Beritaterheboh.com - Kejadian mengenaskan menimpa sebuah keluarga di Bandung, Jawa Barat. Karena meninggal dunia dalam kondisi demam ting...
Beritaterheboh.com - Kejadian mengenaskan menimpa sebuah keluarga di Bandung, Jawa Barat. Karena meninggal dunia dalam kondisi demam tinggi, seorang ayah divonis PDP virus corona Covid-19.
Tak hanya itu, foto KTP yang bersangkutan juga disebar oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Merasa tidak terima dengan kejadian tersebut, putrinya yang bernama Mega menceritakan kisah itu kepada publik lewat media sosial.
Ia merasa sakit hati mengetahui KTP ayahnya disebar dan dicap sebagai pasien yang meninggal dunia karena positif corona.
"Kemarin ayah saya baru meninggal, jam 3 subuh karena gagal jantung," tulis Mega @me666aw mengawali ceritanya di Twitter.
Ia pun menjelaskan kronologi kejadian mulai dari awal.
Kronologi Kejadian Ayah Meninggal Dunia
Ayah Mega yang memang memiliki riwayat penyakit jantung tiba-tiba divonis sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) corona saat dirawat di sebuah RS di Bandung.
Hal itu disebabkan karena suhu tubuh sang ayah yang semula normal tiba-tiba naik menjadi 39 derajat.
"Sekitar jam 11 atau jam 12 malam, ayah saya kembali dicek suhu tubuh. Suhu tubuhnya naik menjadi 39,5 derajat dan you know dokter jaga di sana bilang apa? Bu, suami ibu terindikasi COVID-19," kata Mega.
Karena vonis tersebut, keluarga Mega akhirnya tak diizinkan mendampingi sang ayah melewati sakaratul maut. Namun, mereka pasrah hingga nyawa sang ayah akhirnya tidak tertolong.
Keluarga Mega pun mendapat surat diagnosa dari RS yang menyebutkan kematian sang ayah disebabkan karena gagal jantung dan terindikasi COVID-19. Namun, Mega dan keluarganya masih menyangkal diagnosis tersebut.
Berdasarkan pengakuan Mega, sang ayah memang memiliki riwayat penyakit jantung selama tiga tahun terakhir.
Bahkan, selama satu tahun terakhir ayahnya tak pernah berpergian karena kondisi kesehatannya yang sudah menurun.
Karena alasan ini, Mega merasa peluang tertular COVID-19 sangat kecil. Ia sempat berpikir apakah ayahnya tertular dari dirinya karena hanya ia yang mobilitasnya cukup tinggi.
Namun, Mega dan keluarganya sama sekali tak menunjukkan gejala COVID-19 seperti batuk, demam, atau diare.
Pihak RS pun sempat menelantarkan jenazah ayah Mega dari jam tiga subuh hingga sembilan pagi karena alasan pasien yang bersangkutan PDP corona.
Tapi, keesokan paginya usai mengadakan rapat, para dokter sepakat bahwa kematian ayah Mega disebabkan gagal jantung.
"Sekarang terserah ibu jenazahnya mau dimandikan atau dibawa kemana. Ibu saya jawab, "Ya terus kenapa tadi dokter bisa mendiagnosis seperti itu?". Dan semua dokter di sana hanya bilang, "Maaf bu semua yang demam diindikasi COVID"," tulis Mega.
Tak hanya sampai di sana, jenazah sang ayah juga sempat hampir ditolak warga karena petugas ambulans yang mengantar jenazah memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Ayah Mega baru bisa dimakamkan setelah keluarga memberikan fotokopi surat kematian kepada warga setempat.
KTP Disebar dan Difitnah Meninggal Karena Corona
Tak lama berselang setelah pemakaman tersebut, Mega menerima kabar yang mengejutkan. Seorang warganet dengan nama akun @nurul.fauzia.rachman bertanya via DM Instagram kepada warganet lain yang merupakan tetangga Mega.
"Petugas RS-nya bilang positif. Gejalanya sama katanya," tulis @nurul.fauzia.rachman kepada tetangga Mega via DM Instagram.
P Corona (Twitter).
Ia pun turut melampirkan foto KTP ayah Mega hingga membuat gadis itu geram. Tak tahan dengan kabar simpang siur itu, ia akhirnya menghubungi langsung yang bersangkutan.
Namun, saat dicecar pertanyaan siapa yang menyebarkan KTP sang ayah, warganet tersebut tak mau mengaku.
Akibat informasi yang simpang siur, keluarga Mega saat ini menanggung beban. Hingga berita ini dibuat, Mega masih menunggu klarifikasi dari pihak RS atas insiden penyebaran foto KTP tersebut.
Twitter please do your magic! Jadi kemarin ayah saya baru meninggal, jam 3 subuh karena gagal jantung. Kronologi pertamanya dari selepas magrib, ayah saya badan nya udah dingin. Selepas isya dia mau buang air ke kamar mandi. Selesai buang air dia cuma bisa berdiri, badan nya kaku— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
gak bisa bergerak, buat jalan udah gabisa, duduk gabisa, dia cuma bisa berdiri. Saya yg dirumah perempuan semua gak bisa apa2, akhirnya saya minta tolong sepupu laki2 saya. Saya tinggal di lingkungan gang yang semua tetangganya respect. Akhirnya tetangga saya semua datang,
bantu ayah saya buat dibawa kerumah sakit. Tetangga satu gang bantu ngangkut ayah saya ke mobil pak RT, karena rs terdekat dari rumah saya muhamadiyah, akhirnya dibawalah ke rs muhamadiyah, ibu saya ikut. saya dan adik saya jaga rumah.
Sampai di rs (kronologi menurut tetangga dekat dan sepupu saya) di igd satpam memang standby dgn termometer tembak yg lg hits itu. Semua org yg masuk di cek suhu tubuh, termasuk ayah saya yg nafasnya sudah pendek. Di cek lah suhu tubuh ayah saya 36 derajat, normal.
Masuk igd, ayah saya masih hrs cek tekanan darah dll. Padahal posisi ayah saya nafas sudah pendek dan hanya diberi oksigen tabung. Lalu dgn kondisi ayah saya yg sudah sesak dan nafas pendek dia masih dipakaikan masker. Katanya untuk antisipasi.
Ibu saya yg panik, dan tidak tahu apa2 cuma bisa pasrah. Sekitar jam 11 atau jam 12 malam ayah saya kembali di cek suhu tubuh, suhu tubuhnya naik menjadi 39.5 derajat. Dan you know dokter jaga disana bilang apa? "Bu, suami ibu terindikasi covid-19"
Ibu saya yg panik, tidak bisa berpikir apa2 cuma bisa pasrah dan mengiyakan. Satu rumah sakit panik, "bu suami ibu harus isolasi. Ibu dan keluarga hrs isolasi." Ibu saya jawab, "ini yg nolongin suami saya ke rs 1 gang loh!" dijawab "wah 1 gang ibu harus isolasi"
Selanjutnya ayah saya disuruh ronsen. Oke lah ibu saya ikuti semua prosedur rs. Semua petugas rs pakai baju astronot, pakai helm. Setelah di ronsen ada titik2 putih di paru2 ayah saya, dan rs bilang "bu suami ibu harus dirujuk ke rshs" kondisi ayah saya sudah sakaratul maut
Ibu saya gak boleh masuk ruangan, gak boleh mendampingi ayah saya yg sedang sakaratul maut. Sampai akhirnya ketika ibu saya mengurus adm untuk rujukan ke rshs, ibu saya cuma dikasi kabar bu suami ibu udah ga ada. Gak ada yg ucapin kalimat syahadat ke kuping ayah saya.
Oke kami sekeluarga ikhlas memang sudah jalan nya seperti ini. Kami ikut semua prosedur rs dan kami dikasih surat kematian dan surat diagnosa yg tertulis ayah saya gagal jantung + pdp covid-19.
Untuk pergi solat jumat ke masjid pun ayah saya sudah ga mampu. Nafas menggunakan tabung oksigen. Posisinya ayah saya kakinya bengkak akibat penumpukan cairan tubuh karena kerja pompa jantung yg normalnya 70%, pompa jantung ayah saya hanya 20% yg bekerja.— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
Oke balik lg ke rs, ibu saya dipaksa menandatangani surat diagnosis tadi. Dan jenazah ayah saya dibungkus dengan selimut, dimasukan kantong jenazah, tidak boleh dimandikan, tidak boleh disolatkan, tidak boleh dilihat, dan disimpan di dalam ambulance dari jam 4 subuh.— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
Sementara ibu saya mau mengurus pemakaman, kalian tau apa yg terjadi di lingkungan rumah saya? Tetangga semua sudah berkumpul, saya keluar rumah mereka semua bubar menjauh dari saya. Tidak ada masjid yg mau memandikan, menyolatkan, dan mengafani jenazah ayah saya.
Sampai akhirnya kami dan keluarga ayah saya sepakat memakamkan ayah saya di makam keluarga ayah saya di daerah cikalong. Skrg ayah saya di cap pdp covid-19 tanpa rapid test, tanpa swab test, hanya karena demam tinggi menjelang sakaratul maut ayah saya, yg di cek oleh dokter jaga
Saya sbg anak paling tua sangat2 tidak setuju, saya ngurus sana sini, apalagi perlakuan rs dan tetangga yg awalnya mengucilkan kami, sampai rumah kami di semprot semua pakai desinfektan tanpa persetujuan kami. YA JENAZAH AYAH SAYA DIPERLAKUKAN SPT BINATANG.
tidak apa2 jika tidak diurus secara normal. Dia akan mati syahid, oke akhirnya kami ikhlas sekeluarga akan membawa jenazah ke pemakaman. Dan tahu apa yg terjadi? Jenazah ayah saya tidak boleh dibawa ditahan oleh pihak rs, hrs menunggu test dari dinkes. Harus visum.— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
MEREKA SEPAKAT KEMATIAN AYAH SAYA KRN GAGAL JANTUNG!Dan kalian tahu apa yg dikatakan dr jaga yg ketus itu? "Bu maaf, suami ibu meninggal karena gagal jantung, hasil ronsen di paru2 suami ibu cuma adanya bakteri2 karena pompa jantung yg tidak stabil.— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
Dan skrg jenazah ayah saya sudah dibiarkan dari jam 4 subuh sampai jam 10 pagi, hanya bisa ditayamumi. Ayah saya ditayamumi dan disolatkan oleh dokter yang sangaaaaaaaaaat baik hati dan shaleh. Singkat cerita ayah saya dibawa dgn ambulance menuju pemakaman keluarga saya.— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
Setelah debat yg panjang akhirnya warga menerima dgn syarat memfotokopi surat kematian ayah saya. Alhamdulillah ayah saya sudah dimakamkan semua berjalan dengan lancar. (Lanjut ke thread yg kedua ya !)— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
Saya bertemu dgn dokter yg menyolatkan jenazah ayah saya tadi. Dia menjelaskan secara detail dan rinci, dia mengusahakan surat keterangan. Tapi hasilnya pihak ts tidak mau memberi surat tsb dgn alasan skrg semua yg meninggal dgn kondisi demam dianggap pdp covid.— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
apa ada gejala covid, dan ada 1 pertanyaan yg bikin saya emosi. "Bu, apa benar jenazah bapak akan dimakamkan secara islam, tetapi dengan proses kremasi terlebih dahulu?" BANGSAAAAAAAAAAAAAT! disitu saya lsg emosi, TIDAK PERNAH KELUAR DARI MULUT KELUARGA KAMI PERNYATAAN SPT ITU!— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
Mulut masyarakat emang lebih jahat daripada virus! Sampai akhirnya ada kabar yg sampai ke tangan saya, kalau KTP ayah saya disebar dan dicap positif corona! Saya mau lampirkan screenshoot chat nya tanpa saya sensor, karena sudah mempublish KTP ayah saya dgn fitnah! pic.twitter.com/B68Jglbq6v— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
ya saya jg gak bisa bantu banyak kalo gatau siapa nama petugas rs nya yg nyebar. saya udah emosi banget saya ngamuk di rs. akhirnya saya pulang saya samperin tetangga saya yg dm2an sama temen nya itu. dia jg gak tau apa2. sampe akhirnya saya dm langsung ke org yg bersangkutan— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
ini saya lampirkan dm saya sama org itu, dia gamau jujur dan cuma bisa bilang gatau. sampe akhirnya dia ngilang mungkin karena takut. pic.twitter.com/5O0653mHWr— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
That really stupid question i ever heard! gak bisa apa orang nanya meg turut berduka cita, ayah km meninggal karena apa? SKRG INI EMANG BENER2 MANUSIA YG LEBIH JAHAT DARIPADA VIRUS! Apakah semua org yg mati di tengah wabah kaya gini tuh pasti karena covid?— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
Sikap masyarakat yg kaya gt malah nambah parah penyebaran covid di indonesia. Saya liat berita bertebaran warga menolak jenazah2 suspek sampe dilemparin batu. Apa kalian pantas disebut manusia?— MEGΔW (@me666aw) April 3, 2020
Update terbaru, lingkungan saya sudah bersih, bpk rt bpk rw sudah klarifikasi ke warga2nya, tetangga sudah datang bergantian kerumah untuk mengucapkan bela sungkawa. Alhamdulillah semoha kebaikan kalian semua dibalas oleh Allah SWT ☺— MEGΔW (@me666aw) April 4, 2020
katanya orangnya lg shock bgt skrg, dan suami dari mbak nurul sudah koordinasi dgn pihak rs muhammadiyah, katanya nanti senin atau selasa pihak rs muhammadiyah akan mendatangi rumah saya untuk klarifikasi. Semua percakapan saya dgn suami mbak nurul sudah saya rekam sbg bukti.— MEGΔW (@me666aw) April 4, 2020