolog Karl Rahner dengan konsep "Kristen Anonim", banyak melindungi orang eks anggota PKI dari kejaran Tentara Orde Baru Islamist, demikian juga banyak pengikut agama lokal yang berlindung di Cemara Putih (Cemara putih dianalogikan Katolik). serta banyaknya penganut Konghucu yang pindah menjadi Kristen, maka otomatis kuantitas Kristen meningkat tajam atau 100 % lebih.
Sebelumnya jumlah demografi umat Kristen hanya sekitar 2-3 % saja. Efeke kebijakan melarang Konghucu dan memaksa beragama dari salah satu dari 5 agama yang diakui, jumlah Kristen menjadi 6-7 %. maka naik pitamlah orang-orang Islam saat itu. sedikitnya ada 2 juta penduduk Indonesia saat itu yang lebih memilih Kristen dibanding Hindu dan Budha.
Anda juga bisa membaca koran-koran zaman itu bagaimana propaganda dari Profesor HM Rasyidi dan kawan-kawannya. (HM. Rasyidi itu menteri agama pertama kali). Entah dapet surat kaleng darimana, tersebar berita tentang proyek Kristenisasi besar-besaran, yang sampai saat ini masih diyakini oleh Muslim Arab KW dan dari bumi datar. Katanya tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia 25 % Kristen dan Islam hanya 60 % sisanya Hindu Budha. Tahun 2020 jumlah Kristen meningkat menjadi 50 %, umat Islam jadi minoritas. dan tahun 2030, penduduk Indonesia 100 % sudah Kristen.hehehehehe
Pada saat yang sama tahun 1967, kebetulan orang Kristen dari sekte Methodis, itu mengurus dan meminta pendirian gereja di Meulaboh Aceh. Wah makin kebakaran jenggotlah Muslim Arab Kw zaman itu. Lalu ngamuk terjadilah pembakaran Gereja pertama kali di Aceh, disusul di Sumatera Selatan dan yang paling banyak terjadi saat itu di Makasar sebanyak 13 Gereja dan 7 bangunan lainnya. Kebetulan Wapres Yusuf Kalla saat itu ketua umum HMI Cabang Makasar dan terlibat memprovokasi pembakaran gereja karena darah mudanya, tp darah tuanya belum cukup berubah hehhee.
Nah demikian sekilas kronologinya. Efek pembakaran Gereja tahun 1967 itulah yang memicu diselenggarakan dialog antar agama, dan juga melahirkan SKB 3 menteri tahun 1969 tentang pendirian rumah ibadah yang kemudian diperbaharui tahun 2006 melalui Peraturan Bersama Menteri (PBM).
Termasuk dalam SKB 1969 itu tentang aturan bantuan luar negeri terhadap lembaga agama dan lain-lain yang menjadi salah satu sumber masalah diskriminasi di negeri multi agama ini.
Selamat membaca biar nggak terjebak hoax.


(fb.Sudarto Toto)