Siapa sangka Presiden pertama Indonesia Ir Sukarno pernah mempersunting gadis Jepang bernama Sakiko Kanase sebelum akhirnya menikahi Naoko...
Siapa sangka Presiden pertama Indonesia Ir Sukarno pernah mempersunting gadis Jepang bernama Sakiko Kanase sebelum akhirnya menikahi Naoko Nemoto.
Pernikahan keduanya digelar di Hotel Daiichi di Kota Ginza di tahun 1958. Yoshiko Shimada menjadi saksi hidup pernikahan keduanya.
Diceritakan Yoshiko seperti dikutip dari Quora, usai menikah, sang proklamator memboyong istri kelimanya itu ke Jakarta. Keduanya tinggal di perumahan mewah di daerah Menteng Jakarta.
Menjadi istri Sukarno, Sakiko pun akhirnya memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Saliku Maesaroh.
Menetap di Jakarta, Saliku bekerja sebagai guru privat di salah satu perusahaan Jepang yaitu Kinoshita Trading Company. Iapun dipanggil dengan nama Bu Guru Basuki.
Namun, hidup Sakiko ternyata tak berakhir bahagia. Dirinya harus menelan kekecewaan yang sangat mendalam karena mengetahui SUkarno diam-diam menjalin kasih dengan Naoko Nemoto.
Tanggal 30 September 1959, Sakiko Kanase memilih mengakhiri hidupnya (harakiri). Sakiko yang malu dan kecewa, rela menyayat nadinya sendiri di dalam kamar mandi.
Lambert Giebels - penulis buku Sukarno, Biografi 1901 - 1950 - mengungkapkan, Sakiko malu lantaran Naoko Nemoto, hostes kedua justru menjadi isteri kesayangan Sukarno.
Profesi hostes memang cukup mentereng di rentang tahun 1950-1959 kala itu. Pekerjaan ini cukup mewah dan berpenghasilan tinggi. Para hostes cukup menemani para pria menghabiskan malam di klub klub.
Pekerjaan ini pun menjadi 'penyelamat' para wanita Jepang yang saat itu sulit mencari pekerjaan.
Dilansir dari majalah Vanity Fair, Volume 55 (1992:133), terungkap Sakiko Kanase dan Naoko Nemoto pernah bekerja di klub malam Benisbasha. Namun kemudian Naoko berpindah di klub malam Copacabana.
Meski lebih beruntung dari Sakiko karena menjadi istri kesayangan Sukarno, namun Naoko Nemoto menjalani hidup yang jauh lebih keras.
Pada tahun 1955, Naoko Nemoto harus bekerja sebagai pramuniaga di perusahaan asuransi Chiyoda sampai dirinya lulus sekolah lanjutan pertama ( SMP ). Namun setahun kemudian, Naoko pilih mengundurkan diri karena menerima gaji yang tidak cukup untuk biaya hidup.
Kesempatan menjadi hostes pun datang, ia pun menerima tawaran bekerja di klub malam Benibasha dan kemudian pindah ke klub malam Copacabana.
Kehidupan Naoko pun terangkat dari lembah hitam usai dinikahi Sukarno. Naoko Nemoto yang dinikahi Sukarno akhirnya mengganti namanya menjadi Ratna Sari Dewi.
Ratna beruntung bisa mendampingi Sukarno sebagai presiden sampai wafatnya pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso ( kediaman Ratna Sari Dewi Sukarno ).***