Beritaterheboh.com - BPN Prabowo-Sandi mengingatkan kembali imbauan sang capres 02 yang meminta masyarakat tidak aksi di sekitar gedung M...
Beritaterheboh.com - BPN Prabowo-Sandi mengingatkan kembali imbauan sang capres 02 yang meminta masyarakat tidak aksi di sekitar gedung MK. PA 212 menyebut aksi yang dilakukan gerakan bela agama.
"Ketika kami mengambil langkah politik akan tetapi kami saat turun ke MK tidak lagi mengambil langkah politik karena gerakan kami adalah bela agama agar keadilan bisa ditegakan dan tidak melibatkan partai atau tokoh politik sebagai mana gerakan kami aksi bela islam 1410, 411, 212 tanpa urusan politik," kata juru bicara PA 212, Novel Bamukmin kepada wartawan, Minggu (23/6/2019).
PA 212, GNPF, dan sejumlah organisasi lain akan menggelar aksi mengawal sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Jumat, 28 Juni, saat pembacaan putusan sidang sengketa Pilpres 2019.
"Memang benar Prabowo dan Sandi telah menghimbau seperti itu dan itu kami sangat menghargai sebagai tokoh politik yang akan kami ikuti," lanjut dia.
Menurut Novel, aksi yang berada di MK tanpa unsur politik apapun. Sebab pihaknya sedang berjuang bela agama sampai keadilan bisa ditegakkan.
"Sekarang kami kembali lagi tanpa unsur politik karena partai selesai urusannya sampai 28 Juni, sedang kami berjuang bela agama sampai keadilan tegak," tutur dia.
Sebelumnya, juru debat BPN, Sodik Mujahid kembali menegaskan soal imbauan sang capres, Prabowo yang meminta masyarakat tidak perlu menggelar aksi di MK. Sodik pun meminta masyarakat menghormati proses persidangan di MK.
"Pak Prabowo dengan tegas dan jelas dan beberapa kali sudah mengimbau dan meminta tidak hadir di MK, karena kecurangan-kecurangan pemilu sudah resmi diajukan kepada MK. Ini tindakan yang sangat benar dan konstitusional," ucap Sodik kepada wartawan, Minggu (23/6).
Polisi Larang Aksi di MK, PA 212: Kami Damai dan Tertib
Polisi melarang adanya aksi selama proses sidang sengketa Pilpres di sekitar gedung Mahkamah Konstitusi (MK). PA 212 menyebut aksi sekaligus halalbihalal di gedung MK akan berjalan damai.
"Kami juga taat prosedur dan dengan itu kami sudah layangkan surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian agar kita bisa bekerja sama agar aksi didengar hakim MK dan juga masyarakat serta berjalan dengan tertib dan damai," kata juru bicara PA 212 Novel Bamukmin, Minggu (23/6/2019).
Novel menilai wajar polisi melarang aksi tersebut di depan gedung MK. Tapi ada tidaknya aksi itu juga jalan Medan Merdeka Barat ditutup, sehingga fungsi jalan berkurang.
"Hal yang wajar polisi menyampaikan sikapnya seperti itu dengan alasan menjaga ketertiban umum, namun sampai saat ini tanpa kegiatan aksi masyarakat yang membela kepentingan rakyat dan negara di jalan depan MK juga ditutup sehingga fungsi jalan berkurang," jelas dia.
Tapi lanjut Novel, aksi tersebut sangat penting demi untuk nasib bangsa agar bisa menegakkan keadilan yang berketuhanan sesuai Pancasila. Aksi juga dilindungi undang-undang dan HAM.
"Aksi ini kedepan agar negara ini bisa menegakan keadilan yang berketuhanan sesuai dengan Pancasila dan juga dilindungi oleh undang-undang dan HAM internasional," tutur dia.
Baca juga: PA 212 akan Aksi Kawal MK, TKN: Hakim Tak Bisa Diintervensi Aksi Jalanan
Selain itu, TKN Jokowi-Ma'ruf mengkritik rencana aksi damai PA 212 hingga GNPF di depan gedung MK. Direktur Hukum dan Advokasi TKN, Ade Irfan Pulungan meminta PA 212 tidak usah terlalu 'genit'.
Novel pun menanggapi Ade Irfan yang tidak mengerti perjuangan Islam untuk membela keadilan meski berasal dari partai berlambang kakbah. Ade Irfan disebut sedang menghalalkan segala cara dengan terstruktur, sistematis dan masif (TSM).
"Justru dia itu pembela politik mungkar yang menghalalkan segala cara termasuk dengan cara curang yang TSM dan diduga tidak jelas status pengacaranya, sehingga tidak heran kalau komentarnya seperti itu baik menyimpang dari agama dan konstitusi bahwa demo dilindungi oleh undang undang," tegas Novel sebagaimana dilansir detik.com
Dibully Warganet
Tetep harus ada aksi,apapun nama aksinya,gimana pun rintangan nya,biarpun banyak cacian.. Karena berkaitan dgn "urusan perut"..#MKbukanMahkamahAgama— gagalMemperbaruiProfil (@WdwiNugraha85) June 24, 2019
Bela agama...emang agamnya diapain....Konyol— MUHAMMAD BADRUZ (@MUHAMMA87136941) June 24, 2019
Kami akan tertib..— Aprilia (@ApriliaLin) June 24, 2019
Kami akan patuh..
Bla...bla ...bla
Begitu rusuh... Jawabnya: itu perusuh, bukan kami...
ngeles...— Bung Santo (@santo_bung) June 24, 2019
awalnya begono.
ntar mintanya bubar usai salat magrib.
setelah itu mintanya lagi setelah salat isya.
Pas dibubarin paksa karena sudah melanggar ketentuan UU, bilangnya POLISI anarkis dsb.
Gila ya kalian.
Kebebasan bukan cuma punya mereka.yg mau pake jalan buat kerja dll juga punya hak atas jalan yg di pake buat aksi.— juragan klop (@Acui26994002) June 24, 2019
Mbok ya nyari tempat yg enak nyaman adem buat halal bihalal men. Gausa ganggu2 hak pengguna jalan. Kasian lho yg masih niat kerja berangkat subuh pulang malem— Martinus Anggityo (@kribankk_) June 24, 2019
Kayaknya gedung banyak yg kosong, kenapa gak sewa gedung aja buat halalbihalal, sekarang mau di bungkus kaya gimanapun udh ketauan, aksi itu sebenarnya buat apa, kayaknya cuma golongan mreka aja yg punya seribu macam aksi.— mulyosumitro said (@enkie74) June 24, 2019