Beritaterheboh.com - Di dunia maya beredar foto banner mengenai Kajian Dzhur dan Kajian Muslimah Ramadhan 1939 yang berisi jadwal dan nar...
Beritaterheboh.com - Di dunia maya beredar foto banner mengenai Kajian Dzhur dan Kajian Muslimah Ramadhan 1939 yang berisi jadwal dan narasumber kegiatan tersebut.
Kajian ini mengundang ustad dan tokoh-tokoh agama Islam yang akan membawakan berbagai tema dan dilakukan setelah sholat Dzhur selama bulan suci Ramadhan tahun ini.
Tapi sangat disayangkan panitia yang berasal dari pihak Indosat kurang teliti saat mengundang seseorang untuk menjadi narasumber. Pada tanggal 5 juni 2018 pihak Indosat mengundang Felix Y. Siauw sebagai narasumber, bukan rahasia lagi kalau dia adalah pendukung khilafah di Indonesia.
Salah satu persoalan serius dari gagasan Felix adalah ketika ia berbicara soal Khilafah. Felix memang diketahui adalah seorang aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Karena itu wajar bila ia mengadopsi gagasan-gagasan utama HTI antara lain soal Khilafah.
Felix, sebagai aktivis HTI, nampak sangat percaya dengan gagasan itu. Tentu saja, ia sepenuhnya berhak untuk mempercayai gagasan itu dan berusaha menyebarkannya kepada para pengagum dan khalayaknya.
Masalahnya, argumen Felix sebenarnya mengandung banyak cacat dan mungkin justru akan menjadikan dunia Islam semakin terpuruk.
Mungkin pihak Indosat lupa atau pura-pura lupa kalau belum lama ini pemerintah membubarkan HTI pada 19 Juli 2017 lalu, dengan mencabut status badan hukum organisasi kemasyarakatan tersebut.
HTI dinilai tidak menjalankan asas, ciri dan sifat ormas yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas), yaitu “tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945”.
HTI disebut mendakwahkan doktrin negara berbasis kekhilafahan kepada para pengikutnya.
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) juga menolak seluruh gugatan hukum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) atas keputusan pembubaran organisasi kemasyarakatan (ormas) tersebut oleh pemerintah Senin (07/05).
Selain itu, HTI dianggap berpotensi menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat serta membahayakan NKRI.
Sebaiknya Indosat tidak mengundang orang yang ingin mengganti dasar negara dari Pancasila dan UUD 1945 dengan sistem yang lain, karena ini sangat berbahaya bagi NKRI. Bahkan jika Indosat tetap berkeras mempergunakan Felix Siauw menjadi narasumber bisa-bisa Indosat akan diboykot oleh masyarakat Indonesia.(Melekpolitik.com)