Beritaterheboh.com - Pergi ke pasar naik ojek Tidak lupa membeli cangkul Nadiem Makarim meninggalkan Gojek Demi mengabdi Go-S...
Pergi ke pasar naik ojek
Tidak lupa membeli cangkul
Nadiem Makarim meninggalkan Gojek
Demi mengabdi Go-School
Seisi ruangan tertawa. Ketua Komisi X, Syaiful Huda, mengawali rapat kerja perdana bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, dengan sebuah pantun.
Agenda rapat Rabu (6/11) siang itu meminta penjelasan Nadiem soal alasan ia ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Mendikbud. Komisi X, sebagai sub yang membidangi pendidikan, olahraga, dan sejarah, ingin mengetahui visi misi Nadiem selama ia menjabat menteri.
Selain pemaparan rancangan kerja, kumparan juga merangkum aksi Nadiem dalam rapat perdananya hari itu dengan DPR. Apa saja?
Tak dikawal voorijder dan mobil dinas
Nadiem seharusnya dikawal oleh voorijder atau patwal polisi seperti menteri lainnya. Namun, saat tiba di DPR pukul 13.10 WIB, Nadiem datang tanpa menggunakan mobil berpelat RI 27.
Nadiem memilih menumpangi mobil pribadinya, yakni Toyota Alphard berwarna hitam. Dia hanya didampingi tiga staf protokoler dari Kemendikbud.
Salah satu ajudannya, AKP Winarto, menyebut, Nadiem meminta tak ingin dikawal. "Untuk sementara enggak pakai, permintaan beliau (Nadiem) begitu. Kita hanya mengikuti permintaan," kata Winarto di Gedung Nusantara I, DPR RI.
Mengenakan pakaian batik biru, Nadiem yang tiba dengan membawa sebuah amplop bermotif batik itu langsung masuk ke ruang tunggu tanpa berkomentar ke awak media.
Nadiem mengaku gugup
Di depan anggota dewan, Nadiem mengaku baru kali pertama menginjakkan kaki ke dalam gedung DPR. Sebelum memulai pemaparan, Nadiem meminta anggota dewan memaklumi jika ia terlihat kagok.
"Pertama, mohon maaf kalau saya sedikit kaku-kaku. Ini pertama kalinya saya pernah masuk ke gedung ini. Jadi maaf kalau saya sedikit kaku, sedikit gugup. Tapi sebagai representasi milenial di pemerintahan kabinet Pak Jokowi, semoga saya tak mengecewakan generasi saya," kata Nadiem mengawali perbincangan.
Nadiem cuma bawa satu kertas halaman
Pendiri aplikasi Gojek itu berterus terang hanya menyiapkan selembar halaman untuk dipresentasikan. Meski begitu, paparan Nadiem tak singkat, lantaran ia membedah satu per satu poin yang tercantum di kertasnya.
"Saya akan lakukan paparan, tapi mohon maaf sebelumnya, paparan saya mungkin sedikit berbeda, hanya satu halaman yang akan saya sajikan dan saya akan bicarakan satu per satu," ujarnya.
Beberkan lima poin pokok rancangan kerja
Setidaknya ada lima poin pokok rancangan kerja yang ia tawarkan. Yakni, pendidikan karakter, deregulasi dan debirokrasi, meningkatkan inovasi dan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan teknologi.
"Pemuda kita harus bisa berpikir secara independen, berpikir secara kritis, dan bisa mempertanyakan informasi yang diterima," kata Nadiem.
Nadiem juga memandang perlu ada terobosan untuk deregulasi dan debirokrasi. Menurutnya, masalah regulasi sering menjadi faktor penghambat peningkatan mutu pendidikan.
"Akar permasalahan banyak sekali dari pemerintahan. Kita ingin tingkatkan mutu, tapi keluarkan peraturan. Keluarkan peraturan tapi kita lupa cek apakah peraturan itu meningkatkan mutu (atau tidak)," jelas Nadiem.
Nadiem juga akan fokus meningkatkan investasi dan inovasi. Dia menilai kebijakan pemerintah harus kondusif untuk menggerakkan sektor swasta.
"Presiden juga menyebut bahwa kita butuh investasi di sektor pendidikan yang jauh lebih besar, tapi kenyataannya sekarang kondisi regulasi kita kurang memadai untuk untuk membuat investasi di sektor pendidikan itu atraktif atau diminati banyak sekali halangan-halangan," tuturnya.
Tak hanya itu, Nadiem juga menekankan agar pendidikan dan kebudayaan Indonesia dapat mendorong anak menciptakan lapangan pekerjaan.
"Baik sistem pendidikan maupun budaya kita yang harus dua-duanya kita tingkatkan dari sisi competitiveness. Kita harus bisa menciptakan institusi pendidikan yang bukan hanya mencetak pekerja yang baik tetapi juga pencipta lapangan pekerjaan," tuturnya.
"Pendidikan adalah apa yang terjadi di dalam dua ruang. Di ruang kelas, antara murid dan guru, dan di rumah, antara orang tua dan anak," kata dia.
Berkelakar soal Pendidikan diganti Aplikasi Teknologi
Nadiem mengaku terhibur saat banyak gurauan tentang dirinya yang akan mengganti seluruh sistem pendidikan dengan teknologi dan aplikasi. Namun, Nadiem mengingatkan bahwa persepsi itu salah.
"Ini juga banyak ada persepsi salah, bahwa saya dijadikan menteri Kemendikbud karena semua akan diganti aplikasi. Saya cukup lucu ini, saya banyak baca," kata Nadiem.
Nadiem menegaskan aspek teknologi tak bisa menggantikan kehidupan manusia, begitu juga dalam pendidikan. Hubungan antara murid dan guru tak mungkin digantikan dengan kehadiran teknologi.
"Teknologi tidak akan mungkin bisa menggantikan koneksi, karena kenapa? Pembelajaran yang terbaik itu adalah koneksi batin. Murid dan guru yang terbaik itu bukan seberapa banyak informasi yang dia tahu, tapi yang punya koneksi kebatinan terkuat. Dari situlah timbul rasa percaya, baru itu anak bisa belajar," jelas dia.
"Pertama, yang harus saya klarifikasi pendidikan adalah apa yang terjadi di dalam dua ruang, di ruang kelas antara murid guru dan di rumah, antara orang tua dan anak. Itu kuncinya di dua tempat ini," ujar Nadiem.
Nadiem mengatakan, teknologi yang akan ia fokuskan nantinya hanya sebagai pelengkap dan pembantu kegiatan belajar mengajar. Dengan begitu, sistem pendidikan akan lebih efisien.
"Teknologi yang akan kita akan selenggarakan itu adalah pendorong, pembantu, apa yang terjadi di dalam ruang didik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di ruangan, itu bukan untuk menggantikan. Karena tidak mungkin digantikan. Seratus persen yakin tidak akan bisa," ucapnya.(kumparan.com)
Respon Komisi X Usai Rapat bersama Mendikbud Nadiem
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifuidian mengakui memang semua pihak awalnya berpraduga seperti Fadli Zon yakni kurang yakin dengan penunjukan Nadiem sebagai Mendikbud karena mantan bos Gojek itu tidak mempunyai latar belakang di dunia pendidikan. Namun, berdasarkan rapat kerja bersama Nadiem, Hetifah melihat sosok yang cepat menguasai isu yang digeluti.
"Awalnya memang kami pun dan mungkin pasti banyak orang memiliki praduga yang sama, jadi maksudnya dia tak punya latar belakang pendidikan, tapi kan kita harus hargai keputusan presiden. Pasti presiden cukup cermat dan itulah yang kita komunikasikan," kata Hetifah saat dihubungi, Kamis (7/11/2019) malam.
Dalam rapat kerja Komisi X DPR bersama Nadiem Makarim, anggota Dewan menggali tentang visi misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dititipkan. Mereka bertanya-tanya ke arah mana pendidikan ini akan dibawa oleh Nadiem sebagai Mendikbud, bukan hanya soal program kerja.
"Dari situ baru kita bisa menilai. Jadi saya kira kalau Pak Fadli Zon ikut rapat pasti dia pun akan berubah pikiran seperti kebanyakan kita semuanya," ucap Hetifah.
Hetifah mengaku mendapat jawaban-jawaban di luar dugaan ketika mendengarkan penjelasan Nadiem Makarim. Menurutnya, Nadiem tak menempatkan teknologi di urutan pertama dalam mengembangkan pendidikan. Nadiem disebut mengedepankan pendidikan karakter, perubahan internal Kemendikbud termasuk soal pemangkasan birokrasi yang dihadapi banyak guru baru kemudian soal teknologi. ( Selanjutnya klik DISINI )
Gayanya Mas Menteri @Kemdikbud_RI Nadiem Makarim, style millenial👍 pic.twitter.com/hhcxQEyP9A— Dede Budhyarto (@kangdede78) November 7, 2019