Beritaterheboh.com - Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ruhut Sitompul angkat bicara perihal pernyataan kontroversial Dosen Fil...
Beritaterheboh.com - Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ruhut Sitompul angkat bicara perihal pernyataan kontroversial Dosen Filsafat UI, Rocky Gerung yang menyampaikan pernyataan kontroversialnya dalam program acara Indonesia Lawyers Club (ILC).
Melalui akun Twitternya @ruhutsitompul, dirinya mengatakan:
"Gelar Profesor dianugerahkan oleh Forum Akademisi melalui Sidang Senat Guru Besar di Universitas. Rocky Gerung yang bukan profesor tapi bangga menerima gelar profesor melalui sidang jalanan, ya beginilah akibatnya menjadi profesor fiksi yang linglung. MERDEKA."
Gelar Profesor dianugerahkan Oleh Forum Akademisi melalui Sidang Senat Guru Besar di Universitas, "RG yg bukan Profesor tapi Bangga menerima Gelar Profesor melalui Sidang Jalanan, ya beginilah akibatnya menjadi Profesor Fiksi yg Linglung" MERDEKA.— Ruhut Sitompul (@ruhutsitompul) 11 April 2018
Menambahkan, Ruhut juga mengatakan jika Rocky tidak diizinkan lagi mengajar di UI karena tidak memenuhi kualifikasi sebagai dosen.
Ruhut juga mengatakan jika Rocky mengidap stroke mulut di mana yang ia bicarakan tidak sejalan dengan pikirannya.
"Ha ha ha pantas do'i makin linglung, Beliau tidak diizinkan lagi mengajar di UI karena tidak memenuhi kualifikasi sebagai dosen.Ya makin jauh dong menerima gelar profesor yang asli.
Kita mengenal stroke ada stroke mulut jadi apa yang dibicarakan tidak sejalan dengan pikirannya. MERDEKA"
Nama Rocky Gerung sudah tak asing di kalangan akademisi. Ia adalah dosen di perguruan tinggi negeri ternama, Universitas Indonesia. Rocky Gerung mengajar filsafat di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.Ha ha ha pantas Do'i makin Linglung, "Beliau tidak diizinkan lagi mengajar di UI karena tidak Memenuhi Kualifikasi sebagai Dosen, ya makin jauh dong menerima Gelar Profesor yg Asli" Kita mengenal Stroke ada Stroke Mulut jadi apa yg dibicarakan tdk Sejalan dgn Pikirannya MERDEKA— Ruhut Sitompul (@ruhutsitompul) 12 April 2018
. .Gimana nih @univ_indonesia punya dosen "FIKSI"?? pic.twitter.com/TAMYQMTi4F— Keyla (@Alfdelyn) 11 April 2018
. .Saya ngak tahu siapa yang memberi gelar Prof. Rocky Gerung, padahal ia hanya tamatan S1 (lihat di web UI) dan tamatan S1 tidak boleh menjadi dosen apalagi menyandang gelar Profesor (Aturan DIKTI).— Adi Safyan Yahya (@adisafyanyahya) 11 April 2018
. .Kenapa semua orang memanggil @rockygerung dengan Profesor? Setau saya dia cuma lulusan S1 makanya dia tidak mengajar lagi di UI.— Yoyo (@OnlyAboutFact) 10 April 2018
. .Pasti benar. Ketika UI mengharuskan seorang dosen harus lulusan S2, @rockygerung tidak bisa mengajar lagi di UI. Silakan @rockygerung memberikan klarifikasi. Saya cuma ingin meluruskan. Saya tidak suka memfitnah orang. https://t.co/sOMCK2DmJe— Yoyo (@OnlyAboutFact) 11 April 2018
Katanya beliau ini sudah bukan dosen di UI, karena menjadi dosen di PT itu standarnya minimal bergelar S2. Nah beliau ini cuma bergelar S1 trus kenapa bisa dapet gelar Profesor yah?! Oohh mungkin beliau ini staf di perpustakaan UI & gelar "prof" nya didapat dari perpustakaan?! 🤔— MustofaKartaatmadja (@Kiki_Munky) 12 April 2018
Namun, salah seorang dosen Universitas Indonesia, Imami Nur Rachmawati, S.Kp., M.Sc menyatakan hal yang mengejutkan
. .Pak ga usah dipikirin omongan org itu. Kami di UI sdh tau yg bersangkutan tdk boleh lg mengajar krn tdk memenuhi kualifikasi. Hal yg logis klu ybs bicara ngawur krn mgk tdk puas dg hidupnya
. .Pak ga usah dipikirin omongan org itu. Kami di UI sdh tau yg bersangkutan tdk boleh lg mengajar krn tdk memenuhi kualifikasi. Hal yg logis klu ybs bicara ngawur krn mgk tdk puas dg hidupnya— ImaNRachma #J/YNWA (@inrachma) 12 April 2018
. .Tidak memenuhi kualifikasi itu maksudnya apa ya mbak?— vivatyahya (@vivattt) 12 April 2018
. .Dosen di PT itu minimal pendidikannya S2— ImaNRachma #J/YNWA (@inrachma) 12 April 2018
. .statusnya masih karyawan (eh, nyebutnya apa sih) ui?— afanafana (@afannna) 12 April 2018
Peraturan Dikti klu dosen ga memenuhi kualifikasi ya ditawarkan jd tenaga penunjang/administrasi atau pensiun. Kualifikasi itu berupa pendidikan & jabatan fungsional— ImaNRachma #J/YNWA (@inrachma) 12 April 2018
Cirpstory.com