Tujuan pawang hujan di MotoGP Mandalika pada Minggu (20/3/2022) lalu dinilai telah berhasil mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia k...
Tujuan pawang hujan di MotoGP Mandalika pada Minggu (20/3/2022) lalu dinilai telah berhasil mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia ke seluruh penjuru dunia.
Terbukti, pawang hujan langsung menjadi pembicaraan di media sosial yang kemudian viral.
Tidak hanya itu, sejumlah media asing juga ikut mengapresiasi dan mengulas soal pawang hujan sabagai bagian dari budaya Indonesia.
Menurut pengamat politik asal Cirebon, Sutan Aji Nugraha, para netizen +62 (Indonesia) maupun dunia, terbawa arus dan hanyut akan pawang hujan di MotoFP Mandalika.
“Itulah goal politic negara dan pemerintah dalam melancarkan gimmick marketing budaya dan pariwisata Indonesia secara gratis,” ungkapnya, kepada RMOL, Selasa (22/3/2022).
Menurut Sutan, politik itu adalah momentum. Maka dalam hal ini, harus diapresiasi kejelian kepemimpinan Jokowi dalam menjalankan taktik politiknya.
“Jadikanlah momentum-momentum nasional maupun internasional sebagai ajang promosi gratis tentang ke-Indonesiaan ke dunia,” kata dia.
Aksi pawang hujan MotoGP Mandalika Rara Isti Wulandari itu mendapat pengakuan dan apresiasi dari Motogp.
Dalam cuitannya, MotoGP menyebut Mbak Rara sebagai ‘master’.
“The Master,” cuit MotoGP saat itu.
Entah kebetulan atau tidak, tapi faktanya hujan kemudian mereda dan MotoGP akhirnya bisa digelar setelah ditunda beberapa kali.
“It Worked,” seru akun Twitter MotoGP.
Selanjutnya, akun Twitter MotoGP juga menyampaikan terima kasih atas aksi sang pawang hujan.
“THANK YOU for stopping the rain! #IndonesianGP 🇮🇩 #MotoGP #Motorcycle #Racing #Motorsport,” tulis akun media sosial MotoGP.
Sementara, Speedweek, media berbahasa Jerman bahkan menyebut pawang hujan Mbak Rara sebagai penyelamat MotoGP Mandalika.
“Jasa dukun hujan di Indonesia sering digunakan untuk acara-acara besar, seperti konser musik, pernikahan, hingga acara olahraga,” tulis Speedweesk.
Artikel yang ditulis Günther Wiesinger itu juga berusaha menggambarkan kondisi Sirkuit Mandalika saat itu.
“Apa yang tidak pernah dibayangkan orang lain benar-benar terjadi di sini,”
“Kondisinya (hujan) telah mereda secara signifikan,” imbuhnya.
Diceritakan, pawang hujan Mbak Rara secara khusus ditugaskan untuk menghalau badai, hujan dan petir di sirkuit sepanjang 4,3 kilometer itu.
“Di Indonesia, pawang hujan adalah orang-orang dengan kemampuan dunia lain yang diyakini masyarakat dapat mengendalikan hujan atau bahkan cuaca,” jelas artikel itu.
“Jasa pawng hujan di Indonesia banyak digunakan untuk acara-acara besar, seperti pernikahan, konser musik dan acara olahraga,” sambungnya. (ruh/pojoksatu.id)